"Kau memintaku menjemputmu tapi malah bersembunyi di sini." Ujar Sehun dingin pada Yoona yang sedang bersembunyi di antara dua kardus besar sehingga membuat orang lain tak akan menyadari kehadiran ada orang lain disana jika tak nelihat lebih dekat.
"Kalau gak ikhlas lebih baik minta Kai yang datang." Balas Yoona yang perlahan keluar dari tempat persembunyiannya.
"Dan jauh lebih baik jika dari awal kau menelphone Kai sendiri." Ujar Sehun lalu perlahan berjalan meningalkan Yoona di belakang setelah ia mengenakkan jasnya ke badan Yoona. Untuk menutupi kemeja Yooma yang kotor terkena noda minuman.
Yoona hanya tersenyum mendapat perlakuan seperti itu.
"Bagaimana bisa aku menelphonenya jika yang kuinginkan adalah seorang CEO tampan, sukses dan di gilai serta diinginkan semua wanita di luar sana?" Ujar Yoona ketika kini ia berjalan berdampingan dengan Sehun.
Dan tanpa permisi ia langsung mengandeng mesra lengan kiri Sehun. Hingga membuat Sehun melirik Yoona yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.
"Apa kau lupa CEO yang kau sebutkan tadi sudah mempunyai istri?"
"Aku tahu dan aku juga tahu istrimu yang amat sangat kau cintai itu tak bisa marah padaku." Balas Yoona dengan santainya. Ia tersenyum begitu lebar, entah kemana pergimya rasa sakit dan sesak yang ia rasakan beberapa saat yang lalu. Bahkan ia sedikit lupa akan rasa perih di perutnya.
Sehun tersenyum tipis mendengar jawaban Yoona. Ia lalu menatap ke depan, membayangkan wajah istrinya.
"Karena ia sangat mencintaiku."
"Percaya diri sekali, siapa tahu dia bermain dengan laki-laki lain sepertimu saat ini." Ejek Yoona masih menempel manja pada lengan Sehun. Sehun sendiri tak perduli, ia juga tak takut ada yang melihat karena kini mereka di dalam gudang. Dan sebelum ia masuk ke sini ia sudah memerintahkan bawahannya untuk membiarkan gudang kosong dan tak mengizinkan siapapun masuk.
"Memangnya dia bodoh hingga mau menukar cowok sepertiku dengan seekor babi." Balas Sehun dengan percaya diri. Ia melirik sekilas pada Yoona yang tampak cemberut dan tanpa sadar membuat lengkungan tipis di sudut bibir Sehun.
.
.
.
"Sayang?" Panggil Sejeong."Hmm." Jawab Taehyung seadanya tanpa mengalihkan pandangan dari layar handphone di kedua tangannya.
Sejeong yang melihat itu langsung mendekatkan dirinya pada Taehyung dan menempelkan kepalanya di bahu Taehyung. Taehyung sendiri tak masalah dengan sikap manja kekasihnya yang sedang berusaha menarik perhatiannya.
"Kenapa kamu gak bilang kalau si murahan itu kerja di kantormu?" Tanyanya dengan suara manja. Tak sampai di situ perlahan tanganya mengusap lembut bagian paha dalam Taehyung.
"Kamu cemburu?"
"Hah! Apa aku gila sampai cemburu dengan cewek murahan seperti dia." Jawab Sejeong cepat dengan nada tak terima.
"Lantas kenapa kau bertanya?"
"Aku hanya kesal saja sampah sepertinya mencemari kantormu." Ujar Sejeong mantap.
"Dan yang paling menyebalkan adalah, bisa-bisanya Oh Sehun mau berdansa dengannya. Apa mata orang itu sudah buta." Rancau Sejeong meninggat kejadian pesta kemarin.
"Tak bisakah kita memecatnya. Nanti aku akan bilang pada ayah."
"Aku punya ide yang lebih bagus." Ujar Taehyung yang tampak bersemangat. Ia telah menyelesaikan gamenya dan meletakan handphone yang sendari tadi ia pegang di atas meja.
Sejeong langsung menunjukan ketertarikannya, bahkan ketika Taehyung membisikan rencanannya di telinga Sejeong. Raut wajahnya berubah ceria dan tampak bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LA VIE EN ROSE
FanfictionWaktu, satu hal yang tak bisa kita predeksi. Tak ada yang mengira sebutir biji akan menjadi bunga mawar merah yang cantik. Namun seberapa cantik bunga itu tumbuh tergantung cara kita merawatnya. Sama halnya seperti kehidupan manusia. Tak akan ada y...