5

73 23 2
                                    

Yoona terduduk di meja kerjanya dengan wajah yang tak bersahabat sama sekali. Hingga tak ada yang berani mendekatinya ataupun mengejeknya seperti biasa.

Entah memang karena takut dengan aura yang di keluarkan Yoona atau karena ada yang jauh lebih menarik untuk di bicarakan.

Oh Sehun, aneh memang sudah hampir tiga hari sejak kunjungannya tapi para karyawan khususnya kaum hawa tak henti-hentinya mengelu-elukan seorang Sehun.

Bukan, mood Yoona buruk bukan karena itu. Ia hanya kesal dengan bos dan rekan setimnya. Bosnya hanya memintanya cepat sedangkan timnya tak melakukan hal berguna sedikitpun. Tiga hari yang terbuang percuma dengan ide yang pas-pasan.

Ayolah, Yoona tahu kantornya termasuk kantor kecil jika di bandingkan anak perusahaan Oh lainnya. Tapi cukup menjanjikan jika di bandingkan perusahaan di luar sana. Namun kenyataanya tak ada. Dan poin paling penting sekaligus menyebalkannya adalah bahwa timnya sama sekali tak mau mendengarkan kata-katanya. Malah sebaliknya mereka mendengarkan si nenek sihir aka Tiffany.

"Aku yakin Suho sengaja memilih tim tak berguna ini." Omel Yoona kesal.

"Dan seharusnya menjadi tugas ketua tim menjadikan tim itu berguna." Ujar Taehyung tiba-tiba dari arah depan Yoona.

Tak perlu menoleh karena Yoona sudah tahu suara siapa itu, mendengarnya hampir setiap hari untuk waktu yang lama tentu membuatmu mau tak mau menginggatnya.

"Yah, hanya saja aku tak pernah berfikir bahwa aku akan mengasuh anak TK yang selalu harus di arahkan dan yang paling parah tak mau mendengarkan."

"Padahal ku pikir semakin tua usiamu semakin hebat dirimu." Balas Yoona sarkas tanpa menoleh ke arah Taehyung.

"Aku tak tahu sejak kapan kau jadi pendendam. Menurutku sisi polos dan lugumu jauh lebih menarik."

Yoona tetap tenang.

"Jika kau bisa dengan mudah menilai seseorang kurasa menilai nyonya Oh bukan hal sulit."

"Yah, dan seharusnya menjadi tugas ketua tim untuk mengeksekusinya." Ejek Taehyung.

"Kita semua tahu betapa sulit mendapat informasi tentangnya tapi nyatanya aku berhasil."

"Sedangkan orang yang katanya pernah berkerja di sana dan akan menjadi keuntungan terbesar kita. Tapi nyatanya sunguh luar biasa." Ujar Taehyung sarkas.

"Wah, hanya karena kau datang dengan secarik kertas berisi hal-hal yang di sukai nyonya Oh kau merasa hebat."

"Lagi pula dari mana aku yakin yang kau tuliskan di sana itu adalah benar." Tantang Yoona

Taehyung nampak tak suka dengan argumen yang di lontarkan Yoona. Jika saja ia bisa berfoto dengan nyonya Oh tentu ia bisa membuat wanita angkuh di depannya ini malu.

"Bukankah seharusnya kau yang paling tahu tentang keluarga Oh." Ujar Taehyung dengan nada yang menjijikan di telinga Yoona.

"Apa maksudmu?"

"Kau seharusnya tahu apa yang aku maksud, nyonya Oh sendiri yang menceritakannya padaku." Ujar Taehyung tepat di depan telinga Yoona.

"Aku sunguh tak menyangka, gadis polos nan lugu yang dulu kutemui sekarang telah berubah."

"Aku sangat penasaran bagaimana reaksi orang-orang sekantor jika mengetahui fakta ini." Tantang Taehnyung yang hanya di balas senyum mengejek Yoona.

"Kenapa kau tersenyum? Kau pikir aku hanya main-main." Ujar Taehyung dengan nada sedikit meninggi.

"Hanya saja aku merasa banga pada seseorang yang akhirnya bisa melakukan sesuatu sendiri tampa harus mengemis pada wanitanya." Ejek Yoona. Taehyung naik pitam ia dengan cepat menarik kerah kemeja Yoona. Hinga Yoona yang sendari tadi duduk di kursi kerjanya tertarik ke arah Taehyung yang berada di depannya. Barang-barang yang berada dia atas meja pemisah antara keduanya berjatuhan sehingga membuat karyawah lain yang sendari tak perduli karena sudah hal biasa melihat Taehyung dan Yoona yang setiap bertemu selalu adu mulut, kini mulai melihat ke arah mereka.

LA VIE EN ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang