🌸🌸🌸
Namaku Azhiva Kaluna Senandika. Panggil saja Zi atau Zhiva. Aku anak pertama yang memiliki dua adik perempuan. Iya, kami tiga bersaudari. Umurku baru saja dua puluh tahun. Aku sekarang bekerja menjadi seorang barista di salah satu cafe yang cukup terkenal di kota ini, cafe milik sahabat ibuku.
Di umurku yang baru saja dua puluh tahun ini, aku harus bekerja mati-matian untuk menghidupi ke dua adikku itu sejak tidak ada lagi orang tua di hidup kami.
Ibu pergi, entahlah dia kemana sekarang. Sepertinya, ibu malu memiliki anak yang tuli seperti aku ini.
Aku benci dia, benci dengan segala alasannya untuk tetap pergi meninggalkan tiga orang putrinya sendiri di beratnya dunia yang berputar sekarang.
Kalau ayah, tidak ada bedanya. Ayah sudah memiliki keluarga baru. Tiga tahun ini, aku dan adik-adikku tidak lagi pernah mendengar kabarnya. Masih hidup atau tidak, aku bahkan tidak ingin tahu soal itu. Aku sudah terbiasa hidup tanpa mereka. Mereka yang meninggalkan ku dengan tanggung jawab yang begitu hebat.
Namun, aku sangat bersyukur masih memiliki dua manusia ini, adik-adikku. Dia adalah Thava dan Reva.
Cethava Ayudia Semenjana, panggil saja Thava. Umurnya dua tahun di bawahku, delapan belas tahun. Thava adalah adik yang manis. Dia pengertian, Thava yang paling mengerti aku. Meskipun sangat cerewet. Terkadang aku merasa, Thava sedikit mirip dengan ibu.
Thava baru saja kuliah, aku yang memintanya. Meski pada awalnya Thava menolak, katanya dia tidak mau menyusahkanku. Tapi sebagai kakaknya, aku ingin adikku bisa lebih segala-galanya di banding aku.
Kalau yang satu ini, namanya Revasha Prita Seraphina, panggil saja Reva. Dia adik bungsu ku, umurnya enam belas tahun. Reva masih sekolah, kelas sebelas SMA. Reva ini sekilas mirip denganku, tingkah laku kami tidak jauh berbeda.
Namun, Reva berbeda dengan Thava. Reva itu nakal. Semaunya sendiri. Tak jarang aku datang ke sekolah Reva untuk menemui guru kelasnya, karena hobi Reva memang berantem dengan teman-temannya.
Pernah suatu hari, adikku ini hampir di skorsing, karena memukul teman sekelasnya hingga tak sadarkan diri. Untung saja, alasan kenapa Reva seperti itu bisa diterima oleh gurunya.
Tapi ya sudah, selagi dia tidak neko-neko, aku selalu berusaha memaafkan kesalahannya, meskipun masih sering di ulangi lagi.
Hidup kami berjalan seperti semestinya saja, kami tidak selalu akur, namun juga sebisa mungkin saling memaafkan jika ada yang berbuat salah.
Kami tinggal di rumah lama kami, rumah yang dulu ditinggali saat keluarga ini masih utuh. Sebelum pergi, ayah meninggalkan rumah ini untuk anak-anak nya. Meski perginya dia hari itu, benar-benar melukaiku. Melukai kami semua.
Sekian tahun aku mencoba untuk bisa lebih kuat. Ternyata aku berhasil, aku berhasil untuk tetap baik-baik saja meski di beberapa kesempatan masih sering menangis.
Begitu dengan kedua adikku.
Namun Reva, dia masih seringkali menanyakan keberadaan ibu. Pertanyaan yang sangat aku benci.
Hidup yang sudah berat ini terasa semakin rumit saat tiba-tiba saja orang asing itu datang memasuki keluarga kami. Dia mengaku bahwa dia adalah adikku.
Namanya Issa, Marissa Gaura Lakshita. Gadis ini berkata bahwa dia bagian dari kami.
🌸🌸🌸
- Pelangi Tanpa Warna -
.
.
.
.
.Hai, semoga kalian suka!
Pembukaan dulu ya sedikit-sedikit. Semoga tertarik untuk mengikuti ceritanya sampai selesai nanti.
Oh iya, ada saran siapa lagi cast yang bisa dimasukkan ke cerita ini? Aku lagi bingung soalnya.
Tunggu Zhiva, Thava, Reva, dan Issa di bab-bab berikutnya yaa!
Makazee banyak dukungannya!
Disclaimer: Ini hanya cerita fiksi, karakter, kejadian dan lainnya hanyalah karangan semata. Jadi tolong untuk tidak di bawa ke real life, cukup nikmati apa yang di tulis dan semua karakter cukup hidup di dunia ini aja.
Selalu ambil semua hal baiknya dan tinggalkan yang buruk.
Zee you! 🦖
Minggu, 16 Juni 2024-
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Tanpa Warna
Teen Fiction"Kalian, keluargaku yang tersisa." Azhiva membenci ibu nya, membenci hal apapun yang membuat wanita itu meninggalkan dia dan adik-adiknya sampai hari ini, termasuk tentang sang ayah. Namun, Azhiva tidak mengerti, mengapa dia bisa luluh pada seseora...