Hangat, membuat terpikat! ( #Part 2)

34 2 0
                                    

Keesokan harinya, Aku berjalan di depan taman kampus menuju ke aula untuk mengikuti kumpulan calon anggota UKM Bulutangkis.

Trening hitam, jaket merah, jilbab hitam dan tas raket melengkapiku hari ini. Setelah sampai di aula, Aku langsung memakai sepatu berwarna biru tua dan membawa raket.
Semua calon anggota UKM Bulutangkis dites permainan really point oleh kakak tingkat.

Sekarang, giliranku yang masuk ke lapangan untuk dites.

"Untuk peserta selanjutnya, Syafa Nurlaila dari jurusan Ilmu Al-quran dan Tafsir silakan masuk lapangan 5." Suara dari speaker terdengar jelas.

Ketika memasuki lapangan, ternyata Aku dites oleh kakak tingkat yang kemarin bertemu di perpustakaan.

'Kak rendy!?' Hatiku bersuara dengan mata yang membesar dan kedua alis terangkat.

Penyakit grogiku kambuh lagi. Namun segera beristighfar, mengucap basmalah dan kembali fokus pada permainan.

Alhamdulillah Aku memenangkan permainan itu dan lulus dengan nilai tinggi sehingga bisa masuk kelas A.

Setelah permainan selesai, Aku bersalaman dengan Kak Rendy dan juga wasit.

"Keren abisss !" Bisik Kak Rendy sambil bersalaman.

"Kakak ga kalah keren ko." Jawabku dengan nafas yang masih tercekat.

Kak Rendy hanya tersenyum dan segera melepaskan tangannya. 'dag dig dug'. Frekuensi jantungku semakin tidak terkontrol dan tiba-tiba saja terukir sebuah lengkungan ke atas di bibirku karena pujian Kak Rendy tadi.

Setelah selesai acara, Akupun beranjak dari tempat dudukku dan bersalaman dengan kawan-kawan juga kakak tingkat, namun hanya kepada yang akhwat saja.

Saat Aku melewati kak Rendy, beliau menghadangku dengan tangannya. Aku menghentikan langkahku untuk menghindari tangan beliau.

"Nanti tunggu di parkiran ya sebentar." ucap kak Rendy berbisik.

"Iya kak siap" Jawabku terburu-buru sambil menjauhi tangan Kak Rendy.

Akupun menunggu di parkiran. Dan setelah semuanya berhamburan pulang, barulah Kak Rendy keluar dari Gedung dan berlari kecil namun sedikit pincang, menghampiriku yang hampir gosong terkena sinar matahari selama 10 menit itu.

"Assalamu'alaikum." Kak Rendy mengucapkan salam sambil tersenyum lepas.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh." Aku menjawab sambil membalas senyuman Kak Rendy.

"Eh nunggu lama banget ya?" Tanya Kak Rendy sambil duduk lalu meneguk minuman.

"Engga juga kak." Jawabku malu-malu dan duduk 1 meter disamping Kak Rendy.

"Kakak tahu, kamu pasti lagi boong kan." Kata Kak rendy sambil menutup dan menyimpan botol minuman.

"Em....lumayan lama sih kak. Ya kurang lebih 10 menitan." Aku menjawab sambil memeluk kaki.

"Yaaa maafin ya... Soalnya tadi kumpulan panitia dulu bentar. Jadi agak lama deh." Kak Rendy mengungkapkan alasannya.

"Iya kak sans aja kali." Jawabku sambil terus memeluk kaki.

"Oh iya, ada apa ya kakak meminta Syafa nunggu disini?" Tanyaku sambil menengok ke arah Kak Rendy yang berada 1 meter di sebelah kananku.

"Hm. Laper nih. Makan dulu yu baru cerita." Kak Rendy mengalihkan pembicaraan.

"Berdua aja kak?" Tanyaku sambil membesarkan bola mata dan mengangkat kedua alis.

"Hm..yu ah yu makan." Kak Rendy mengalihkan pembicaraan lagi.

Merayu AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang