Misi

269 22 1
                                    

"Iya iya bawel. Loe udah ngingetin beribu-beribu kali sampai gue bosan dengernya." Ujar seorang wanita cantik dengan make up bold yang membuatnya terlihat seksi. Bahkan meski ia memasang wajah bosan seperti sekarang ini, hal itu tak menghilanhkan sedikitpun kesan cantik dan seksi yang ia miliki.

Dengan kecepatan sedang wanita itu tetap melajukan mobil Audi R8 warna merahnya membelah ramainya jalanan malam, meski mulut seksi nan indah yang berlapis lipstik merah miliknya tak henti-hentinya mengeluarkan umpatan dalam diam untuk lawan bicaranya sekarang.

Yang tak ada bosan-bosanya mengingatkan dirinya tentang betapa pentingnya orang yang akan ia temui beberapa menit lagi.

Sungguh ingin rasanya ia membuang earphone yang terselip di telinganya sehingga ia tak perlu lagi mendengarkan ocehan menyebalkan yang semakin membuatnya muak setiap ia mendengarnya.

Namun tahukan apa yang paling memuakan di sini? Kenyataan bahwa si wanita tak bisa melakukannya karena ia masih membutuhkan si menyebalkan yang entah kenapa hari ini tambah menyebalkan dan cerewet.

"Ah, aku sampai." Ujar si wanita ketika ia memasuki area basement untuk memarkirkan mobilnya.

Setelah mencari beberapa saat, ia akhirnya menemukan tempat yang cocok. Di bagian paling pojok dan terjauh dari lift pintu masuk. Belum lagi dengan deretan mobil lainya serta penyanga-penyangga besar yang berada di basemant. Membuat mobil si wanita tak akan terlihat jika tak benar-benar mendekat khususnya dari arah lift.

"Jangan lupa kirim uangnya ke rekeningku tentu saja berserta bonus yang kamu janjikan." Ujar si wanita sambil merapikan kembali riasannya.

Senyum miring terukir di bibir merahnya setelah mendengar jawaban dari orang di sebrang telfone sana.

"Siapkan saja uangnya." Ujarnya dengan seringai yang mengoda sebelum ia memutuskan kontak dengan orang itu dan membuang benda laknat yang sejak tadi ingin ia buang ke sembarang arah. Tak perduli jika hilang toh ia bisa beli lagi.

Merasa bahwa penampilannya sudah sempurna, ia dengan perlahan turun dari mobilnya. Dan tanpa membuang waktu lagi ia segera bergegas ke lift, penghubung antara basemant dengan surga dunia malam.

Sesampainya di lift ia melihat dua orang penjaga bersetelan jas hitam lengkap dengan earphone yang tersempat di telinga masing-masing.

"Maaf nona, bisa tunjukan kartu identitas anda?" Tanya salah satu penjaga setelah si wanita berada di hadapannya.

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, si wanita mengeluarkan kartu berwarna gold dari tas chanel vanity case putihnya dan menyerahkan pada si penjaga. Bersamaan dengan itu ia juga menyerahkan sebuah amplop coklat yang cukup tebal pada penjaga.

Setelah menerima kartu tersebut, si penjaga langsung menunduk penuh hormat dan tanpa di perintah, ia langsung membukan pintu lift dan mempersilakan si wanita memasuki lift.

"Maafkan kelancangan saja nona Yoona. Silakan menikmati malam anda." Ujar si penjaga membungkuk hormat.

"Terima kasih dan ingat jangan katakan pada siapapun tentang keberadaanku malam ini." Perintah si wanita atau yang si penjaga sebut Yoona sebelum ia memasuki lift.

"Kami mengerti nona." Dan pintu liftpun tertutup.

Tak perlu waktu lama hingga pintu lift terbuka karena lantai yang ia tuju adalah lantai 2. Dan begitu pintu lift terbuka hal pertama yang Leriana lihat adalah sekumpulan pria-pria berjas yang sedang mengelilingi seorang wanita cantik dengan pakaian seksi yang sedang melakukan dance pool. Hal itu menjadi pemandangan yang paling banyak di temukan di tempat dengan pencahayaan minim dan suara musik yang mendominasi ini.

LA VIE EN ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang