; Reality

3.8K 571 35
                                    

28.

Taeyeon - Fine

"Lo nggak kasian sama gue? gue disekolah sendirian mulu." kata Haruto. Tadi dia langsung menelfon kakaknya, Woojin. memberitahu jika Jeongwoo sudah siuman. sekarang pukul 21.00. tadi pukul 19.00 keluarga Jeongwoo ke rumah sakit. sekarang Nyonya Park yang menunggu Jeongwoo. namun Nyonya park tadi pulang kerumah. untuk mengambil sesuatu.

"Dih, gue yang kesepian. gue disekolah liat lo. lo ngelamun terus. oh iya, ada yang suka sama lo kan." kata Jeongwoo. Haruto mengerinyitkan dahinya. dimana Jeongwoo tau? "Kok lo bisa tau?" tanya Haruto.

"Tubuh gue emang disini, tapi nyawa gue bukan berarti ada disini juga." kata Jeongwoo. Haruto mengerti apa maksud dari penuturan kata Jeongwoo. "Gue sayang banget sama lo." kata Haruto.

"Gue juga," balas Jeongwoo. "Jangan pernah ada niatan buat pergi ya. soalnya dihati gue cuma ada lo." kata Haruto sambil mengusap punggung tangan Jeongwoo. Jeongwoo mengangguk, "Iyaa. dan lo jangan pernah buat gue kecewa ya." kata Jeongwoo.

-

Tiga hari kemudian..
Setiap Pagi dan sepulang sekolah Haruto pasti menyempatkan diri untuk ke rumah sakit. pastinya untuk memeriksa keadaan Jeongwoo. saat ini Haruto sedang membantu Jeongwoo ke kamar mandi.

Namun Jeongwoo tidak bisa melangkahkan kakinya, setelah itu Jeongwoo kembali berbaring diranjangnya. sedangkan Haruto pergi untuk menemui dokter. dan Jeongwoo dijaga oleh ibunya. "Pasien mengalami lumpuh sementara." kata Dokter Kim.

Hati Haruto seperti ditusuk oleh benyak pisau. "L-lumpuh dok?" tanya Haruto tidak percaya. "Setelah dioprasi beberapa hari yang lalu, saya memberitahu kabar ini kepada keluarganya. kaki pasien sepertinya dicambuk beberapa kali. urat - urat kakinya bertempat tidak teratur." kata Dokter Kim.

Oke, Air mata Haruto tidak dapat terbendung. "Kira - kira berapa lama dok?" tanya Haruto. "Sekiranya, tiga minggu atau satu bulan." kata Dokter Kim. Haruto beranjak dari duduknya, dan membungkuk setelah itu dia berterima kasih pada Dokter Kim.

Pikiranya masih memikirkan penuturan kata Dokter Kim. mengapa sangat banyak cobaan Jeongwoo?. mengapa Jeongwoo tidak memberitahunya?

-

Haruto membuka knop pintu kamar inap Jeongwoo. menampakan Jeongwoo yang sedang disuapi oleh Nyonya Park. "Loh? Haru, kok lama? makananya mana?" tanya Jeongwoo. Haruto diam, "Kenapa nggak bilang?" tanya Haruto dingin. Jeongwoo mengerinyit bingung, "B-bilang a-apa?" tanya Jeongwoo sedikit gugup.

"Bilang kalo lo itu lumpuh sementara." kata Haruto. matanya sejak tadi berkaca - kaca. "H-haruu, maafin gue-" ucapan Jeongwoo terputus ketika Haruto berjongkok disamping ranjangnya. "Lo nganggep gue apa?" tanya Haruto.

"Bunda, kenapa nggak bilang ke Haru? kenapa bunda juga nyembunyiin semuanya?" Air matanya sudah tidak terbendung lagi. "Maafin, bunda Haruto. ini kemauan Jeongwoo."

Haruto beralih untuk menatap Jeongwoo, tepi matanya sudah merah. tangisanya cukup dalam, "Lo nganggep gue apa?" tanya Haruto disela - sela isakanya. "M-maafin gue Haruto. gue gamau jadi beban pikiran lo. gue gamau nyusahin lo-"

Haruto berdiri dan langsung memeluk tubuh sintal itu. memeluk dengan seolah dia takut kehilangan seseorang itu. dia menangis dipundak Jeongwoo.

i. fvck.haru! ㅡ rujeongwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang