Pagi ini adalah hari pertama Rain masuk ke sekolah barunya, meskipun sedikit cemas mengenai dengan siapa dan bagaimana ia berteman. Pasalnya Rain selama ini hanya homeschooling mengingat ia juga harus belajar sedikit demi sedikit mengenai dunia bisnis yang cukup membuatnya pusing di umur-nya yang masih belia.KELAS XI MIPA 1
"Baik anak-anak, saya akan memberikan beberapa soal yang harus kalian jawab sekarang juga. Saya akan panggil nama kalian satu persatu dan kalian harus menjawabnya saat ini juga." Ucap Mrs. Michelle tak bisa diganggu gugat.
"Yang pertama, Samuel Alvaro. Silahkan maju!"
"Emm anu Mrs. Saya kebelet mau izin ke toilet sebentar." Alibi Samuel .
"Heyy. No! Kamu harus maju ke depan sekarang juga atau saya gak akan kasih kamu nilai di mata pelajaran saya." Ucap Mrs. Michelle lantang yang membuat siapapun yang mendengarnya akan ketakutan dibuatnya.
Dengan langkah kaki berat, Samuel melangkahkan kakinya menuju depan kelas dengan terpaksa, tak lupa mulutnya yang komat-kamit merapalkan sumpah serapah yang tentunya sangat menyebalkan.
Siswa yang tengah fokus memperhatikan Samuel yang menye-menye didepan sana sedikit terusik kala mendengar suara ketukan pintu yang cukup memekakkan telinga. Lantas, keluarlah sosok kepala sekolah diiringi seorang gadis yang cukup asing dimata mereka. Yaa, siswi itu adalah Rain.
"Permisi! Mrs. Michelle maaf mengganggu waktunya." Ucap pak Ziko kearah Mrs. Michelle yang dibalas anggukan sopan disertai senyum ramahnya.
"Pagi anak-anak!" Ucap pak Ziko sambil mengedarkan pandangannya ke arah anak didiknya.
"Maaf anak-anak mengganggu waktunya sebentar. Disini bapak ingin memperkenalkan siswi baru yang nantinya akan menjadi teman sekelas kalian. Jadi, bapak harap kalian bisa dengan senang hati menerimanya."
"Baik, silahkan kamu maju ke depan dan perkenalkan siapa nama kamu." Sambungnya lagi.
"Assalamualaikum semuanya, Selamat pagi! Perkenalkan saya Rain Wijaya. Salam kenal tentunya saya harap kalian bisa dengan senang hati menerima kehadiran saya. Sekian. Terimakasih." Ucap Rain agak terbata-bata.
Yaa, kalian tidak salah melihat. Rain dengan sengaja memalsukan nama aslinya dari khalayak. Tentunya mengingat pesaing bisnisnya yang terdapat di mana mana dan bagaimana pun juga ia tak ingin terlalu dihormati karena kedudukannya. Rain tak terlalu menyukai sikap gila hormat seperti yang dilakukan para karyawannya.
"Apa ada yang ingin kalian tanyakan ke Rain ini?" Ucap pak Ziko kearah muridnya.
"Maaf pak. Saya menyela. Sepertinya saya pernah melihatnya di stasiun televisi yang menayangkan wawancara mengenai bisnis. Bukankah itu kau?" Ucap Samuel yang sontak membuat seisi kelas cengo karena memikirkan perkataan Samuel.
"Benarkah demikian Rain?" Ucap pak Ziko tak kalah bingung.
"Tentu tidak pak, Bagaimana bocah seperti saya ini bisa mengerti mengenai dunia bisnis yang begitu rumit dan bahkan disebutkan bahwa saya sudah menginjakkan kaki di dunia per-televisian. Saya rasa itu cukup mustahil bagi saya pak. Dan jika itu benar, Untuk apa saya menyembunyikan nya pak." Ucap Rain was-was kala kedok dirinya hampir terbongkar.
"Nahh iya. Mungkin kamu salah orang Samuel. Mana mungkin gadis belia seperti Rain bisa melakukan hal itu dengan gampangnya."
"Tapi pak! Saya rasa memang gadis ini pak. Saya yakin akan hal itu." Ucap Samuel kekeuh
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF MY LIFE
Teen FictionPROLOG RAIN SANJAYA. Gadis berusia 17 tahun yang kini tumbuh menjadi remaja yang tangguh tanpa adanya kasih sayang keluarga. Yang ia tahu Oma nya lah yang merawatnya sedari kecil. Tapi baginya, memiliki Oma Sari sudah lebih dari cukup...