Sapaan itu membuat penasaran (#Part 3)

15 1 0
                                    


Saat berjalan pulang menuju pondok Al-Kahf, Aku tidak sengaja menginjak batu yang membuatku terjatuh.

Akibatnya, pergelangan kakiku sakit. Aku sedikit memijat pergelangan kaki yang sakit itu dan tiba-tiba, ada sosok pemuda menawarkan bantuannya padaku dengan suara yang sangat lembut.

"Apakah kamu memerlukan bantuan?" tanya nya.

"Tidak terimakasih." Jawabku sambil terus memijat pergelangan kaki.

"Yasudah kalo gitu. Assalamu'alaikum" Dia memberi salam.

"Wa'alaikumussalaam warahmatullah." Jawabku sambil berusaha untuk berdiri.

Aku tidak sempat melihat wajahnya. Aku melihatnya dari belakang dengan mengenakan sarung, memakai peci dan koko berwarna mocca. Akupun kembali melanjutkan perjalanan dengan bersusah payah.

300 meter berjalan, Aku melihat ada anak kecil yang menangis. Akupun menghampirinya.

"Nak, kenapa kamu nangis sayang?" Tanyaku pelan sambil menenangkan.

"Es krimku jatuh, Kak. Itu es krim kesukaanku." Jawab anak kecil itu dengan disertai tangisan yang tiada hentinya sambil menunjuk es krim yang sudah terjatuh ditanah.

"adek beli es krimnya dimana? Biar nanti Kakak belikan yang baru." tanyaku kembali sambil mengelus kepala yang berjilbab hitam itu.

"Disana, Kak." kata anak kecil itu sambil menunjuk pada salah satu warung yang lumayan jauh di sebrang jalan raya.

"Yasudah adek tunggu disini. Kakak beli es krim dulu ya dek." Jawabku sambil mencubit pelan pipinya yang tembem.

Akupun berjalan ke arah warung yang dimaksud.

Disana, Aku kembali melihat pemuda yang mengenakan sarung dan peci tadi.

'sarungnya ko sama kaya orang yang tadi menawarkan bantuan ya.' Ucapku dalam hati.

Ketika Aku melihat ke arahnya, ternyata dia pun menengok ke arah tempatku berdiri.
Mata kami beradu, dan hanya saling tersenyum.

Setelah selesai membeli es krim, Aku langsung pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun kepada pemuda yang sedang sibuk mengambil camilan itu.

Ketika Aku sudah hampir sampai ke tempat anak kecil tadi, Aku sempat menengok ke warung tadi terlebih dahulu.

Didapatkan wajah pemuda tadi sedang melihat ke arahku sambil menunggu pesanannya yamg sedang dihitung oleh Ibu warung. Aku tidak memperdulikannya, namun ada penasaran di dalamnya.

Lalu kemudian Aku menghampiri dan memberikan es krim kepada anak tadi.

"Adek, ini es krim yang adek mau. Jangan nangis lagi ya sayang." Aku menenangkan anak kecil tadi dengan pelukan dan mengantarkannya kepada orang tuanya

Di keheningan malam, dimana ini adalah jadwal jam para santri untuk tidur. Namun karena kakiku masih sakit, Aku meminta bantuan kepada temanku yang kebetulan masih terbangun untuk memijatnya. Kebetulan teman kamarku jago dalam perihal memijat.

"Sa. Boleh ga Syafa minta tolong?" Tanyaku sambil memegang bagian kaki yang sakit.

"Boleh dong. Mau minta tolong apa, Fa? Kakimu sakit ya? Ko dipegang terus dari tadi." Jawab Nisa dengan keramahannya.

"Ya Allah, peka sekali kamu, Sa. MaaSyaaAllah terharu Syafa punya teman sebaik Nisa." Jawabku dengan mata berkaca-kaca.

"Bisa aja Syafa nih. Yasudah sini dipijit duli biar bisa berjalan dengan semestinya lagi." Kata Nisa sambil berjalan mendekat padaku.

"Terimakasih ya, Sa. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih." Kataku sambil memeluk Nisa.

"Aamiin Aamiin, Fa..Jazakillah khoyr shalihah...."Jawab Nisa sambil memelukku.

Pantengin terus setiap part nya ya readers✨
See u next part❤

📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Jika dirasa bermanfaat, share sebanyak-banyaknya
📌 Jika ada kesalahan penyebutan hadis atau terjemahan Al-Quran, beri komentar untuk meluruskan.
📌 Terimakasih!

Merayu AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang