~ Maaf atas perjalanan yang tidak sempurna, namun percayalah untukmu ku jual dunia. ~
•••
"Kalian, keluargaku yang tersisa."
Azhiva membenci ibu nya, membenci hal apapun yang membuat wanita itu meninggalkan dia dan adik-adiknya sampai hari ini, ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌸🌸🌸
"Deras banget."
Sepasang mata indah itu menatap kearah langit dari balik pintu kaca cafe Himawari. Suasana cafe saat ini sepi, sudah sejak pukul dua tadi sampai sekarang sudah hampir pukul setengah lima.
Azhiva tadi baru saja menjalankan kewajibannya untuk sholat ashar. Dipikir, hujan sudah reda. Ternyata belum. Apa mungkin ini alasan kenapa pengunjung tidak kunjung datang lagi?
"Sepi ya, Zi. Tumben," ucap Greta dari arah belakang. Wanita itu baru saja keluar dari dapur.
"Ya, mungkin rejeki kita hari ini sudah cukup, kak."
Azhiva berbalik arah, berjalan perlahan kearah kasir.
"Kamu beneran udah beli semua yang aku tulis?" Greta masih sibuk mengecek satu persatu belanjaan Azhiva tadi. Menyamakan yang gadis itu beli dengan apa yang tertulis pada struk belanjaan.
"Sudah kok, kak. Kenapa emangnya?"
Greta menatap Azhiva. "Permen yupi pizza ku mana?"
"Ih, Zi mah. Aku nungguin loh daritadi," eluh Greta dengan wajah cemberut.
Azhiva memamerkan deretan giginya dan memeluk gemas Greta. "Hehehe maaf ya Kak Gre. Nanti Zi beliin deh, gratis."
"Emang paling bisa ngerayu."
"Hehehe."
"Oh iya Kak Gre. Zi boleh cerita?" ucap Azhiva dengan wajah sedikit kagetnya. Gadis itu meraih tangan Greta dan menariknya untuk duduk di sebuah kursi.
"Ada apa sih Zi?"
Azhiva dan Greta duduk di sebuah kursi didekat kaca cafe. "Zi mau cerita soal— ibu."
Grete mengernyit. "Eh beneran? Kamu gak apa-apa?"
"Nggak, kak. Kali ini aku beneran mau cerita."
"Ada apa sama ibumu?" tanya Greta.
"Kak Gre bilang, ibu gak di sini kan?"
Greta mengangguk. "Yang aku tahu sejak dia pergi memang Shanum nggak di sini sih. Tapi, aku gak tau Zi tepatnya dia tinggal dimana. Kalau sekarang, entahlah. Udah lebih dari lima tahun ini aku gak kontakan sama ibumu itu."
Azhiva terdiam sejenak, merenungkan ucapan Greta barusan. Jujur sejak bertemu dengan wanita tadi di supermarket, Azhiva jadi terbayang sang ibu yang menghilang.