Di part sebelas ada salah pengetikan. Mamah Jaemin itu sebenarnya time trevel bukan time controll.
.
.
.
."Jaemin dimana? Gak ikut makan malam?" Tanya Siyeon pada ketiga pria yang ada di depannya.
"Lah Heejin juga dimana. Perasaan tadi disini." Tutur Siyeon lagi.
Hyunjin juga sama bingungnya seperti Siyeon. Sejak pulang dari pasar siang tadi, suasana rumah terasa aneh. Hyunjin ingin bertanya, tapi belum saja dia berucap. Jeno sudah mengirim telepati padanya agar tidak bertanya apapun.
"Kalem yeon." Ucap Heejin yang datang bersama Jaemin dari kamar pria itu.
Siyeon memicingkan mata curiga.
"Kalian berdua gak abis nganu kan?" Tanya Siyeon.
Heejin mendelik kaget.
"Gue? Sama dia? Amit-amit." Tanya Heejin sambil menunjuk dirinya sendiri dan Jaemin secara bergantian.
Siyeon tertawa pelan. Dia melirik Jaemin yang tumben diam saja. Dengan langkah pelan, dia menghampiri sahabatnya itu.
"Jaem. Lo gapapa kan?" Tanya Siyeon.
Jaemin diam sambil menatap Siyeon. Heejin menggenggam tangan Jaemin. Seperti mendapat kekuatan, Jaemin mengangguk.
"Yok makan. Laper gua." Ucap Jaemin.
Jaemin menarik tangan Heejin agar duduk di sebelahnya. Untuk saat ini, Jaemin hanya nyaman bersama Heejin.
Heejin menoleh dengan tatapan sinis saat Hyunjin duduk di sebelahnya.
"Biasa aja anjir ngeliatnya. Gue bukan setan." Cerca Hyunjin.
"Emang bukan. Tapi anjing." Balas Heejin.
"Gini amat punya temen." Hyunjin mengelus dadanya sabar.
"Awas aja belum gue berhentiin waktu hidup lu." Ancam Heejin.
"Maksudnya ngehentiin waktu hidup Jin?" Tanya Siyeon sambil mengunyah makanannya.
"Gimana ya cara jelasinnya. Gampangnya, kalau gue ngehentiin waktu hidup orang, berarti orang itu meninggal." Jelas Heejin.
"Wow. Gue gak nyangka kekuatan lo sehebat itu. Jadi takut macem-macem sama lo." Ucap Soobin
"Kita kombinasi yang pas gak sih Bin?" Tanya Heejin sambil mengedipkan sebelah matanya.
Soobin tertawa pelan. Jaemin yang melihat itu mengangkat tangangnya untuk mengusap wajah Heejin pelan.
"Eh Yeon. Formula yang lo ambil kemarin gimana?" Tanya Jeno.
"Nanti gue bahas. Abisin dulu makanan kalian."
¤¤¤¤¤
"Jadi menurut informasi yang pernah gue dapet, pemerintah itu punya dua formula. Yang pertama itu, ini." Siyeon mengangkat botol kecil berisi formula. "Formula ini biasa dipake buat ngilangin kekuatan tapi cuman sementara. Kalau ini disuntikin ke manusia biasa, paling minim lumpuh lah kalau imun nya kuat." Jelas Siyeon.
"Berapa lama efek formula itu?" Tanya Hyunjin.
"Gue udah ngitung waktu dari Soobin di suntik sampai efeknya ilang, sepuluh jam." Jawab Siyeon.
"Apa gak ada penangkalnya?" Tanya Soobin.
Siyeon melirik Jaemin.
"Itulah kenapa gue ajak kalian ke rumah Jaemin. Selain tempat ini gak terlihat di google map, rumah Jaemin itu yang punya adalah pasangan peneliti. Dan kalian tahu siapa yang punya."
"Orang tua Jaemin?" Tanya Heejin dengan mata terbuka lebar.
Jaemin tertawa dan kembali mengusap wajah Heejin pelan.
"Yap." Jawab Siyeon menanggapi pertanyaan Heejin .
"Trus hubungannya apaan?" Tanya Hyunjin.
"Gue sama Jeno bakal neliti formula ini dan berusaha buat bikin penawarnya. Tapi sebebarnya bukan formula ini yang harus kita hindarin."
Semua diam menyimak. Memang selalu seperti ini. Selaku ketua, Siyeon akan jadi yang paling banyak bicara saat rapat.
"Ada satu formula lagi. Gue gak tau warnanya apa atau cc nya berapa karena gue belum pernah lihat. Tapi kita harus bener-bener ngehindarin formula itu."
"Formula penghilang kekuatan?" Tanya Jaemin yang mulai faham ke arah mana rapat mereka.
Siyeon mengangguk.
"Dan gue mau, selama seminggu kalian harus bisa ngembangin kekuatan kalian."
Setelah berucap demikian, Siyeon pergi. Tapi beberapa langkah kemudian dia berhenti dan kembali berbalik menatap kelima anggotanya.
"Satu lagi. Gue harap selama seminggu kalian bisa bangkitin kekuatan lain kalian."
Siyeon tersenyum singkat lalu pergi dari sana diikuti Jaemin dan Jeno.
"Bukannya itu cuman mitos?" Tanya Hyunjin.
"Tapi kalau Siyeon udah ngomong gitu, bisa gue simpilkan dia udah bisa bangkitin kekuatan keduanya." Jawab Soobin.
Heejin diam berfikir. Jika mitos itu benar. Itu artinya apa yang dia alami dulu itu adalah kekuatan keduanya.
"Ngantuk gua. Duluan ya." Ucap Hyunjin setelah menguap.
Kini tinggal Heejin dan Soobin di ruangan itu.
"Lo gak tidur Jin?" Tanya Soobin.
"Capek. Gendong dong bin."
Heejin merentangkan kedua tangannya pada Soobin.
"Gak ah. Takut Jaemin ngamok." Canda Soobin.
"Dih cemen amat. Lagian ngapain juga dia marah. Ayolah Bin. Capek banget gue gak bohong." Rengek Heejin.
Soobin menghela nafas pelan lalu mengangkat Heejin ke gendongannya. Heejin sambil tersenyum mengalungkan kedua tangannya ke leher Soobin.
Heejin tidak akan bohong jika ada yang bertanya Soobin itu tampan atau tidak. Maka dengan sekali jawab dan tanpa berfikir dua kali, dia akan menjawab YA.
"Terpesona aku terpesona." Senandung Heejin sambil menatap wajah Soobin.
"Gila lo." Sahut Soobin setelah menurunkan Heejin di atas ranjang.
Heejin tertawa terbahak saat Soobin keluar dari kamarnya. Soobin yang baru keluar berpapasan dengan Hyunjin yang baru saja dari kamar mandi.
"Katanya mau tidur?" Tanya Soobin.
"Kencing dulu gua. Lo ngapain dari kamar Heejin?"
Soobin sambil menahan senyum menatap Hyunjin jahil.
"Cemburu kan lo." Goda Soobin.
"Kalau aja kekuatan lo bukan invulnerability. Udah gue banting aslian."
Hyunjin pergi dengan wajah memerah saat Soobin menertawainya. Soobin orang yang peka. Dia tahu kalau bukan hanya Jaemin, tapi Hyunjin juga tertarik pada Heejin.
Tapi pria itu belum bisa menebak pada siapa Heejin merasa tertarik. Soobin menatap pintu kamar Heejin.
"Bin?"
Soobin menoleh. Ada Jaemin yang berjalan mendekat ke arahnya. Jaemin menatap pintu kamar Heejin sekilas lalu menatap Soobin.
"Ngapain?"Tanya Jaemin.
"Tiba-tiba gue ngerasa bersalah sama Heejin. Kita gak seharusnya sangkut pautin dia di masalah sebesar ini. Kalau aja dia masih sama kakeknya, dan gak kenal kita. Pasti dia masih bebas berkeliaran." Ucap Soobin dengan pandangan yang tak terlepas dari kamar Heejin.
Jaemin ikut menatap kamar Heejin.
"Sebenarnya bukan salah kita. Sejak awal semua keputusan ada ditangan Heejin. Kalau aja hari itu dia nolak."
.
.
.
.
.
.Udah mulai serius iniii
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories of Past
FanficEnam remaja yang membentuk sebuah kelompok bernama underline dan mencari tahu tentang apa yang terjadi di masa lalu mereka. Be us against the world #4 - Siyeon