BAB 10 - PERGI

100 7 2
                                    

     Renan masih belum juga memberitahu bahwa ia sudah ingat semua tentang dirinya kepada Mora. Berakting seolah-olah masih amnesia membuat Renan sama sekali tidak merasa kesulitan, dia sudah terbiasa.

     "Big babby, gue ke kampus dulu. Byee." Pamit Mora kepada Renan yang tengah berpura pura sedang memainkan mainannya.

     "Siap kak." Balas Renan.

     Mora melangkah mendekat ketempat Renan. Tangan mungilnya mengacak gemas rambut Renan, tak lupa memberikan kecupan sayang dipipi Renan. Hal tersebut membuat Renan merasa terkejut.

     "Byee." Ucap Mora berlari keluar apartemen sambil menutup mukanya. Astaga, memalukan sekali dirinya.

     Renan yang masih terkejut perlahan menyunggingkan senyum tipis dibibirnya. Mora benar-benar gadis tak terduga. Gadis dengan tingkah yang langka.

     Pria tampan itu bergegas mandi dan bersiap siap untuk bertemu dengan Rachel yang mungkin tengah menunggunya di taman. Tempat biasa yang diminta oleh Rachel untuk dikunjungi oleh Renan setiap hari sebelum ingatannya kembali.

     Jalanan di kota tampak ramai dengan kesibukan manusia-manusia yang pergi kerja, sekolah dan kuliah. Kemacetan dimana-mana membuat Renan memilih untuk berjalan kaki karena jarak antara apartemen Mora dan Taman tersebut tidaklah jauh. Renan sudah terbiasa berjalan kaki seperti ini, karena dulu dia sangat suka berjalan kaki dari pada menggunakan kendaraan.

     Sesampainya disana Renan memilih duduk diayunan untuk menunggu Rachel datang. Dan baru beberapa menit ia menunggu, wanita anggun itu datang memeluk lehernya dari belakang.

     "Sayang."

     "Lepasin Cel." Ujar Renan mencoba melepaskan pelukan Rachel dilehernya yang terasa mencekiknya.

     "Kamu kasar dan berubah." Rachel melepaskan pelukannya dan pergi begitu saja dari sana. Meninggalkan Renan yang kelabakan dengan amarahnya Rachel.

     Sedangkan Rachel menggerutu tidak terima dengan perlakuan yang diterimanya tadi. Seolah olah kekasihnya itu seperti membencinya dan itu pertama kali dalam hidupnya Renan berbuat kasar kepadanya.

     "Tunggu Cel." Tahan Renan. Kekasih cantiknya ini sedikit berubah, suka marah-marah dan sedikit posesif.

     Dengan cepat Renan memeluk erat Rachel agar wanita itu tidak memberontak lagi. Sesekali ia mencium puncak kepala Rachel untuk menenangkannya. Orang-orang sekitaran taman menonton adegan bak drama yang ada didepan mata mereka.

     Renan melepaskan pelukannya dan menarik tangan Rachel untuk pergi dari taman. Sangat tidak nyaman untuk dipertonton seperti tadi. Renan sangat membenci itu.

     "Ayok masuk ke mobil kamu." Ajak Renan.

     Rachel melepaskan genggaman tangan Renan dari tangannya dan berjalan lebih cepat menuntun Renan menuju mobilnya.

     Sesampainya di mobil Rachel membukakan pintu bagian supir untuk diduduki oleh Renan. Sudah lama ia tidak merasakan duduk disamping Renan saat pria tampan itu tengah mengemudi.

     Dengan patuh Renan masuk ke bagian kemudi. Sudah lama sekali ia tidak merasakan membawa mobil ditengah kota yang padat.

     Mobil mewah Rachel melaju dengan cepat membelah jalanan yang tidak semacet pagi tadi. Dengan santai Renan mengemudi dengan satu tangan, tangan lainnya mengenggam erat tangan Rachel. Ya, masih dalam menenangkan kemarahan wanita cantiknya itu.

     "Sudah seminggu Arya, kamu belum juga mengatakan kepada gadis egois itu bahwa kamu sudah mengingat segalanya. Your mom miss you so much baby, why haven't you said everything?"

MY CRAZY MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang