'tok..tok..tok..' suara pintu kamarku diketuk ibu.
"Nak, Ayo salam ke Bu Nyai dan Pak Yai." Ucap ibu.
"I..iya bu sebentar ya.. Syafa siap-siap dulu." Aku menyaut panggilan ibu.
"yaudah jangan lama-lama ya,Nak." pinta Ibu.
'Gus siapaa lagi ini, Yaa Allah. Aku hanya ingin ustadz muda yang kemaren.' Gumamku dalam hati.
Dengan memakai gamis navy dan khimar silver, Aku berjalan dengan keadaan jantung yang berdebar sangat kencang.
Akupun duduk di antara ummi dan ibu. Sementara, Gus duduk di sebrang mejaku.
Saat Aku melihat ke arah Gus, Aku terkejut ternyata beliau adalah ustadz muda yang Aku maksud. Segera ku tundukkan kembali pandanganku dan menggigit bibir bawahku karena greget.
"MaaSyaaAllah cantik sekali calon mantu ummi." Kata Ummi sambil mengelus kepala dan merangkulku.
Aku hanya tersenyum dan melirik ke arah Azhar yang tengah melihat penampilanku dari atas sampai bawah.
"kedatangan kami kesini tak lain adalah mengantar Gus Azhar yang ingin menyegerakan khitbah. Dan jika khitbah diterima maka akan segera berlanjut ke sebuah pernikahan." Ucap Pak Kyai.
"Anakku Syafa, Azhar telah datang dan telah menyampaikan niatnya melamarmu untuk dijadikan istri, setelah menempuh perkawinan nanti. Apakah Syafa menerima lamaran Azhar ?" Ayah bertanya padaku.
"Ada beberapa syarat yang ingin Syafa ajukan. yah." Kataku sambil melihat wajah Ayah.
"Pak Yai, Bu Nyai, Gus, beserta rombongan keluarga besar Gus. Izinkan anak saya, Syafa menyampaikan pendapatnya." Kata Ayahku sambil menelungkupkan tangan.
"Syafa ingin seperti Fatimah, Putri kanjeng Nabi yang seumur hidupnya tidak pernah dipoligami oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib, suaminya.
Syafa ingin seperti Khodijah yang selama berumah tangga dengan Nabi SAW juga tidak pernah dipoligami.
Syafa tidak mengharamkan poligami. Namun inilah syarat yang Syafa ajukan.
Jika disetujui, akad nikah akan segera dilaksanakan. Jika tidak setuju, tidak apa-apa."Aku berargumentasi."Bagaimana Nak Azhar? Apakah disetujui atau tidak?"Tanya Ayahku sambil menghadap ke arah Azhar.
"InsyaaAllah, selama Syafa bisa memenuhi kewajiban sebagai istri dan bisa menjadi istri yang baik untuk Azhar, Azhar tidak akan pernah berpoligami.
Jikapun Syafa masih dalam tahap belajar memperbaiki diri, Azhar akan tuntun Syafa hingga Syurga-Nya Allah, InsyaaAllah." Jawaban Azhar membuatku ingin segera menikah.
"Baik. Terimakasih Nak Azhar atas jawabannya. Syafa, bagaimana?"
"insya Allah apabila Ayah dan Ibu merestui, Syafa menerima lamaran Gus Azhar, dengan segala kekurangan yang ada pada diri Syafa. Mudah-mudahan Allah Swt. meridhoinya. Terima kasih Ayah Ibu." Ucapku dengan bibir yang gemetar dan jantung yang berdegup kencang.
"Alhamdulillah ya mujibas saailiin." ucap ayahku .
"Kita telah mendengar jawaban langsung dari ananda Syafa dalam menerima pinangan atau lamaran dari ananda Azhar.
Pada hari ini Sabtu, 14 Juli 2019 pukul 08.30 WIB Ananda Azhar dalam melamar atau khitbah kepada Ananda Syafa telah diterima dengan tulus."Sambung Ayah
"Bapak selaku orang tua ingin menyampaikan pesan yang terkandung dalam Al-Quran Surat An-Nisa : 34 sebagai berikut,
'Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh sebab itu Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.'
Oleh karena itu Bapak berpesan jagalah tata krama, akhlak karimah, akhlak Islami dalam pergaulan kalian berdua selama bertunangan hingga bersanding di pelaminan nanti, karena selama ini kalian berdua belum menjadi muhrim." Saran Pak Kyai.
"Baiklah terimakasih Pak Yai, sekarang kita akan berunding untuk hari pernikahan mereka." Sambung Ayahku.
"Apakah saudari Syafa ada keinginan pada hari, tanggal dan bulan apa?" Tanya Bu Nyai sambil tersenyum dan melihat ke arahku.
"Syafa ngikut aja, Nyai. Tapi kalo boleh Syafa saran, 3 hari dari sekarang saja, supaya tidak terjadi fitnah." Jawabku sambil tersenyum tulus pada Bu Nyai.
"Baiklah. Pendapat saudari Syafa kami terima. Apakah Gus Azhar ingin berpendapat juga?" Tanya Bu Nyai sambil melihat ke arah anaknya.
"Azhar ngikut Syafa aja deh mi. Betul kata Syafa, akadnya dipercepat saja agar tidak terjadi fitnah."Jawab Ustadz muda itu sambil melirik ke arahku.
Terjadi kontak mata diantara kami. Dan kamipun saling tersenyum.
"Baiklah. Kami putuskan, mereka akan berakad 3 hari kedepan. Pada tanggal 17 Juli 2019. Apakah ada keinginan lain Syafa?" Pak Yai menawarkan.
"Tidak, Pa Yai.Tidak perlu ada acara besar-besaran untuk pernikahan kami" Ucapku sambil tersenyum lebar kpada Pak Kyai, Ayahnya Ustadz Azhar.
Setelah acara selesai, mereka pun pamit untuk pulang. Ayah dan ibuku sangat senang karena Aku menerima lamaran Gus Azhar si Ustadz muda yang cerdas, berwibawa, tegas, dan bisa menjaga pandangannya dari lawan jenis.
Esoknya, Aku berbelanja kebutuhan menikah bersama Ibu.
Kami pergi ke salon untuk menyewa kebaya Syar'i yang akan dipakai esok lusa ketika akad tiba.
Setelah itu kami pergi ke supermarket untuk membeli makanan.
"Nak, Ibu mau cari beras, gula merah dan lain-lain kesana ya. Kamu cari kebutuhan yang lain biar bisa mempersingkat waktu." Pesan Ibu sambil mengelus kepalaku yang terbalut khimar biru muda itu.
"Baik, Bu. Syafa mau camilan ini aja deh."bAku membalas ucapan ibu sambil mengambil beberapa camilan.
Ketika Aku sedang melihat komposisi salah satu camilan, tiba-tiba ada yang menepuk halus pundakku.
"Syafa!". Ucapnya.
Akupun menengoknya. Berdirilah sosok lelaki yang pernah Aku sayangi. Kini dia muncul lagi. Ya, Kak Rendy. Aku terkejut dengan tepukannya yang tidak terlalu keras itu.
Tunggu part selanjutnya ya readers....sampai jumpa... :)✨
📌 membaca Al-Quran lebih utama
📌 Tandai jika ada kesalahan mengetik (typo)
📌 Apakah kamu sudah vote cerita ini?
📌 Jika dirasa bermanfaat, share sebanyak-banyaknya
📌 Jika ada kesalahan penyebutan hadis atau terjemahan Al-Quran, beri komentar untuk meluruskan.
📌 Terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayu Allah
RomanceSyafa Nurlaila, gadis mungil yang mencintai kakak tingkatnya dalam diam. Setelah merasa nyaman dengan kating itu, Syafa justru ditinggal nikah oleh kating tersebut. Namun ternyata, ada sosok ikhwan yang diam-diam sering memperhatikan Syafa karena ik...