BAB 8-BUTUH PERHATIAN

156 17 8
                                    

Renan mengikuti langkah Mora yang tengah sibuk membereskan ruang tamu yang sangat berantakan. Semalam Mora mengajak teman sekelompoknya untuk mengerjakan proposal bersama.

Mora pun merasa sedikit terganggu dengan Renan. Langkahnya kadang harus terhenti, membuatnya kesal sendiri dengan tingkah aneh Renan saat ini.

"Lo kenapa sih?" Tanya Mora jengkel. Renan pun hanya menggeleng polos.

"Kalau nggak ada, ngapain lo ngikutin gue mulu. Nggak biasanya lo ngikutin gue beres-beres, nggak pake ngebantu segala cuma ngekor kek anak ayam." Rutuk Mora. Gadis itu menyingkir dari hadapan Renan. Ia harus memasak untuk Renan, setelah itu ia akan berangkat ke kampus.

Renan yang ditinggal begitu saja merasa sedih. Ia bertingkah seperti itu hanya ingin mencuri kembali perhatian Mora yang seminggu ini berkurang untuknya.

Segala cara Renan lakukan agar Mora kembali memberi perhatian kepadanya. Renan merasa kesepian semenjak Mora mulai sibuk dengan persiapan untuk lulus. Bermain sendiri membuatnya bosan, ia ingin dimanja juga oleh Mora.

"Renan, hari ni gue keknya pulang malam. Makanan udah gue sediain, dan ingat lo nggak boleh kemana-mana sampai gue balek. Paham? Kalau mau jajanan, lo tinggal ambil dikulkas."

Ya selalu seperti itu, tidak boleh keluar hingga gadis itu kembali. Bagaimana tidak bosan, sementara gadis itu akan pergi ke kampus pagi sekali, lalu pulang larut malam setelah bekerja part time. Makan, tidur, dan bermain adalah rutinitasnya untuk seminggu ini dan kedepannya. Mengingat keungan Mora mulai menipis dan kelulusan pun sudah didepan mata Mora.

"Iya kak." Jawab Renan sekenanya. Ia merajuk, namun sepertinya Mora tidak terlalu peka.

"Gue pergi dulu, bye." Pamitnya. Renan mengangguk dan mengunci pintu ketika Mora sudah pergi.

"Huft.." Helanya, sangat membosankan. Main pun bosan, makan pun bosan, nonton pun bosan, segalanya bosan kalau tidak ada Mora disampingnya. Kaki jenjangnya melangkah ke ruang makan untuk menyantap makanan yang telah dibuat oleh Mora. Nafsu makannya pun tidak banyak seperti sebelum-sebelumnya. Hanya 3 sendok nasi dan beberapa lauk untuk mengisi kekosongan piringnya.

Setelah makan, Renan kembali keruang depan untuk menonton film yang sudah ditontonya berkali-kali. Berharap rasa bosanya pergi.

Namun rasa bosannya tak kunjung pergi. Semoga Mora tidak tau, kali ini ia benar-benar sangat bosan. Ia akan pergi ke taman untuk bermain dan semoga ia ketemu lagi dengan kakak cantik yang mentraktirnya beberapa hari yang lalu.

"Mobil, tolong jaga rumah kak Mora sebentar ya. Renan mau main ayunan sebentar doang. Bye!" Persis seperti anak kecil, Renan berbicara dengan mainanya yang merupakan benda mati.

Akhirnya Renan melangkah dengan bahagia menuju taman bermain. Sesampainya disana senyumnya semakin melebar melihat kakak cantik kemaren tengah duduk diatas ayunan tempat ia bermain kemarin.

Renan mempercepat langkahnya untuk bisa menyapa kakak cantik yang tak lain adalah Rachel.

"Hai kakak cantik." Sapanya gembira. Rachel mendongkak melihat Renan yang tersenyum manis.

"Hai Renan, yaampun aku nungguin kamu dari kemarin-kemarin loh." Ucap Rachel. Renan tampak nyengir polos seperti tak berdosa.

Padahal pria tampan itu berjanji kepada Rachel akan bermain disini setiap hari. Namun Renan tidak menepati janjinya. Membuat Rachel lelah menunggunya di taman ini.

"Maaf ya kak, aku juga punya alasan nggak datang kesini setiap hari."

Rachel mengangguk paham, ia tahu kendalanya. Gadis itu, pasti gadis itu melarang Renan untuk keluar.

MY CRAZY MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang