Kita tak pernah benar-benar tahu isi hati seseorang bahkan ketika kita sudah menghabiskan dua tahun hidup bersamanya di atap yang sama. Bahkan terkadang sulit bagi kita untuk memahami isi hati kita sendiri.
Karena pada dasarnya kita hanya ingin menerima apa yang ingin kita terima. Jika itu hal yang tak sesuai yang kita harapkan kita akan menyangkalnya dengan sekuat tenaga.
.
.
.
"Mmm." Gumam Yoona dalam tidurnya. Ia semakin menengelamkan dirinya dalam selimut tebal."Sampai kapan kau mau tidur?" Ujar Sehun dingin. Ia duduk di kursi yang berada di samping kanan tempat tidur. Sehingga membuat Sehun dapat dengan jelas melihat wajah tertidur Yoona yang memang menghadap ke arah kanan.
Sehingga ketika Yoona membuka matanya, ia bisa sangat jelas melihat Sehun dengan setelan jas sedang menatapnya dingin. Membuat Yoona kaget dan mau tak mau membuat Yoona langsung terbangun, ia mengubah posisinya menjadi duduk.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Yoona penasaran. Pasalnya ia tak menghubungi Sehun. Ia juga sudah minta Xiumin untuk tak mengatakan apa yang terjadi di restoran pada Sehun.
"Apa sekarang kau bertambah bodoh? Ini apartemenku dan aku tak perlu alasan untuk berada di sini." Jawab Sehun datar.
"Maaf saja meski aku bodoh setidaknya aku masih ingat bahwa kau memberikan apartemen ini padaku yang artinya kini ini milikku dan kau perlu alasan untuk berada di sini, tuan Sehun yang pintar."
Entah kenapa jika bicara dengan seorang Oh Sehun tak bisa dengan cara biasa selalu harus dengan nada ngegas.
"Jika aku bilang aku disini untuk menghukummu apa itu cukup." Ujar Sehun yang perlahan mendekat ke arah Yoona.
Yoona mengernyit heran.
"Memang apa yang telah kulakukan?"
"Kupikir ingatan nona Yoona bagus meski dia bodoh. Tak kusangka kejadian beberapa jam yang lalu sudah ia lupakan." Ujar Sehun yang semakin mendekatkan wajahnya pada Yoona. Yoona tak menghindar, memang siapa yang mampu menghindar dari wajah tampan seorang Oh Sehun. Mungkin hanya orang buta yang tak bisa melihat keindahan ciptaan Tuhan di depannya ini.
"Kali ini apa yang kau rencanakan?" Tanya Yoona penuh curiga ia tetap menatap intens Sehun yang semakin mendekatkan wajahnya padanya.
Kini wajah mereka sangat dekat bahkan hidung mereka saling bersentuhan.
"Sudah kubilang aku akan menghukummu." Ujar Sehun dengan seringai yang terlihat begitu seksi. Dan setelahnya ia menempelkan bibirnya pada bibir Yoona. Yoona tak menolak ataupun menghindar, karena sejujurnya ia menginginkannya bibir seksi yang terasa manis dan memabukkan.
Awalnya Sehun hanya menempelkan bibirnya namun perlahan ia melumatnya lembut menyesap bibir Yoona dengan lembut. Tangan Sehunpun tak tinggal diam, ia menekan tengkuk Yoona guna memperdalam ciuman mereka.
Yoonapun tak tinggal diam dia mengalungkan kedua lengannya di leher Sehun sesekali ia juga meremas rambut Sehun.
Mereka bedua terlihat sangat menikmati ciuman, meski dengan posisi yang sedikit tak nyaman. Pasalnya Sehun mencium Yoona dengan posisi membungkuk sedangkan Yoona duduk dengan kepala sedikit menegadah.
Tapi sepertinya itu tak menganggu kedua ingsan yang sedang berciuman dengan begitu intens. Bahkan kini perlahan Sehun menurunkan ciumanya menuju leher jenjang Yoona meninggalkan beberapa jejak di sana.
Yoona nampak sangat menikmati ciuman yang di berikan oleh Sehun hingga ia tak menyadari bahwa kini kancing kemeja yang ia gunakan telah terbuka semua.
Sehun lalu sedikit menurunkan kemeja Yoona sehingga menampilkan bahu Yoona dan tak menunggu lama Sehun mulai menjalankan bibirnya menuju bahu mulus Yoona. Mencium, menyesap dan menghirup aroma tubuh Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
LA VIE EN ROSE
FanfictionWaktu, satu hal yang tak bisa kita predeksi. Tak ada yang mengira sebutir biji akan menjadi bunga mawar merah yang cantik. Namun seberapa cantik bunga itu tumbuh tergantung cara kita merawatnya. Sama halnya seperti kehidupan manusia. Tak akan ada y...