Pesan tersirat (#Part6)

10 0 0
                                    

Kajian segera dimulai.

Moderator mengatakan bahwa Ustadz yang biasa mengisi kajian disini berhalangan hadir dan akan digantikan oleh ustadz yang lain.

Aku mengeluarkan buku catatan kajianku dari tas berwarna hitam mungil.

Ketika melihat ke arah tempat ustadz duduk, Aku mendapati wajah yang tak asing bagiku.
Ya, dia ustadz muda yang tadi pagi menyapa.

Langsung ku tundukkan pandanganku karena malu. Aku kira, dia hanya santri biasa. Ternyata dia ustadz beneran. Dan Aku pikir beliau akan menjadi peserta kajian hari ini, ternyata pemateri.

Setauku, tidak mudah untuk bisa duduk di bangku tersebut. Harus melalui seleksi yang lumayan ketat dan banyak persyaratannya.

Salut, bangga, senang dan bahagia yang aku rasakan saat itu karena bisa mengenalnya.

"Fa, itukan orang yang tadi nyapa kamu." Bisik Mika.

"Iyaa, Mik. Aku malu banget." Jawabku sambil menundukkan pandangan.

"Yeeh. Biasanya juga kan kamu gatau malu haha. Becanda, Fa." Gurau Mika.

"Hm kamu ini." Jawabku singkat.

Materi kajian kali ini membahas tentang nikah muda. Dan inilah materi kesukaanku karena bisa menentukan arah jalan agar tak salah dalam melangkah meuju masa depan yang cerah.

Dan aku jatuh cinta dengan sebuah kalimat yang dilontarkan ustadz muda itu,

"Untukmu perempuan...
Semanis apapun ucapan seorang lelaki, jika dia tidak pernah punya tujuan yang jelas untuk menghalalkanmu, ya lebih baik tinggalkan. Karena semakin kamu dewasa, maka akan semakin paham bahwa ucapan tanpa tindakan adalah penipuan."

Bayangan sosok Kak Rendy seketika melintas di pikiranku.

'Aku mencintainya, kita sering jalan, makan, latihan dan bahkan turnamen bersama. Dia tampan, mapan,  bisnisnya dimana-mana, tapi tak kunjung menghalalkanku. Apakah menunggu wisuda dulu baru akan menghalalkanku? Tapi sepertinya Kak Rendy akan menikah dengan Wanita kemarin. Jika Kak Rendy sudah mempunyai calon, kenapa dia mendekatiku?' berjuta pertanyaan muncul di benakku.

Di akhir kajian, ustadz muda itu menceritakan bahwasannya dia sedang mengagumi sosok gadis sederhana, cantik nan anggun dan sudah mengaguminya sejak lama.

"Nikah muda bukan persoalan yang mudah. Kita harus mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai ujian dari Allah, ilmu agama untuk mengendarai rumah tangga hingga ke syurga, dan juga calon istri yang shalihah.

Sekarang ini, saya sedang mengagumi sosok gadis, sosok santriwati Al-Kahf yang sangat pandai menjaga diri, shalihah, cantik, multitalenta. Dan Saya minta do'anya dari bapak ibu, akang teteh, adik-adik semuanya agar dipermudah dan diperlancar dalam proses khitbah. Saya akan mengkhitbah gadis itu secepatnya." Ujar Ustadz muda itu.

Aku yang semalam patah hati semakin remuk mendengar kalimat itu. Aku baru saja mengaguminya dalam diam, ternyata sudah mau mengkhitbah orang lain.

'Ketika Aku ditinggal nikah oleh orang yang Aku sayang, Kak Rendy. Apakah sekarang aku akan ditinggalkan nikah lagi oleh orang yang aku kagumi, Ustadz muda ?
Kutelan pahitnya kehidupan.
Dengan mengikhlaskan orang-orang yang ku sayang dan idamkan.
Skenario-Mu indah, Yaa Allah.
Aku yakin, suatu saat akan mendapatkan orang yang mencintai-Mu, mencintaiku dan aku cintai.'
Hatiku berontak dan tak sadar aku meneteskan air mata.

Ternyata ustadz muda itu mengetahui bahwasannya aku menangis. Karena kebetulan Aku duduk di barisan paling depan jajaran akhwat.

"Untuk wanita yang sudah ditinggal nikah oleh orang yang disayanginya, janganlah menangis. Mungkin itu cara Allah menjauhkanmu dari orang yang kurang tepat untukmu.

Dan kalian harus yakin, bahwa skenario Allah tidak akan pernah salah. Skenario Allah selalu indah untuk hamba-Nya yang bersyukur. Untuk kalian, wahai para wanita tangguh yang ditinggal nikah, mudah-mudahan kalian segera diberi pengganti yang tak kalah indah oleh Allah."Ujar Ustadz muda itu.

Aku melemparkan pandangan padanya, ia pun melemparkan pandangannya padaku.

Mata kami saling beradu. Seperti ada kode tersembunyi dibaliknya.

Namun entahlah, hatiku sedang remuk, tak dapat menangkap kode apa yang dilontarkan ustadz muda itu.

Tunggu part selanjutnya ya readers....sampai jumpa... :)✨

📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Jika dirasa bermanfaat, share sebanyak-banyaknya
📌 Jika ada kesalahan penyebutan hadis atau terjemahan Al-Quran, beri komentar untuk meluruskan.
📌 Terimakasih!

Merayu AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang