33.
Sekarang Haruto sedang mengompres kedua kaki Jeongwoo. posisinya Jeongwoo sedang berbaring dan Haruto perlahan mengompres kaki Jeongwoo. "Angetan nggak?" Jeongwoo mengangguk.
"Aku pijit deh, biar urat - uratnya kaya dulu lagi." Baru saja Haruto akan menaikan kakinya dan tiba - tiba dia terjatuh pada Jeongwoo yang posisinya dibawah kukunganya, refleks karena nada dering ponsel yang berbunyi. dan Haruto langsung mengambil ponselnya dan menggeser icons berwarna hijau.
"Akh-Haruu kamunya geser coba. sakit!" Ringis Jeongwoo ketika tubuh Haruto menindi tubuh sintalnya. dan jangan lupa kaki Haruto yang tadi menyenggol kakinya, jadi rasa sakitnya double.
"I-iyaa, sebentar dong aku ngangkat telfon dulu." Haruto memposisikan ponselnya ditelinga kananya, "Kak! lo belom balik. udah malem dicariin ayah sama bunda nih!" Itu Junghwan menelfon.
"Halo-seben," Ucapanya terputus ketika Jeongwoo kembali meringis. rasanya memang benar - benar sakit. "Ah!-Aduh! Haruu coba minggir dulu kalo mau-awh! ngangkat telfon. jangan nindih kaya gini!"
Junghwan yang berada disana tersentak, pikiranya berkeliaran kemana - mana setelah mendengar perkataan Jeongwoo tadi, "ANJIR! KAK, JANGAN BILANG LO LAGI?! AYAAH! BUNDAA! BANG HANBIN! KAK HARUTO LAGI ANU!"
Setelah mendengar teriakan Junghwan tadi, Haruto langsung menyingkir dari posisinya. dia menepi kepinggiran kasur, "NGADI - NGADI AJA LO. Gue otw pulang!" pip, Telefonya dimatikan oleh Haruto.
"Aduh, Maafin aku ya. tadi aku refleks. sini aku pijet lagi." Setelah itu Haruto kembali menempelkan handuk yang sudah dibasahi oleh air hangat tadi. sedangkan Jeongwoo, tadi sempat mengeluarkan keringat karena tidak tahan dengan rasa sakit yang menjalar dikakinya.
-
"Haru Pulang," Haruto baru saja membuka pintu kediamanya, sudah disuguhi oleh Kedua Orang tuanya dan Hanbin yang bersedekap.
Haruto melangkahkan kakinya perlahan, rasa bingung dan takut bercampur aduk. "Ini pada kenapa sih?" Tanya Haruto lalu Junghwan menjawab dari belakang tubuh kedua orang tuanya dan juga kakaknya. "Alah - alah! gausah pura - pura nggak tau lo kak. lo abis nganu kan!"
Haruto mengerinyitkan dahinya, "Apaan si."
Hanbin mengendus - endus seragam serta hoodie yang ditenteng ditangan kanan Haruto, "Nggak bau yah." Haruto malah makin bingung ketika Hanbin berbicara seperti itu.
"Watanabe Haruto, Ngaku. kamu abis main sama Jeongwoo?" Tanya Ayahnya. Mendengar pertanyaan Ayahnya Haruto menghembuskan nafas lelah, "Nggak."
"Boong itu yah! wawan denger sendiri ditelfon tadi!" Tambah Junghwan, Haruto refleks mengangkat tinggi - tinggi hoodie miliknya, bersiap untuk melemparnya ke kepala sang adik. "Mulut lo jaga ya, lo jomblo seumur hidup gue do'ain, abis hidup lo." Ancam Haruto.
"Jadi, kamu nggak main sama Jeongwoo?" Tanya Ayahnya sekali lagi. "Haruto juga masih punya harga diri yah. Haruto mana mungkin berbuat serendah itu." Kata Haruto membela diri.
"Jadi, bisa dijelasin kenapa suara pas ditelfon kaya gitu?" Kata Ibunya,
"Jadi, tadi aku lagi ngompres kakinya Jeongwoo. nah Junghwan nelfon aku tadi. refleks aku nindi badanya Jeongwoo dan kaki aku kena kaki Jeongwoo jadinya gitu deh." Kata Haruto menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
i. fvck.haru! ㅡ rujeongwoo ✓
Romanceberawal dari haruto yang ketauan nonton film ketawa.