BAB 7 - THE PLAN 2

198 20 1
                                    

   Siang yang terik membuat Rachel mengenakan payungnya menuju mobil yang telah disiapkan oleh bodyguardnya. Sedikit tergesa ia memasuki mobil agar kulit indahnya tak tersentuh oleh panasnya matahari.

   "Nyonya memberikan perintah kepada 5 pengawal untuk menjaga anda selama berada di sini." Rachel memutar bola matanya kesal mendengar informasi yang baru saja disampaikan oleh sopirnya.

    Mommynya begitu berlebihan dalam segala hal yang ingin Rachel perbuat. Gadis cantik itu cuma ingin menjalankan rencana ini seorang diri, tanpa ada pengawal dan lainnya. Ia tak ingin membuat Arya dan gadis yang bersama Arya kemarin curiga. Hasil yang mulus yang sangat diinginkanya untuk rencana ini.

   "Lim, tolong perintahkan 1 orang saja untuk mengawal saya dari dekat. Selebihnya kawal saya dari jauh. Saya tidak ingin rencana membawa Arya kembali gagal." Titah Rachel yang disambut anggukan oleh sopirnya.

   Rencana yang telah tersusun oleh Rachel di otaknya ia harapkan dapat berhasil dengan mulus. Hatinya yakin bahwa pria yang ia temui di mall kemarin adalah Arya-nya, pasti sesuatu tak beres terjadi kepada Arya saat perjalanan bisnisnya disini. Kecelakaan itu pasti hal yang sudah direncanakan. Tidak mungkin Arya menghilang begitu saja setelah kecelakaan itu.

   Hatinya menjerit ingin membawa Arya cepat-cepat kembali kedalam pelukanya. Ingin pernikahan yang selama ini ia impikan bersama Arya segera terwujud. 2 minggu bukanlah waktu yang cukup mengingat banyaknya hal-hal aneh dalam kasus Arya-nya ini. Ia akan tinggal disini sampai Arya kembali padanya.

    Di apartemen Mora....

   Teman-teman Mora telah pulang sejak subuh tadi. Meninggalkan Mora yang saat ini tengah bersiap-siap kekampus dan Renan yang asik bermain dengan mainanya. Jika dilihat-lihat, sangat aneh melihat pria dewasa bermain seperti anak-anak begini.

   "Renan lo harus jaga diri dirumah ini selama gue kuliah ya, jangan aneh-aneh selama gue nggak ada. Paham?" Renan mengangguk antusias. Tak lupa senyum yang membuat ketampanan Renan semakin meningkat.

   Anjir, jantung sialan. Dia ilang ingatan Mora. Batinnya.

   Agar jantungnya tak semakin berdegul kencang, Mora keluar dari apartemenya dengan tergesa-gesa. Kedua pipinya merona saat ini, astaga pria itu sepertnya keturunan dewa. Batinnya menjerit kembali.

   Selama perjalanan kampus Mora menghalu hal-hal yang menurutnya tak akan pernah terjadi. Seperti menghalukan Renan menjadi suaminya, kelak ia akan bahagia. Sangat-sangat bahagia, ketampanan Renan pasti membuahkan keturunan yang tampan dan cantik. Wah, anak Mora bakal mirip bule dong. Halunya membuat Mora senyum-senyum seperti orang gila. Padahal awal bertemu Mora menganggap Renan orang gila, tetapi sekarang orang gila itu berhasil membuat Mora seperti ini. Sampe-sampe mahasiswa yang berselisih dengannya menatap heran Mora.

  
*

   Renan merasa sangat bosan bermain. Ia ingin keluar mencari taman bermain tempat dimana ada ayunan yang sangat ingin Renan mainkan.

   Titah dan peringatan Mora lenyap begitu saja saat Renan mengunci pintu apartemen. Tanpa merasa bersalah ia melangkah dengan riang kearah lift. Walaupun ia tak hapal betul jalanan disini, Renan bersikukuh menggunakan instingnya dalam mencari taman bermain.

   Berhasil mengikuti instingnya Renan tiba di taman bermain. Mata tajamnya menelusuri seluruh permainan yang ada disini. Satu ayunan kosong menjadi targetnya membuat dia senang. Dengan cepat ia kearah ayunan tersebut, takut diambil yang lain.

   Ia sudah duduk diayunan itu. Dengan riangnya dia mengayunkan tinggi-tinggi ayunannya. Sesekali ia tertawa membuat matanya yang tajam menyipit. Indah sekali ciptaan-Mu Tuhan.

MY CRAZY MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang