LBA°° 4

286 44 0
                                    

Happy Reading 💖

Jangan lupa buat FOLLOW dan VOTE 🌟

____________________________________________

"Senang bisa bertemu dan bermain dengamu malam ini, Lisa..."

---------------------------------------------------------------------

"Bi eomma sama appa belum pulang juga?" Tanya Doyoung pada Bibi Ahn yang sedang mencuci piring di dapur

"Belum den" jawab Bibi Ahn yang masih fokus mencuci piring

"Sudah jam segini tapi belum pulang juga" Ucap Doyoung sambil melihat jam yang menunjuk angka 7

"Bi Doyoung keluar bentar ya?" ucap Doyoung berpamitan kepada bibi Ahn yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri

"Mau kenama den?"

"Cari angin Bi" ucap Doyoung

"Hati-hati den"

"Iya bi" ucap Doyoung kemudian berjalan menghampiri bibi Ahn untuk mencium tangan Bibi kesayangannya itu

Bibi Ahn sudah bekerja di rumah Doyoung sejak Doyoung masih kecil. Jadi kedekatan antara Doyoung dan Bibi Ahn sangatlah dekat seperti anak dan ibu sendiri.

Doyoung mengendarai mobilnya di udara malam yang dingin untuk menuju sebuah taman yang sering dia kunjungi dikala sedang bosan dirumah seperti halnya sekarang.

"AAAAAAAAAA" Teriak Doyoung keras pada malam itu. Dihelakan nafas panjang keluar dari mulutnya.

Doyoung duduk dikursi kosong dekat air mancur sambil dipandanginya seluruh area taman dan kemudian pandangan Doyoung terhenti disebuah kursi dibawah pohon besar

Terlihat sosok yang tak asing baginya. Dia terlihat sangat kesal karena duduk dikursi dengam menampakkan wajah murungnya dan melempar-lemaparkan batu yang ada di depannya. Doyoung pun lekas berjalan menghampiri perempuan tersebut.

"Kenapa malam-malam disini?" Tanya Doyoung pada yeoja tersebut

"Kau lagi?. Kenapa dimana-mana harus bertemu dengan mu lagi. Aiist" Ucap yeoja itu yang tak lain adalah Lisa. Kemudian Lisa membuang wajah dari hadapan Doyoung karena malas berurusan dengan namja disampingnya itu.

"Takdir kali" ucap Doyoung

"Takdir terus yang kau bilang. Nanti tidak sesuai sama ekspektasi, baru tau rasa kau" ucap Lisa yang masih enggan melihat Doyoung

"Tuhan sedang berpihak denganku. Makanya kau bertemu denganku lagi nona" ucap Doyoung sambil menatap langit

"Aku akan sial jika terus bertemu denganmu" Ucap Lisa sedikit kesal. Bagaimana bisa Lisa harus ketemu namja ini terus. Sedangkan tiap kali Lisa bertemu pasti ada kesialan yang menghampirinya.

"Tidak untuk hari ini. Lantas Kenapa kau disini sedirian nona?" Tanya Doyoung yang penasaran. Karena jarang ditaman seorang gadis berkeliaran sendirian apalagi malam seperti ini. Bukankah itu berbahaya

"Aku sedang menunggu temanku. Tapi sampai sekarang dia tak kunjung datang. Menyebalkan" ucap Lisa sedikit kesal mengingat dia sudah lama menunggu kedatangan temannya yang sampai sekarang tak kunjung datang juga. Yang tak lain adalah Rosè.

"Ah. Itu yang membuatmu kesal?" tanya Doyoung lagi

"Hmm"

"Ikut aku" ucap Doyoung sambil menarik lengan tangan Lisa. Lisa sontak terkejut dengan perlakuan Doyoung yang tiba-tiba.

"Lepaskan!" ucap Lisa sambil berusaha melepas tarikan Doyoung

"Sudahlah Nona, ikut saja" Ucap Doyoung yang masih menarik lengan Lisa

"Ini 2" Ucap Doyoung kepada penjual kemudian memberikan uang pada pedagang itu. Entah kenapa Doyoung tiba-tiba membawa lisa kepada salh satu oenjual yang ditaman. Lisa sebenarnya heran, tapi Lisa memilih diam dan hanya mengikuti kemana Doyoung tanpa bertanya sedikitpun.

"Nih" ucap Doyoung menyerahkan sebotol yang berisi cairan kepada Lisa yang tak lain adalah sebuah gelembung air. Lisa sedikit heran kenapa Doyoung membeli mainan gang biasa diperuntukan untuk anak-anak itu. Tak mau banyak tanya, Lisa memilih memainkannya seperti yang Doyoung lakukan.

Mereka bersua pun akhirnya asyik memainkan gelembung air yang dibeli Doyoung. Lisa terlihat sangat bahagia begitupun dengan Doyoung.

Setelah lelah bermain Doyoung dan Lisa duduk sejenak sambil meminum sebotol air yang telah dibeli oleh Doyoung. Mereka berdua juga terlihat saling bercerita satu sama lain. Mereka berdua jauh terlihat lebih akrab sekarang tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya yang selalu bertengkar dan berujung pertengkaran kecil.

"Aku pamit. Kayaknya hari mulai larut" Ucap Lisa ditengah perbincangan mereka berdua

"Bolehkan aku mengantarmu?" Tanya Doyoung menawarkan diri

"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri" ucap Lisa menolak dengan sopan

"Jangan menolak. Ini sudah malam. Tak baik kau pulang sendirian"

Lisa yang tak bisa menolak akhirnyapun mengiyakan tawaran Doyoung dan kemudian berjalan menuju parkiran unutuk menuju mobilnya masing-masing.

Saat perjalanan menuju mobil Doyoung melihat Lisa yang nampak kedinginan dia tidak tega.

"Kau dingin?" tanya Doyoung

"Ah Ani. Hanya sedikit" jawab Lisa

Kemudian tanpa basa basi Doyoung melepas jaketnya dan menaruhnya dipundak Lisa, sontak membuat Lisa terkejut dengan sikap Doyoung.

"Pakai saja. Aku tak apa" ucap Doyoung santai

"Aku tak membutuhkannya" ucap Lisa yang berusaha menolak tapi Doyoung tetap meletakkannya bahkan menghalang tangan Lisa yang hendak melepas jaket itu.

"Sudahlah. Pakai saja" akhirnya Lisa memngangguk tipis, karena tak mau memperlambat kepulangannya jika menolak pasti akan ada pertikaian kecil kembali diantara mereka.

Mereka pun sampai di mobil masing-masing. Doyoung mengikuti Lisa dari belakang dengan pancaran wajah yang terlihat bahagia. Doyoung mengikuti Lisa sampai depan rumah Lisa.

"Ini rumahmu?" Tanya Doyoung saat berhenti didepan rumah yang terlihat mewah dan megah

"Nde. ini rumahku" jawab Lisa yang sudah keluar dari mobilnya karena ingin berucap terimakasih pada Doyoung karena telah menganyarkannya.

"Oh oke. Kalau begitu aku bisa tenang karena kau sudah sampai rumah dengan selamat nona" ucap Doyoung kemudian menampakkan senyuman dibibirnya

"Gomawo sudah mengantarkanku pulang" ucap Lisa yang sebenarnya sedikit malu dan terheran-heran dengan sikap Doyoung. Padahal Lisa sudah terbiasa pulang selarut ini kalau dia sedang bermain. Tapi entah apa yang merasuki namja didepannya itu hingga memaksanya untuk diantarkan pulang.

"Ah nde. sama-sama"

"Yaudah. Aku akan masuk" ucap Lisa kemudian berjalan menuju mobilnya. Saat hendak masuk kedalm mobilnya teriakan Doyoung mmebuat Lisa menjeda lanngkahnya

"Ada apa?"

"Bolehkah aku tau namamu nona? Sejak pertemuan kita aku belum mengetahui namamu" Ucap Doyoung dengan menatap ke arah Lisa. Sesikit ada keraguan ketika Doyoung menanyakan itu, tapi Doyoung berfikir tak ada salahnya kan mencoba kembali.

"A-aku. Aku Lisa" Ucap Lisa sedikit terbata dan kemudian melaju pergi menjauh masuk kedalam rumah meninggalkan Doyoung digerbang rumahnya sendiri.

"Nama yang cantik seperti orangnya" Gumam lirih Doyoung dari mulutnya

Doyoung kemudian berjalan pergi meninggalkan rumah Lisa dengan wajah bahagia karena telah mengetahui nama Lisa

"Cantik dan juga asyik"

"Senang bisa bertemu dan bermain dengamu malam ini, Lisa..."

LOVE BEING ALONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang