The One

428 44 16
                                    





Dulu saat Eunha masih kecil,dia selalu iri dengan teman-temannya yang punya ibu.Ibu mereka selalu menjemput di sekolah,memberi mereka pujian jika mendapat nilai bagus dan selalu menyiapkan bekal yang cantik untuk di bawa ke sekolah,sehingga bisa dipamerkan pada teman-teman di sekolah.

Tapi kenapa dia tak pernah bisa merasakan kebahagian itu??.

Dia tahu...dia tidak punya ibu,karena itulah dia tidak mungkin bisa merasakan kehangatan kasih sayang seorang Ibu seperti yang didapatkan teman-temannya.Hal itu masih belum apa-apa dibandingkan dengan—saat semua orang dewasa di sekitarnya selalu bilang 'karena melahirkanmu.Ibumu meninggal!!'.—sejak saat itu jiwanya yang rapuh selalu siap menyalahkan diri sendiri.Sejak saat itulah dulu,Dia berjanji tidak akan menyusahkan orang lain,terutama Ayahnya yang terlihat selalu sedih.

Hingga usianya 6 tahun,Ayahnya yang selalu sedih mulai terlihat binar- binar di matanya setelah menikah lagi dengan Choi Sooyoung.Wanita cantik yang sangat baik hati.

Sooyoung tak pernah memperlakukan Eunha dengan buruk sejak awal pernikahan,Eunha kecil sempat merasakan betapa bahagianya dicintai seorang Ibu selama beberapa bulan sebelum kemudian Sooyoung mengalami morning sickness parah di awal kehamilannya.

Eunha tetap suka dengan Ibu barunya—panggilan Eomma untuk Sooyoung begitu lancar keluar dari bibir mungilnya.Pada dasarnya hanya Sooyounglah sosok Ibu yang pernah dikenalnya.

Setelah Jung Wonyoung lahir,Sooyoung tetap memperlakukannya dengan sangat baik—membuatnya semakin menyayangi sosok Ibu yang ada dalam diri Sooyoung.

Tapi seiring berjalannya waktu dengan bertambah dewasa pikirannya,rasa iri itu muncul di hatinya yang merindukan kasih sayang dari seorang Ayah setiap kali melihat senyum Ayahnya ketika bersama Wonyoung.

Ayahnya memperlakukan Wonyoung dengan sangat baik,padanya pun sebenarnya tidak buruk—hanya saja dia benci di tatap dengan tatapan sedih dari Ayahnya—bukan tatapan penuh kasih yang Ayahnya lakukan untuk Wonyoung.

Eunha ingat malam itu di hari kelulusan SMPnya.Dia yang terjaga tengah malam dan hendak mengambil minum di dapur harus menghentikan langkahnya karena mendengar pertengkaran Sooyoung dengan Ayahnya.

"Apa maksudmu akan memindahkan Sekolah Eunha ke Seoul??."tanya Sooyoung malam itu—karena Eunha hanya menguping,dia tidak tahu bagaimana ekspresi Ayahnya.Yang dia tahu dan dengar—suara Sooyoung sangat serak seperti menahan amarah dan tangis.


"orang tua Ibunya ingin Dia disana."jawab Ayahnya datar.

"aku tidak akan membiarkan kau memaksanya pergi dari sini!!."ucap Sooyoung lagi dengan nada suara meninggi.

"aku sudah tidak bisa lebih lama lagi tinggal bersamanya.Wajahnya begitu mirip dengan Ibunya.Aku tidak ingin melukaimu dengan masih memikirkan Ibunya setiap kali melihatya saat ada kau sebagai istriku!."ucap Ayahnya lemah.

Sooyoung terdiam...








Sejak malam itu...Eunha sadar jika Ayahnya tidak menginginkannya.Dia langsung memutuskan untuk tinggal di Seoul bersama neneknya sejak SMA.Setiap akhir pekan saat mengunjungi keluarganya di Sokcho,Eunha lebih sering mendengar kedua orang tuanya bertengkar—dia tidak peduli—tidak mau peduli dengan masalah apapun yang membuat kedua orang dewasa itu bertengkar—yang dia pedulikan hanyalah Wonyoung yang selalu bilang merindukannya.

Dia tidak mau adik perempuan satu-satunya—Wonyoung merasakan kesepian seperti dirinya.Tapi yang terjadi sekarang malah sebaliknya.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mean to Be Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang