🌸🌸🌸
"Greta."
"Iya, ma?"
Greta baru saja sampai di rumahnya, wanita itu mendekati sang ibu yang baru saja turun dari lantai atas.
"Baju-baju lama kamu yang sudah tidak di pakai semuanya sudah mama pack dan sudah di kirim ke panti ya. Termasuk pakaian bayi yang ada di box itu," ucap mamanya.
Mata Greta mendelik mendengar apa yang baru saja mama nya katakan. "Mama pack juga baju yang di box?"
"Iya."
"Ma, kan aku udah bilang jangan dibuang," kesal Greta.
"Untuk apa? Daripada tidak berguna ya lebih baik mama buang saja. Lagipula anak itu sudah meninggal kan, untuk apa?"
"Cuma itu yang Gre punya, ma."
"Lupakan Greta! Anak itu cuma hal buruk buat hidup kamu. Bahkan kehadirannya aja kita gak ingin kan. Dia sudah tidak ada juga, untuk apa simpan barang-barang yang bahkan anak itu saja tidak pernah memakainya," jelas sang mama.
Greta menggeleng. Bibirnya sekarang bergetar dengan air mata yang menetes perlahan. "Itu bagi mama. Bagi Gre tidak. Meskipun kehadiran nya sempat buat Gre merasa buruk, tapi Gre sayang dia mah. Mama gak tau Gre hampir gila saat itu. Gre butuh banyak waktu buat sembuh bahkan sampai sejauh ini, selama ini. Gre simpan itu semua agar selalu bisa ngerasain kehadiran dia di sisi Gre, ma."
"Tidak usah berlebihan, yang berlalu biarkan. Lebih baik kamu pikirkan hidupmu sekarang. Kamu malah masih asik sendiri. Ingat umurmu sudah berapa tahun sekarang, Greta?"
"Terserah mama. Gre capek, Gre lagi malas debat." Greta berlalu mendahului sang ibu untuk segera menuju kamar.
Wanita itu berlari memasuki kamarnya, mengunci pintu lalu buru-buru meraih sebuah kotak kecil yang dia simpan pada laci lemari bajunya.
Sebuah topi bayi berwarna biru muda terlihat. Greta menangis, membawa topi bayi itu dalam dekapannya.
"Maafin mama."
Meski keduanya belum sempat untuk bertemu sama sekali, namun rasa sayang Greta tidak bisa digambarkan sebesar apa. Mau bagaimanapun, anak itu tinggal dalam kandungan nya selama 9 bulan 10 hari.
"Kita ketemu nanti ya, dikehidupan selanjutnya."
Untung saja topi ini dia simpan dengan baik, seandainya tidak, mungkin Greta tidak lagi bisa menyimpan apapun tentang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Tanpa Warna
Teen Fiction"Kalian, keluargaku yang tersisa." Azhiva membenci ibu nya, membenci hal apapun yang membuat wanita itu meninggalkan dia dan adik-adiknya sampai hari ini, termasuk tentang sang ayah. Namun, Azhiva tidak mengerti, mengapa dia bisa luluh pada seseora...