Tampan, mapan, sopan, idaman! (#Part 1)

52 3 3
                                    

Ini hari pertamaku masuk kuliah. Dengan memakai gamis panjang longgar berwarna hitam corak pink, berkhimar pink dan bersepatu pink, Aku berjalan dengan terburu-buru menuju ruangan kelas.

Setelah masuk kelas, Aku menempati tempat duduk paling depan dekat dengan meja dosen. Ya, karena Aku memiliki keinginan agar bisa akrab dengan dosen.

Ketika kelas sudah berakhir, Aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dekat Gedung Bulutangkis.

Aku memilih perpustakaan karena bagiku perpustakaan merupakan tempat ternyaman setelah masjid.

Disana Aku bisa membaca buku sesuka hati, menggunakan fasilitas Wifi serta bebas untuk berbaring. Ini persis seperti apa yang Aku lakukan saat Aku masih bersekolah di bangku SMA.

Aku duduk di meja dekat jendela setelah mendapatkan buku yang ku cari selama kurang lebih 10 menit itu.

Ketika sedang membaca buku, tiba-tiba pandanganku teralihkan kepada seorang lelaki yang duduk di depan mejaku . Mataku terus memandang dia yang tampan dan sopan itu.

Aku berusaha istighfar agar hatiku tidak berpaling dari Allah. "Astaghfirullah, maa fii qolbi ghoirullah." ucapku dalam hati sambil menundukkan kepala untuk kembali membaca buku tadi. Dan agar Aku bisa tetap menjaga imanku.

Beberapa menit kemudian, dia mengeluarkan beberapa camilan dan menawarkannya padaku.

"Assalamu'alaikum, apa kamu mau ini?" Dia menawarkan sambil meyodorkan makanannya.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullah, syukron." Aku menjawabnya sambil melemparkan sedikit senyuman padanya.

"Ini ambil aja kalo mau." Dia menawarkan kembali sambil mengangkat kedua alisnya dan menyodorkan makanannya lebih dekat.

"Tidak, terimakasih" Jawabku sambil menjauhkan tanganku dari makanan itu.

"Oh iya kenalin, nama saya Rendy Febriansyah. Kamu bisa panggil saya Kak Rendy. Pake y yaa bukan pake i." Dia menyerahkan tangan kanannya untuk bersalaman, sedangkan tangan kirinya masih memegang camilan.

Dag dig dug... Hatiku makin gak karuan. Aku gak percaya kalo dia bisa se care itu. Senang, takut, salang tingkah, grogi..ah perasaanku saat itu rasanyaa campur aduk.

"Saya Syafa Nurlaila." Jawabku sambil menelungkupkan tangan dan menundukkan pandangan.

"Oh iya, senang bertemu denganmu Syafa. By The Way, kamu mahasiswa baru ya?" Dia kembali bertanya sambil melihat-lihat ke arahku.

"Iya Kak. Ko tau?" Jawabku singkat sambil sedikit melirik kak Rendy.

"Ya karena baru liat. Jarang-jarang loh ada mahasiswa baru yang suka baca di perpustakaan." Timpal dia sambil memasukkan camilan ke dalam mulutnya.

"Oh gitu ya, Kak." Jawabku singkat tanpa melihat ke arah Kak Rendy.

"Ya seperti itu. Ambil jurusan apa, Fa?" Tanya Kak Rendy sambil mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

"Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir." Jawabku singkat sambil melihat Kak Rendy yang sedang mengeluarkan buku dari tasnya itu.

"MaaSyaaAllah.. Dulu Kakak juga hampir mau ambil jurusan itu." Kak Rendy menjelaskan.

"Oh gitu ya Kak. Kak Aku duluan ya, ada urusan mendadak. Assalamu'alaikum. " Aku segera membereskan buku-buku dan beranjak dari tempat duduk.

"Iya hati-hati. Wa'alaikumussalaam warahmatullah"Jawab Kak Rendy sambil melihat pergerakan yang perlahan melangkah jauh.

Sebenarnya Aku juga ingin mengetahui dan mengenalnya lebih jauh. Namun rasa penasaranku terkalahkan oleh rasa seganku terhadap kakak tingkat semester 7 itu.

Entah apa yang harus dilakukan ketika ngobrol tadi. Badan serta lidahku terasa kaku seketika. Keringat dingin mengalir di sekujur tubuh.
Pikiranku tak hentinya membayangkan mata Kak Rendy yang indah, hidungnya yang mancung, bibirnya yang pink dan tipis serta wajahnya yang glow up. Pakaian olahraga yang dikenakan itu membuat tubuhnya semakin indah dipandang.

"Astaghfirullah.." Aku menghentikan lamunan itu. Dan kembali berjalan menuju kamar di pondok pesantren Al-Kahf.

Apakah syafa akan terus bertemu lalu bersatu dengan Kak Rendy? Atau justru sebaliknya? Mereka tidak akan pernah bertemu apalagi bersatu? Atau... Mereka bertemu tapi tidak bersatu?

Tunggu part selanjutnya ya readers....sampai jumpa... :)✨

📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Jika dirasa bermanfaat, share sebanyak-banyaknya
📌 Jika ada kesalahan penyebutan hadis atau terjemahan Al-Quran, beri komentar untuk meluruskan.
📌 Terimakasih!

Merayu AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang