Ke esokannya, Aku pergi ke kantin kampus untuk makan siang.Aku memesan nasi, telur balado dan sambal dengan ditemani es teh manis.
"Bu, pesanan saya nasi, telur balado, sambal sama es teh manis. Jadi berapa bu?" Tanyaku sambil mengeluarkan dompet pink yang disimpan di tas kecil hitam yang melingkar di tubuhku.
"Sudah dibayar mba sama temannya." Jawab ibu warung dengan melemparkan senyuman tulusnya.
"Waduh. Siapa yang bayarin bu?" Tanyaku sambil melihat ke arah sekeliling.
'Apa Kak Rendy ya yang bayarin ?' Hatiku bergumam.
"Tapi mba, dia tidak ingin diberi tahu pada siapapun." Ibu kantin melontarkan kalimat yang membuatku semakin penasaran.
Dari semester 1 sampai semester 3, Aku selalu makan di kantin tanpa membayarnya dan tanpa mengetahui siapa yang membayarnya.
Kedekatanku dengan Kak Rendy semakin terlihat belakangan ini.
Beliau sering mengajakku jalan-jalan, makan, nonton, latihan badminton bareng dan masih banyak kegiatan lainnya yang kita lakukan bareng-bareng.
Malam ini, Aku diundang oleh Kak Rendy untuk datang ke acara ulang tahunnya yang ke 23. Acara ini dilaksanakan dirumahnya pada pukul 20.00 WIB.
Akupun datang dengan menggunakan gamis pitch, khimar dan sepatu berwarna mocca dengan membawa kado di totebag yang Aku bawa.
"Eh Syafa, silakan masuk masuk sini." Kak Rendy menyambutku dengan sangat ramah.
Aku hanya memanggut lalu mengikuti jejak Kak Rendy.
Tiba-tiba Kak Rendy memperkenalkan Aku kepada kedua orang tuanya.
"Mah, Pah kenalin ini Syafa. Si gadis anggun yang cantik namun kadang cuek, jago bermain bulutangkis, hafal beberapa juz al-qur'an, juga pandai tilawah. Oh iya 1 lagi. Pandai merayu dan juga masak loh. Paket kumplit kan.." Kak Rendy Menjelaskan sambil tertawa kecil.
'Kak Rendy berlebihan amat dah.' Gumamku didalam hati.
"MaaSyaalah hebat sekali , Nak. Rendy ini memang sering cerita tentang kamu loh akhir-akhir ini. Dan baru kali ini dia berani cerita tentang perempuan ke Mama sama Papa. Oh iya, kamu jangan lupa dateng ke wisuda Rendy ya, Nak." Kata Mamanya Rendy.
"Hehe jadi malu tan, padahal Syafa ga sehebat yang diceritakan Kak Rendy loh. Oh iya tante, InsyaaAllah nanti Syafa usahain dateng." Jawabku dengan pipi yang mulai memerah.
"pokoknya mama tunggu kamu di wisudanya Rendy nanti. Yasudah. Yuk sini, Nak. Acaranya mau dimulai." Ajak mamanya Kak Rendy.
Akupun digandeng oleh mamanya Kak Rendy. Senang sekali rasanya bisa digandeng oleh orangtuanya Kak Rendy.
Lalu tiba-tiba ada sosok wanita berjilbab panjang yang menghampiri kedua orang tuanya Kak Rendy dan berpelukan dengan mama Kak Rendy.
Gandengan tangan itu dilepaskan mama Rendy dan beralih ke pelukan wanita itu.
"Tante apa kabar, Yaa Allah udah lama ngga ketemu." Ucap wanita itu.
"Alhamdulillah baik sayang. Kamu, apa kabar di Tareem?" Jawab Mama Kak Rendy.
'MaaSyaaAllah. Hebat sekali wanita ini mencari ilmu di Tareem.' Ucapku dalam hati sambil tersenyum pada wanita yang sempat melirik ke arahku itu.
Seketika Aku menjadi insecure, merasa tidak ada apa-apanya dibanding wanita itu. Dan ingin sekali rasanya menjauh dari mereka.
"Tan, Syafa gabung sama temen-temen yang lainnya dulu ya." Ucapku sambil tersenyum lebar ke Mama Kak Rendy
"Oh iya sayang hati-hati yah." Ucap Mama Kak Rendy sambil mengelus hijabku.
Akupun meninggalkan obrolan wanita itu dan mama Kak Rendy menuju kating yang Aku kenal.
Setengah jalan, lenganku ditarik oleh Kak Rendy.
"Syafa.." Kak Rendy memanggil sambil memegang lenganku.
"Maaf Kak, Syafa kurang nyaman dengan sikap Kakak. Ada apa Kak?" Kataku sambil menggerakkan lengan yang dipegang Kak Rendy.
"Oh iya, Fa maaf refleks." Alasan Kak Rendy
"Iya gapapa, Kak. Yang penting jangan diulangi." Kataku sambil tersenyum tipis kepada Kak Rendy.
"Iya. InsyaaAllah. Mau tanya, itu kenapa mata kamu berkaca-kaca?" Kata Kak Rendy.
"Eh. Engga ko gapapa, Kak. Ini tadi kelilipan. Jadi berkaca-kaca." Jawabku sambil mengucek mata.
"jangan bohong, Syafa. Coba cerita ke Kakak, ada apa." Kak Rendy memaksa.
"Engga, Kak. Gapapa. Oh iya ini hadiah dari Syafa. Semoga Kakak suka ya." Jawabku sambil tersenyum untuk menyembunyikan rasal sakit hati.
"Wah apapun isinya, Kakak pasti suka, Syafa. Oh iya, nanti kamu jangan terkejut ya.. Kakak, mau.."
Pembicaraan Kak rendy terpotong karena dipanggil oleh mamanya.
"Rendy .... Sini dulu, Nak" Ucap mamanya.
"Nanti kita obrolin lagi, ya Syafa." Ujar Kak Rendy sambil memegang kepalaku yang berbalut hijab mocca itu.
"Iya kak."Ucapku sambil tersenyum lebar dan melihat pergerakan Rendy yang mendekati mamanya.
'Kak Rendy mau ngomong apa ya tadi. Apa dia mau melamarku malam ini, di hari ulang tahunnya?' Gumamku dalam hati.
"Astaghfirullah. syafaaaa apaan banget sih kamuu, berlebihan deh mengkhayalnya." Aku berkata kepada diriku sendiri sambil memegang kepala dengan kedua tanganku.
📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Jika dirasa bermanfaat, share sebanyak-banyaknya
📌 Jika ada kesalahan penyebutan hadis atau terjemahan Al-Quran, beri komentar untuk meluruskan.
📌 Terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayu Allah
RomanceSyafa Nurlaila, gadis mungil yang mencintai kakak tingkatnya dalam diam. Setelah merasa nyaman dengan kating itu, Syafa justru ditinggal nikah oleh kating tersebut. Namun ternyata, ada sosok ikhwan yang diam-diam sering memperhatikan Syafa karena ik...