2 hari kemudian..
Setelah selesai shalat subuh, aku diminta untuk pergi ke kamar pengantin untuk di make up. Aku meminta untuk tidak terlalu menor agar tidak terkesan Tabarruj.
Dengan mengenakan gaun putih tulang, aku pergi ke kamar pengantin dengan membawa ponsel sambil mendengarkan murotal.
2 jam kemudian, Aku selesai di make up dan kemudian dipasangkanlah hijab Syar'i ke seluruh bagian kepalaku sampai menutupi dada. Dan tak lupa memakai cadar.
'Kamu seperti bidadari dunia. Namun, kamu juga harus bisa menjadi bidadari Syurga.' Ucapku dalam hati sambil bercermin.
Pukul 07.00 WIB, rombongan mempelai pria datang. Aku masih tetap di dalam kamar. Sampai pada kalimat,
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" yang diucapkan sangat lancar oleh Ustadz Azhar, yang kini sudah menjadi suamiku.
'Alhamdulillah, terimakasih Yaa Allah atas kelancaran yang diberikan pada acara pernikahanku dengan suamiku, Ustadz Azhar. Mudah-mudahan berkah dan bisa menjadi keluarga yang senantiasa selalu dekat dengan-Mu. Aamiin'. Do'aku dalam hati.
Setelah itu, Aku diminta untuk keluar dari kamar dan menghampiri suamiku di tempat akad tadi.
Deg-degan, grogi, keringat dingin mengalir di dahi dan sekujur tubuh, tangan kaki dan seluruh tubuh gemetar, ada rasa senang, terharu dan bahagia yang tidak tertampung saat itu.
Aku duduk di samping suamiku dan kemudian mencium tangannya. Ia pun mencium keningku.
Ini kali pertama Aku dicium laki-laki. Rasanya seperti terbang melayang, diangkasa ataupun lebih dari angkasa, hangat dan nyaman yang kurasa.
Dipertengahan acara, kudapati wajah Kak Rendy yang hadir ditengah-tengah kerumunan teman-teman bulutangkis. Dia tersenyum padaku.
Namun, dibalik senyumannya, Aku bisa melihat kekecewaan yang begitu mendalam.
'Maafkan Aku, Kak Rendy.' Hatiku melirih dan menatap suamiku sambil tersenyum.
Setelah selesai acara, Aku memasuki kamar pengantinku dengan memakai gamis dan khimar mocca.
Suamiku tengah duduk di pinggiran kasur. Aku duduk disampingnya. Kemudian, kita saling bertatap dan ia memegang ubun-ubunku seraya berdo'a :
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."
(ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya).Setelah itu, ia memintaku untuk berwudhu.
Akupun berwudhu dan segera kembali ke pinggiran kasur. Lalu ustadz muda itu menceritakan awal mula bisa jatuh cinta padaku.
"Saat itu, Aa melihat neng terjatuh, tampak kesakitan dan susah berjalan. Namun ketika aa menawarkan bantuan, Neng menolaknya.
Darisana Aa mulai tertarik karena Aa yakin Neng adalah wanita yang pandai menjaga diri. Lalu Aa pergi ke warung untuk membeli gula pesanan ummi, dan Neng pun menyusul Aa ke warung itu untuk membeli sebuah es krim.
Aa melihat Neng berjalan dengan susah payah menuju ke arah anak kecil yang menangis dan Aa lihat Neng memberikan es krim tersebut kepada anak kecil itu. Aa semakin penasaran dengan Neng.
Darisana, Aa mencari tau Neng anak siapa, orang mana, kuliah dimana, segalanya tentang Neng. Lambat laun Aa pun mengetahui bahwa Neng adalah salah satu santriwati di pondoknya Abba, dan Aa pun mencari tau Neng dengan melihat identitas Neng ke Bi Ayu, pemegang biodata santri.
Aa juga banyak bertanya ke Bi Ayu tentang Neng. Ternyata Neng memang orang baik.
Aa cerita lah ke Abba sama Ummi kalo Aa menyukai salah seorang santriwati di pondok pesantren Al-Kahf ini.
Dan kebetulan, Abba sama ummi sangat dekat dengan keluarga Neng. Aa minta ke Abba untuk menjodhkan Aa sama Neng. Ibu Neng menyetujui itu.
Kemudian, Aa ketemu kembali sama Neng di acara ulang tahun Rendy, teman Aa. Dan memberikan secangkir sirup rasa Strawberry ke Neng yang selalu mengkhayal dan berharap agar bisa berjodoh dengan Rendy, memberikan sapu tangan kesayangan Aa ke Neng yang tengah menangis sambil berlari menuju toilet itu. Dan terakhir, Neng udah mulai berani curhat sama Aa kalo Neng sakit hati melihat Rendy sudah mau menikah dengan perempuan lain.
Sebenernya, Aa juga sakit hati ketika tau bahwa Neng sakit hati karena Rendy. Seperti tidak ada harapan untuk Aa bisa memiliki Neng. Namun, Aa terus berdoa, terus merayu Allah agar bisa mendapatkan Neng, agar bisa yakin bahwa Neng adalah jodoh dunia akhirat Aa.
Dan alhamdulillah. Qodarullah, Aa akhirnya bisa menikahi Neng. InsyaaAllah Aa percaya, Neng adalah istri shalihah kebanggaan keluarga, Anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan Ibu yang bisa menjadi panutan untuk anak-anaknya.
Mari kita membangun keluarga se-Syurga Neng. Saling mengingatkan ketika ada kesalahan. Neng adalah madrasah pertama untuk anak-anak kita kelak, dan Aa yakin Neng bisa jadi madrasah terbaik yang bisa mencetak anak-anak yang berkualitas, shalih/shalihah dan tangguh." suamiku menjelaskan.
Akupun memeluk suamiku yang telah bersabar menghadapi semuanya hingga berbuah manis yakni kami bisa menikah.
Akupun ditidurkan dipahanya sambil membicarakan target-target kita setelah menikah dan setelah punya anak.
"Neng mau langsung punya anak, atau kita pacaran dulu beberapa bulan? Honey moon gitu loh." ucap suamiku sambil mengelus dahi dan pipiku.
"Kayanya lebih enak honey moon dulu ya A. Pen honey moon ke Madinah, Makkah, Tareem, Yaman, Turki dan negara-negara yang bercorak islam, A." Pintaku sambil terus mengelus tangannya yang sedang mengelus pipiku.
"Baik tuan putri. Akan ku turuti keinginanmu." Jawab suamiku sambil mencium dahiku.
Aku beranjak bangun dari tidurku.
"Yasudah A, udah malem nih. Waktunya istirahat. Lailatuka sa'idah suamiku yang paling ganteng sejagat raya." Ucapku sambil mencium tangan dan pipinya.
"sa'idatul mubarokah istriku, bidadari syurgaku." Jawab suamiku sambil memeluk dan menciumku..
"Oh iya A. Sebentar lagi wisuda. Nanti setelah wisuda kita langsung berangkat ke Madinah dulu ya. Ga sabar nih pengen honey moon ke Madinah." Pintaku sambil menggenggam kedua tangan suamiku.
"Iya, Sayang.. Kemana aja bebas terserah kamu. Aa ngikut." Gus menggodaku sambil mencubit hidungku.
"Tapi A, Syafa pengen tinggal permanen di Madinah. Gimana menurut Aa?"Tanyaku sambil melihat mata suamiku.
"Kamu ini, mau tidur aja banyak nanya ya Neng. Udah, besok lagi aja ya sayang."Jawab Gus sambil mencium kembali pipiku.
Gus kembali mencium keningku dan mengelus rambutku sampai tertidur.
Tunggu part selanjutnya ya readers....sampai jumpa... :)✨
📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Jika dirasa bermanfaat, share sebanyak-banyaknya
📌 Jika ada kesalahan penyebutan hadis atau terjemahan Al-Quran, beri komentar untuk meluruskan.
📌 Terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayu Allah
عاطفيةSyafa Nurlaila, gadis mungil yang mencintai kakak tingkatnya dalam diam. Setelah merasa nyaman dengan kating itu, Syafa justru ditinggal nikah oleh kating tersebut. Namun ternyata, ada sosok ikhwan yang diam-diam sering memperhatikan Syafa karena ik...