; Guilty feeling

3.9K 545 35
                                    

25.

maaf kalo ada kesalahan dalam ketikanku ya. jadi gengsi mau update ಥ_ಥ. pengen unpub aja (っ˘̩╭╮˘̩)っ

Sunghoon berlari tergesa - gesa. dia langsung ingin menggendong Jeongwoo ketika Haruto kesusahan untuk menggendongnya. Haruto menepis tangan Sunghoon. "Gausah, biar gue aja." katanya.

Sunghoon membiarkan Haruto menggendong Jeongwoo. Haruto tetap bersih keras untuk membawa Jeongwoo kedalam mobil ambulance. tidak perduli rasa sakit yang berada diotot tanganya dan juga kaki kirinya. prinsif barunya, kekasihnya dulu. baru dirinya.

-

"Dokter tolong selamatkan dia." Haruto berlari tergesa - gesa karena ikut berlari ketika Jeongwoo sudah berada diranjang beroda. dia benar - benar panik. tidak perduli dengan orang - orang yang menatapnya, karena sweeter nya penuh dengan darah, kaki yang berlari dengan diseret - seret serta punggung tangan yang berlumuran darah. keadaanya benar - benar kacau.

Haruto memberhentikan langkahnya ketika Jeongwoo sudah masuk kedalam ruangan oprasi bersama dokter tadi. dia benar - benat kehilangan akal nya. dia mengacak - acak surainya. dan dia tidak sendiri, ada Doyoung dan Sunghoon yang menemaninya. Junkyu, Yoonbin dan Jaehyuk sedang berada dikantor polisi untuk menjelaskan semuanya.

Sebenarnya yang harus dimintai keterangan itu Haruto, namun Haruto memutuskan untuk membawa Jeongwoo. dan lalu setelah itu Haruto pergi ke kantor polisi.

"To, mending lo obatin luka - luka lo. parah banget itu anjir." Doyoung memberikan saran, namun jawaban Haruto hanya sebuah gelengan kepala. padahal kepalanya sangat pusing. dan tiba - tiba. penglihatan Haruto kabur dan gelap.

Dia hanya mendengar suara panggilan dari Doyoung dan Sunghoon.

-

Three days later...
Jeongwoo masih belum membuka kelopak matanya, dan tidak ada tanda - tanda Jeongwoo akan bangun. begitupun dengan Haruto. keduanya ditempatkan pada ruang inap yang sama. namun hanya tertutup oleh tirai panjang dan lebar.

Kedua keluarga sangat panik mendengar berita bahwa anak - anak mereka mengalami kecelakaan yang disengaja. Ibu Jeongwoo maupun Ibu Haruto pingsan, mendengar berita mengenaskan tersebut. sekarang ini Jeongwoo sedang ditemani oleh Ibunya dan kakaknya.

Sedangkan Haruto tadi baru saja ditemani oleh Sunghoon.

Haruto perlahan membuka kelopak matanya, merasakan cahaya lampu yang menusuk kedalam rentina matanya. kondisinya saat ini benar - benar buruk, namun lebih baik dari Jeongwoo. "J-jeongwoo?! jeongwoo mana?!" kata Haruto sedikit membentak, sehingga Sunghoon tersentak kaget yang tadi sedang memainkan ponselnya.

"Calm down. Watanabe. Jeongwoo ada disamping." kata Sunghoon sambil menenangkan Haruto. "Apasih lo. minggir gue mau ngengok Jeongwoo." Haruto itu sangat keras kepala. dia langsung mencopot selang infus yang tadi menempel pada tangan kananya. dan langsung berlari ke tempat dimana Jeongwoo dirawat. masa bodoh dengan rasa sakit yang menyerang kaki kanan dan kepalanya.

Disana Haruto melihat, Jeongwoo yang sedang tertidur pulas yang ditemani kakaknya. "Anjeng! Haruto. tiduran lagi lo, belum sembuh. balik lagi sono. cepat!" kata Woojin sambil sedikit menarik tangan Haruto agar kembali pada ranjang persakitanya.

Haruto tidak memperdulikan Woojin, dia malah beralih pada Jeongwoo yang mungkin saja sedang bermimpi dialam sana. "Hiks, i'm sorry. Park Jeongwoo. I didn't take good care of you. I am stupid. I'm really stupid!" Haruto menangis sambil menggenggam tangan Jeongwoo.

Woojin menepuk pundak Haruto. "Udah, jangan salahin diri lo terus - terusan. ini semua emang udah takdir. nggak baik kaya gitu." kata Woojin, dibelakang Woojin terdapat Sunghoon yang melirik Haruto dengan rasa kasihan. "Tapi, bang. dia kaya gini gara - gara gue. gue jadi merasa gagal buat ngejaga dia."

"Lo udah ngelakuin yang terbaik to. ini semua emang udah terjadi. ga usah disesali. udah mendingan lo balik ke-ranjang lo. biar Jeongwoo gue yang jaga. suatu saat kalo dia bangun, entar gue kasih tau lo." kata Woojin, Haruto menegakan punggungnya dan menunduk. "I'm sorry. I can't take care of it, your brother. I promise if he wakes up I will definitely take care of him better. once again forgive me."

Woojin tersenyum tulus. merasa bersyukur karena adiknya mendapatkan kekasih sebertanggung jawab Haruto. lalu Woojin memeluk Haruto.

"Iya, ga papa. lain kali lebih baik ya jagain adik gue. udah sana lo balik ke ranjang lo."

-

Seminggu kemudian...
Haruto sudah diperbolehkan kembali kerumahnya, sekarang dia bersiap untuk pulang. sedangkan Jeongwoo masih tertidur lemah diatas ranjang persakitanya. beberapa hari yang lalu Haruto sempat bertanya pada dokter yang menangani Jeongwoo. kata dokter, Jeongwoo hanya mengalami luka luar namun luka itu sangat parah. dan lebih parahnya lagi, mungkin saja Jeongwoo akan mengalami trauma terhadap sentuhan orang lain.

Tentu saja, pernyataan dari Dokter membuat mentalnya kembali down. dan tiga beberapa hari yang lalu teman - temanya menjenguknya dan juga menjenguk kekasihnya. sehingga dia mendapat sedikit semangat karena teman - temanya menyemangati dirinya.

sedangkan lima hari yang lalu Haruto meminta maaf pada keluarga Jeongwoo. sampai - sampai ia memohon dan menangis kepada kedua orang tua Jeongwoo. beruntungnya, ayah dan ibu Jeongwoo memaafkan Haruto. rasa bersalah sangat menghantui pikiranya. dia tidak tahan, dan setelah itu dia memutuskan untuk meminta maaf kepada keluarga Jeongwoo.

Hanbin, Junghwan juga sempat menginap diruangan persakitan Haruto ketika Haruto belum sadarkan diri. Ayah dan Ibunya juga. Junkyu, Jaehyuk, Yoonbin, dan Doyoung juga sempat menginap diruangan Haruto namun bergiliran.

"Bangun ya, gue rindu sama suara lo disekolah. besok pulang sekolah gue kesini lagi." Haruto tersenyum sambil mengusap kening Jeongwoo dan tidak lupa untuk mengecupnya singkat.

let's start over. and don't forget not to repeat the mistakes again. spirit!

-

i. fvck.haru! ㅡ rujeongwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang