10

165 32 13
                                    

"Kai, aku jelas menugaskanmu untuk menjaga Yoona." Tegas Sehun menatap tajam pada seorang laki-laki berkulit lebih kecoklatan.

"Maaf tuan, tapi nona meminta saya untuk jangan terlalu dekat. Oleh-" Pria yang di panggil Kai itu berusaha menjelaskan alasannya.

"Dan itu menjadi alasanmu membiarkannya hampir di perkosa dengan bajingan keparat itu. Hah!" Potong Sehun dengan suara tinggi dan menusuk membuat Kai hanya menunduk takut. Ia tahu ini semua kesalahannya. Seharusnya ia tak menuruti perintah nona Yoona karena tugas utamanya bukan mematuhi perintah Yoona tapi memastikan bahwa Yoona dalam keadaan aman.

"Saya minta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi." Ujar Kai lirih.

"Persetan dengan janjimu itu. Mulai sekarang kau ku pecat.  Jadi cepat pergi dari hadapanku." Ujar Sehun dingin.

Kai terdiam, ia tak ingin di pecat tapi ia takut memohon pada tuan Sehun hanya akan membuatnya semakin murka. Jadi dengan langkah gontai Kai lebih memilih meninggalkan apartemen itu.

"Tuan saya rasa memecat Kai bukan pilihan tepat. Selain Kai memiliki kemampuan, nona juga sangat dekat dengannya. Ia pasti akan marah ketika tahu bahwa anda memecat Kai." Jelas Xiumin, pria yang tadi berdiri di samping Kai.

"Kemampuan untuk membuat Yoona dalam bahaya." Ujar Sehun menusuk

"Saya akui kali ini memang Kai salah, tapi pada akhirnya ia yang menyelamatkan nona."

"Karena itu memang tugasnya. Dan jika ia benar melakukan tugasnya dengan baik tak mungkin sekarang Yoona terbaring di tempat tidur."

"Tap-"

"Hentikan omong kosongmu! Lebih baik kau pastikan bajingan itu tak bangun lagi." Perintah Sehun.

Setelah mendengarkan perintah Sehun Xiumin undur diri dari sana. Bersamaan dengan itu pintu kamar dimana Yoona beristirahat terbuka menampilkan seorang laki-laki tampan berkacamata dengan jas dokter.

"Bagaimana keadaanya?" Tanya Sehun pada seorang dokter itu. Meski memasang wajah datar tapi terlihat bahwa Sehun sangat Khawatir.

"Dia akan baik-baik saja, yang ia butuhkan sekarang adalah istirahat dan dukungan dari orang terdekatnya."

"Karena ketika bangun pasti kejadian buruk yang ia alami sebelum ia pingsan adalah hal yang pertama kali yang ia ingat." Jelas dokter tersebut.

"Terima kasih, Jongsuk"

"Apa-apaan ini seorang Oh Sehun mengucapkan terima kasih." Ujar si dokter dengan hebohnya. Seakan baru saja melihat kejadian yang amat langka.

"Aku yakin Rumah sakitmu akan sangat senang jika proyek kita di tunda." Ujar Sehun dengan serius membuat si dokter berwajah pucat.

"Ayolah kawan, aku hanya bercanda. Lihat aku bahkan meninggalkan pekerjaanku demi sahabat terbaikku." Mohon si dokter.

Sehun hanya diam tak merespon, ia lebih memilih menatap pemandangan taman depan dari balik kaca.

"Tapi jujur, aku tak menyangka kau akan sangat perhatian dengannya." Ujar si dokter yang kini mendudukan dirinya di sofa dan menikmati secangkir teh yang di sajikan pelayan.

"Apa rumor itu benar, bahwa seorang Oh Sehun telah berubah." Imbuh si dokter sembari menatap punggung Sehun, menunggu jawaban apa yang akan keluar dari Sehun.

"Itu artinya sandiwaraku selama ini berhasil. Dan aku hanya tak ingin kartu As ku rusak oleh pria brengsek rendahan seperti Kim Taehyung." Jawab Sehun datar. Ia lalu pergi ke arah kamar di mana Yoona sedang beristirahat.

"Yah, tapi kau tak bisa menipu sahabat baikmu ini." Ujar sang dokter tersenyum sembari melihat ke arah pintu yang mulai tertutup.
.
.
.

Di dalam kamar, Sehun perlahan mendekati tempat tidur tempat di mana Yoona sedang tertidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LA VIE EN ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang