BAB 11 - SETELAH PERGI

91 6 11
                                    

4 tahun kemudian......

     "Iya nyak, anak nyak nyari duit dulu ya. Bye!"

     Tut...

     Panggilan dimatikan dan ponsel butut dimasukan kedalam tas.

    "Telat lagi dah gue." Ucap seseorang yang tengah jalan tergesa gesa menuju halte bus.

     Terlambat sudah menjadi rutinitasnya beberapa tahun yang lalu. Untung bossnya tidak pernah mempermasalahkan keterlambatannya. Enak bukan?

     Tidak, sama sekali tidak enak. Walaupun tidak pernah kena tegur oleh atasannya. Gaji tiap bulannya selalu dipotong karena keterlambatannya tersebut. Sehingga ia masih bekerja sampingan ditempat yang lama.

     "Aduh Mor, lo gak ada kapoknya ya."

     Semua karyawan langsung menoleh kearah Mora yang mencoba mengendap-endap masuk kedalam ruangan kerjanya.

     "Iya ni anak, sementang Buk boss sepupu lo ya, makanya bisa seenak jidat masuk kerjanya kapan. Tapi ya Buk bos juga tegas sih, gaji lo dipotong tiap bulannya."

     Mora menghela nafas dengan malas. Kesabaran masih menguasainya saat ini.

     "Gak sadar diuntung banget ya gais hahaha."

     Semua karyawan disana serempak mentertawakan Mora yang sepertinya sudah mulai terpancing.

     "Kalo kerja sama orang lain mah, belum seminggu udah ditendang sama bossnya."

     "WOI ANJING, mulut lo bisa diam gak sih? Kerjaan lo NGITUNG DUIT atau NGEJULID-TIN ORANG?" Bentak Mora tepat dihadapan salah satu rekan kerjanya yang tadi mengolok-oloknya.

     Seketika mereka semua terdiam mendengar bentakan Mora. Untuk pertama kalinya mereka melihat Mora semarah ini dan mampu melawan mereka semua.

     Mora melangkah kehadapan gadis bermulut pedas tadi. Menunduk dan berbisik tepat didepan telinga gadis itu.

     Gadis bermulut pedas itu langsung membeku dan gemetar. Mora yang melihatnya tersenyum meremehkan.

     "Gue akan resign dari sini, and kalian bakal segera mendengar berita yang BOOM meledak keseluruh perusahaan yang gak seberapa ini. Persiapkan diri kalian masing-masing ya gais." Ucap Mora dengan santai dan berlalu menuju ruangan bos sekaligus sepupunya tersebut.

     Tok tok tok...

     "Masuk."

     Mora membuka pintu ruangan sepupunya yang bernama Riska Anastasya. Tanpa dipersilahkan duduk, Mora mendaratkan bokongnya dikursi yang langsung berhadapan dengan Riska.

     "Lo telat lagi Ra." Ujar Riska agak kesal.

     "Buat yang terakhir Ika, kali ini gue mah resign. Males banget ngadepin karyawan lo yang mulutnya nyerocos ngurusin hidup gue."

     Riska terkejut mendengarnya. Resign bukanlah pilihan yang tepat untuk Mora. Ia tak ingin ada kesalah pahaman yang sampai ke telinga keluarga mereka berdua.

     "Gak bisa dong tai, ntar gue yang dimarahi nenek." Sentak Riska khawatir.

     "Gue gak tahan Ika, gue mau kerja sama orang lain aja. Urusan nenek biar jadi urusan gue, lo bisa bikin alasan yang jelek jelek tentang gue. Selesaikan?"

     "Tapi Ra..."

     "Sutttt.... Gue mau out okay, and gue mau ngasih tahu sesuatu tentang karyawan lo yang kek tante girang itu."

MY CRAZY MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang