Bab 12: Kak Zi Egois!

1.9K 325 16
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

"Reva aku haus, beli minum dulu ya."

Reva berdecak. "Yang bawa sepeda kan aku, kenapa kamu yang haus?"

"Ya gak tau, emangnya aku bisa ngira-ngira kapan haus nya?"

"Ngerepotin kamu mah."

Meskipun agak kesal dengan Marissa, gadis itu tetap membawa sepeda ini untuk menuju ke sebuah warung kecil di pinggir jalan untuk membeli minum lebih dulu.

"Turun!"

"Iya."

Marissa turun dari sepeda dan berjalan menghampiri warung kecil itu, Reva pun mengekor padanya. Marissa membeli sebotol air mineral berukuran tanggung lalu menghampiri Reva yang kini duduk di sebuah kursi plastik yang ada di sana.

"Cuma beli satu?" tanya Reva.

"Iya," sahut Marissa setelah meneguk air mineral yang di belinya.

"Kamu pikir aku gak haus juga? Padahal kan daritadi aku yang goes sepedanya," ketus Reva.

"Ya maaf, aku pikir kamu gak haus." Marissa pun menyodorkan botol yang di pegangnya kepada Reva. "Nih minum punyaku aja kalau mau. Soalnya uang aku cuma cukup beli satu."

Setelah menatap Marissa dengan sinis, mau tidak mau Reva menerima sebotol air yang gadis itu berikan. Dirinya haus juga, kalau di tolak, ah tidak, Reva butuh air. Akhirnya, Reva pun meneguk sebotol air yang Marissa beli.

"Sama-sama Reva," ucap Marissa dengan senyuman manis yang terkesan meledek bagi Reva.

"Udah ah ayo pulang, cepat naik!" Reva sudah kembali menaiki sepedanya, Marissa pun mengikuti. Dengan perlahan, Reva mulai mengendarai sepedanya lagi.

Tadinya suasana sempat senyap sejenak, namun sekarang tidak lagi, Marissa yang akhir-akhir ini banyak bicara mulai membuka suara. "Yang tadi beneran ibu kamu, Rev?"

"Iya. Aku yakin banget. Muka nya persis sama foto yang di simpan Kak Thava."

"Tapi kok dia gak kenal kamu ya?"

"Aku juga gak tau. Mungkin karena terakhir ketemu tuh aku masih kecil banget kali ya dan wajahku berubah."

"Lagian sih kamu pake nahan-nahan, harusnya kan aku bisa kejar dia tadi," marah Reva pada Marissa.

"Maaf ya Rev, aku kan gak tau."

"Percuma juga kamu minta maaf, ibu aku gak langsung kembali."

Reva tidak pernah berubah, gadis itu masih ketus saja pada Marissa. Walaupun kedua kakaknya sudah mulai membiasakan diri dengan adanya Marissa di rumah mereka.

•••

Azhiva dan Cethava baru saja menuruni sebuah bus kota yang tadi mereka naiki. Mereka baru saja kembali setelah mengantarkan Karina yang tiba-tiba saja pingsan tadi. Di sepanjang jalan dari rumah sakit, Cethava menyadari banyak yang berubah dari sang kakak, Azhiva.

Pelangi Tanpa Warna | end.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang