17.

121 73 69
                                    

                                                   
"Hey hey hey, aku diundang untuk datang kemari. Bukan begitu Nath?" tanya Bryan menunjuk kearah Nathan dengan alis yang di naik-turunkan.

Nathan yang merasa namanya dibawa dalam perdebatan kecil itupun merasa was-was kala Rain menatap horor kearahnya. Jangan lupakan dengan gerakan tangan Rain yang seolah akan mencekik lehernya saat itu juga.


Nathan yang melihat itupun menelan salivanya kasar, 'Matilah kau Nath!' batinnya dalam hati.


"Hey Bayi! turunkan tanganmu! kau membuatnya takut!" ucap Bryan membela Nathan yang sedang keringat dingin karena tatapan sorot mata Rain yang menusuk.


"Nath! Urusan kita belum selesai!" ucap Rain horor.


"Tante, cucunya noh nakut-nakutin gua mulu," adu Nathan pada tantenya—Oma Sari.


"Sama anak kecil aja takut cih! Laki tuh gini Nath!" ucap Oma Sari menjatuhkan harga diri Nathan. Jangan lupakan lirikan mata Oma Sari yang menunjuk Karin, mengingat Karin merupakan seorang atlet silat yang menguasai berbagai macam teknik bela diri.

"Karin cewek loh Tan!" ucap Karin jengah saat namanya dibawa-bawa padahal dirinya hanya diam menyaksikan sedari tadi.

"Ini Karin? Gile gile gile, makin ngotot aja tuh otot," ucap Satria memegang lengan Karin dengan kagum karena melihat perawakan Karin yang sangat atletis. Otot lengannya pun mulai terbentuk dan membuatnya terlihat perkasa.

"Nyoh upil," balas Karin malas dengan memasukkan jarinya kedalam hidung dan menunjukkannya pada Satria.

"Karin Ya ampun, Kita lagi makan kamu malah main upil astaga," ucap Oma Sari.

"Satriani yang mulai duluan Tan," adu Karin.

"Kek Daniel sama Ari gitu loh, anteng," seru Ariana merasa bosan dengan keterdiaman-nya.

"Elah lu doang sih gua gak urus," tukas Satria yang dibalas cubitan diperutnya. Benar, pelakunya adalah Ari.

Disisi lain..

"Bagaimana Dokter, apa putri saya sudah diperbolehkan pulang?" tanya Anthony kearah sang Dokter. Ya, Dokter nya kini bukanlah Satria, pasalnya saat ini Satria izin untuk pulang cepat karena mengetahui bahwa si kembar Daniel dan Nathan telah berkunjung ke rumah Oma Sari.


"Saya belum bisa memastikan kapan putri anda akan pulang Pak, Disini saya hanya bertugas menangani pasien bernama Aldara dan untuk urusan kepulangan itu bukan hak saya karena sebelumnya Tuan Satria tidak memperbolehkan saya untuk mengambil tindakan sebelum bertanya pada beliau. Alangkah baiknya kita tunggu saja Dokter Satria kembali besok pagi,"



"Pa, Dara mau pulang aja, disini bau obat-obatan Dara gak suka," rengek Aldara.


"Sabar sayang, kita tunggu Dokter Satria kesini besok pagi. Jangan gegabah kamu belum sembuh total," ucap Anthony.


"Baiklah Bapak, Ibu. Saya mohon undur diri, permisi," ucap Dokter yang menangani Aldara kemudian melangkah keluar.


Samuel yang sebelumnya tengah duduk di sofa Rumah Sakit pun memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi tanpa sepatah katapun.

"Sam, mau kemana?" teriak Maudy saat menyadari putra sulungnya hendak keluar.

"Ke kantin bentar," ketus Samuel.

Tanpa mengindahkan ucapan sang Mama, Samuel lebih memilih melangkahkan kakinya segera menuju kantin Rumah Sakit. Setidaknya untuk memikirkan beberapa hal yang cukup mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.


STORY OF MY LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang