; Jealousy and Tears

6.6K 835 41
                                    

13.

warn! drama

"Jeongwoo mana won?" Haruto bertanya pada Wonyoung yang kini sedang membereskan peralatan tulis kedalam tasnya. "Ooh Jeongwoo. Dia diruang osis tadi katanya dipanggil kak Yunseong." jawab Wonyoung.

"Thanks, won." jawab Haruto. baru saja Haruto ingin berlari menuju ruangan osis tapi Wonyoung memanggilnya. "Lo kalo mau deketin Jeongwoo. jangan dikecewain ya. kalo ga gue potong masa depan lo." kata Wonyoung

"Iya ibab. yaudah gue cabut dulu." setelah itu Haruto berlari menuju ruangan osis. Haruto berlari dengan cepat. sebab diruang osis itu pasti ada Sunghoon, dan pasti Jeongwoo bersama Sunghoon.

Setelah berlari, Haruto kini sampai diruang osis dan benar saja Sunghoon sedang mengusak rambut Jeongwoo. "Gausah pegang - pegang rambut dia!" kata Haruto sedikit membentak lalu menyingkirkan tangan Sunghoon dari rambut Jeongwoo.

Setelah itu Haruto menggenggam tangan Jeongwoo dan berlari dari ruangan osis. "K-kak sunghoon aku pulang dulu yaa!" kata Jeongwoo. "I-iya." setelah kepergian Haruto dan Jeongwoo, Sunghoon bersiap untuk pulang. dan ia melihat kotak bekal Jeongwoo ketinggalan.

Lalu sunghoon, berlari sekuat tenaga dan berdoa semoga Haruto dan Jeongwoo belum pergi dari area sekolah.

-

Haruto dan Jeongwoo baru saja menduduki kursi bus. baru saja bus berjalan dari halte tadi. dan Haruto melihat Sunghoon yang berlari terbirit - birit. posisinya Jeongwoo yang berada ditepi kaca. jadi otomatis Haruto membuat Jeongwoo menghadap padanya. agar Jeongwoo tidak melihat Sunghoon.

Rencana Haruto berhasil, sedangkan Sunghoon disana merasakan perasaan yang bercampur aduk. kecewanya karena dia tidak mngembalikan kotak bekal milik Jeongwoo, senangnya karena dia ada alasan untuk bertemu dengan Jeongwoo lagi.

Setelah sudah lumayan jauh dari halte bus tadi, Haruto membuka suaranya. "Lo ngapain si tadi sama sunghoon?" tanya Haruto dengan nada sedikit tidak suka. "Pas pulang sekolah gue dipanggil kak Yunseong. waktu itu gue kan mau ikut osis. terus kak Yunseong pulang-

-tersisa gue ama Kak Sunghoon. tadinya gue mau ke kelas lo. tapi Kak Sunghoon ngajak ngomong, kan ga enak kalo gue tinggal gitu aja. terlebih dia tadi mau ngajak gue pulang bareng." jawab Jeongwoo

"Terus maksudnya apaan dia ngusak - ngusak rambut lo?" tanya Haruto lagi. dia sungguh tidak suka jika Jeongwoo disentuh orang lain. "Tadi tuh dia bilang buat hati - hati. tapi tanganya sambil ngusak rambut gue. eh nggak lama lo dateng." jawab Jeongwoo.

"Lain kali jangan mau kalo rambut lo dipegang - pegang." kata Haruto. "Dih, kenapa emang?" tanya Jeongwoo. "Gue ga suka." jawab Haruto singkat. "Masalah lo apaan, sampe nggak suka rambut gue dipegang - pegang?" tanya Jeongwoo.

"Emang lo nggak risih rambut lo dipegang - pegang?" tanya Haruto. "Risih si apa lagi sama lo." jawab Jeongwoo. "Ya bodo amat. intinya rambut lo ga boleh dipegang sama orang kecuali sama gue." jawab Haruto.

"Emang kenapa sih?" tanya Jeongwoo. "Gue cemburu." jawab Haruto to the point. kini Jeongwoo terdiam mendengar penuturan kata Haruto barusan. akhirnya hening.

Setelah hening beberapa waktu, akhirnya Haruto mengeluarkan suara. "Lo mau dengerin lagu baru nggak?" tanya Haruto. Jeongwoo yang sedang melihat kearah luar kini menoleh ke arah Haruto. "Lagu apaan?" tanyanya.

Haruto melepaskan headphone yang tadi menggantung dilehernya kini ia letakan dikepala Jeongwoo. "Slowmotion - Treasure. lagu barunya. enak banget. coba deh lo dengerin." kata Haruto, lalu ia menekan tombol Play pada Ponselnya.

Dan kini lagu itu tepat pada lyrics pertama. dan Jeongwoo menatap manik mata Haruto. dia menangis. Haruto yang melihat Jeongwoo meneteskan air matanya langsung panic. "Kenapa lo nangis?" tanya Haruto.

"G-gue kangen sama kakek nenek gue di incheon. hiks" kata Jeongwoo sambil mengalihkan pandanganya. jari - jari kekar Haruto kini beralih untuk menhapus air mata yang berada dipipi Jeongwoo. "Lo jangan nangis yaa. nanti kapan - kapan gue anter lo ke incheon. to meet your grandparents." kata Haruto.

Kini Haruto berinisiatif untuk mendekap Jeongwoo. dan Jeongwoo yang tetap menangis didekapan Haruto. tangan Haruto kini telah mengusap - ngusap punggung Jeongwoo. dan akhirnya Haruto melepaskan dekapanya.

"Jangan nangis oke. ntar kita ke iksan. jangan nangis ah. jelek." kata Haruto sambil menghapus air mata yang masih menetes dipipi Jeongwoo. Haruto itu sebenernya softboy. cuma ngehalang sama sifat frontal, badboynya saja.

"Gue lepas aja deh ya headphonenya. gue ga suka liat lo nangis." kata Haruto sambil melepaskan headphonenya dari kepala Jeongwoo. terakhir dia meletakan Headphonenya ke kepalanya. setelah lama Haruto sibuk dengan telinga yang mendengarkan lentunan musik kini Haruto beralih pada Jeongwoo.

Haruto melihat Jeongwoo yang tertidur disebelahnya. emang kalo abis nangis itu hawanya pasti ngantuk:(. Haruto berinisiatif untuk meletakan kepala Jeongwoo untuk menyenderkan kebahunya. agar leher Jeongwoo tidak pegal.

"Lo nambah gemesin kalo lagi tidur."

-

"Woo, bangun. ini udah sampe dirumah lo." Haruto membangunkan Jeongwoo yang sedang tertidur. lantas Jeongwoo terbangun dari tidurnya. kini dia berjalan keluar bus bersama Haruto. berjalan sambil mengumpul kan nyawa - nyawanya.

Haruto terkekeh melihat Jeongwoo yang sesekali oleng karena belum sadar sepenuhnya dari tidur. "Lo masih ngantuk, sini naik kepunggung gue." kata Haruto. kini Haruto sedikit membungkuk. dan karena memang belum sadar sepenuhnya dari tidurnya Jeongwoo menurut saja. ia naik ke punggung Haruto.

Tangan Jeongwoo kini melingkarkan tanganya dileher Haruto walau tidak terlalu kencang. dan pada akhirnya Haruto menggendong Jeongwoo yang sedang mengumpulkan nyawanya sampai gerbang mansion Jeongwoo. Penjaga gerbang mansion berinisiatif untuk membuka gerbang.

"Udah sampe heh. udah ayo turun. lo berat." kata Haruto. akhirnya Jeongwoo turun dari gendongan Haruto. dia sudah sadar sepenuhnya. "Yeu, tadi siapa yang suruh lo gendong gue?" tanya Jeongwoo. lalu Haruto menjawab, "Kalo lo nggak gue gendong ntar lo malah jatoh terus nyium aspal. ntar dahi lo nambah luka."

"Iya juga sih." Jeongwoo menganggukan kepalanya. "Ntar hari minggu kita ke incheon. lo free 'kan?" tanya Haruto. "Gue free." jawab Jeongwoo. "Nah bagus. kalo gitu ntar minggu ke incheon." kata Haruto.

"T-tapi emang beneran?" tanya Jeongwoo memastikan. "Iya Park Jeongwoooo." jawab Haruto sambil menyamakan posisinya dengan yang lebih muda. Jeongwoo refleks memeluk Haruto. dia terlihat antusias. "Yeay! makasii banyak Haruuuuuuu." kata Jeongwoo lalu ia berlari sambil meloncat - loncat kecil memasuki area Rumahnya.

"Lucu banget sih bayii." kata Haruto lalu pergi dari kediaman Jeongwoo terakhir dia meminta penjaga gerbang untuk menutup kembali gerbang mansion. lalu ia menekan contact Junghwan. dia meminta Junghwan untuk menjemputnya. sebenarnya Haruto bisa saja jalan kaki, namun ini sudah terlalu sore. jadinya ia meminta bantuan adiknya saja.

Kenapa Haruto tidak menyatakan perasaanya? karena Haruto masih ragu terhadap perasaanya. jadi dia mengulur waktu untuk menyatakanya. terlebih ia menunggu waktu yang bagus untuk menyatakan perasaanya terhadap Jeongwoo.

kau melakukan hal yang bagus, watanabe haruto! jangan kecewakan park jeongwoo yaaa!

-

alurnya terlalu cepat ya?(^ω^)

i. fvck.haru! ㅡ rujeongwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang