~ Maaf atas perjalanan yang tidak sempurna, namun percayalah untukmu ku jual dunia. ~
•••
"Kalian, keluargaku yang tersisa."
Azhiva membenci ibu nya, membenci hal apapun yang membuat wanita itu meninggalkan dia dan adik-adiknya sampai hari ini, ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌸🌸🌸
Ini adalah hari pertama Marissa bersekolah di satu sekolah yang sama dengan Reva. Marissa duduk sebangku dengan salah satu anak perempuan yang lumayan bawel, namanya Cella. Mungkin bisa di bilang dia teman pertama Marissa.
Kebetulan juga Marissa satu kelas dengan Reva. Bahkan sejak tadi, Reva terus memperhatikan gerak-gerik Marissa. Dia tidak mau kalau sampai gadis itu bikin masalah di kelas.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi beberapa saat lalu, Reva sedang membereskan peralatan belajarnya dan sesekali melirik ke arah meja Marissa yang ramai di datangi beberapa anak di kelas ini.
Issa kok baru masuk satu hari banyak banget yang mau temenan? batin Reva.
"Kamu kenapa sih Rev?" tanya Flodi di sebelahnya.
Flodi melihat arah pandang Reva. "Kamu liatin Issa ya? Kenapa?"
"Heran aja aku Flo. Masa baru satu hari teman dia udah banyak. Tebar pesona itu anak."
"Ya gimana ya Rev, Issa cantik, ramah, baik banget, ya pasti banyak yang mau temenan," jawabnya.
Reva mengangkat sebelah alisnya. "Lah aku? Masa udah dua tahun di sekolah ini temenku cuma kamu, cuma kamu yang mau temenan sama aku maksudnya."
"Gimana mau banyak teman? Kamu marah dikit aja nonjok. Ya mereka takut lah Rev," sahut Flodi.
"Lagian mereka-"
"Sutt, udah lah. Kamu mah emang senengnya begitu. Ayo pulang aja!"
"Kamu duluan aja Flo, aku sama Issa. Nanti kalau aku tinggal, pasti aku ditanyain Kak Zi kenapa gak ajak Issa bareng. Kak Zi sekarang keliatan sayang banget sama Issa," kata Reva.
"Cemburu ya kamu?"
"Ya iya lah, aku kan adik bungsunya. Eh malah Kak Zi nambah adek lagi, gimana aku gak kesal?"
Flodi menghela kasar nafasnya. Reva memang tidak pernah berubah. Masih emosian, cemburuan, dan ya seperti ini adanya. Dirinya juga bingung kenapa bisa kuat berteman lama dengan Reva.
Tapi, kalau dengan Flodi, Reva sering mengalah. Reva yang Flodi kenal berbeda dengan Reva yang orang lain tahu, mungkin itu sebabnya mereka bisa lama berteman.
"Ya udah aku keluar duluan ya, Rev."
"Hati-hati di jalan Flo."
Flodi berjalan keluar kelas, sedangkan Reva mendekati meja milik Marissa yang masih ramai oleh anak-anak kelas.
"Issa, ayo pulang!"
Teman-teman nya yang berada di sana melirik Reva bersamaan, membuat gadis enam belas tahun itu mendelik.
"Apa liat-liat?" ketus nya.
"Nggak."
"Sebentar ya Reva, aku beresin buku dulu," ucap Marissa.