in previous chapter
Mingyu memandang punggung laki-laki berumur 30 tahun itu dan menggelengkan kepala, "Kyuhyun hyung itu menyeramkan sekali, kalau dia lahir di waktu dan keadaan yang salah dia bisa saja menjadi psikopat ulung," membayangkannya saja sudah membuat Mingyu merinding sendiri.
"Ah, yang penting aku bisa dapat uang cash 8.000.000 won. Lebih baik pergi ke Paris atau Scandinavia ya?"
-
Di dalam ruang Yunho, kedua sepupu itu sedang beradu tatapan tajam satu sama lain sejak lima menit yang lalu. Tepat setelah Yesung menyatakan maksudnya datang ke kantor Yunho.
"Jangan main-main, Kim Yesung," gertak Yunho dengan bibir yang menipis, seperti sudah habis kesabaran dengan sifat sok kuat dan sifat semena-mena adik sepupunya ini.
Yesung memiringkan kepalanya, menatap mata Yunho dalam, menyatakan kesungguhannya dalam ucapannya, "Sejak kapan aku pernah main-main dengan ucapanku, oppa?"
"Kau-"
"Terserah apa keputusanmu tapi aku akan tetap mencari caraku sendiri untuk menghancurkan mereka," Yesung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.
Saat tangan Yesung sudah berada di kenop pintu, Yunho menggeleng singkat dan memanggilnya, "Baiklah, aku mengizinkannya,"
Yesung menengok ke belakang dan tersenyum kecil, "Terima kasih, oppa,"
"Tapi akan kutarik kembali dan mencabutmu dari team SWAT jika kau tidak duduk sekarang juga," mau tidak mau Yunho mengancam adik sepupunya itu.
Yesung menghela nafas dan kembali menutup pintu yang sudah sempat ia buka dan kembali mendudukkan dirinya di depan Yunho sambil bersidekap.
"Ya?"
"Dengarkan. Aku tidak tahu apa rencanamu untuk menghancurkan mereka tapi hal itu tidak akan membantumu sama sekali, Yesung. Kau hanya akan membahayakan dirimu sendiri. Kau harus melupakan masa lalu dan mulai mengejar masa depanmu. Menghancurkan mereka tidak membuat keluargamu kembali," Yunho memberi pengertian dan menatap Yesung lembut.
"Kurasa aku tidak bisa mengejar masa depanku jika mereka masih berkeliaran, terlebih dimana aku menapakkan kakiku. Setidaknya biarkan aku merusak organisasi mereka," Yesung masih teguh dengan niat awalnya.
"Aku tidak bisa menembus kepalamu yang keras itu ya? Apa aku perlu membawa Kyuhyun sekarang untuk membujukmu? Aku tahu kau bercerita padanya, Yesungie,"
Badan Yesung menegang mendengar nama Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Satu-satunya laki-laki yang mampu membuatnya merasakan keamanan dan kehangatan. Melakukan rencananya ini bisa menyakitinya jika Yesung terus dekat dengannya. Yesung harus kembali meneguhkan hatinya untuk tidak semakin jatuh untuk Cho Kyuhyun. Satu-satunya cara jika Yesung ingin memastikan lelaki itu masih bernafas dan hidup dengan baik.
"Ya, salah satu kesalahanku,"
Yunho melihat sesuatu di dalam tatapan dingin adik sepupunya, tersenyum kecil karena menyadari bahwa akhirnya adik sepupunya itu sudah memiliki sedikit perasaan untuk Team Leader divisi kebanggaannya. Penolakan Yesung sangat masuk akal bagi Yunho. Adik sepupu manisnya itu tidak pernah ingin membuat orang lain terluka.
"Itu bukan kesalahan, Yesung. Jangan menutup dirimu dan menjauhi orang untuk melindungi mereka,"
"Bisakah kita tidak membahas hidup pribadiku, oppa?" Yesung mendengus kasar.
"Oh tentu kita harus membahas ini karena kau, adik manisku, harus pergi ke Tuan Park. Dia psikiater kenalanku dan sudah kupercaya. Aku sudah membuat perjanjian dengannya untukmu dan kau harus menyelesaikan semua pengobatan yang diberikan," Yunho berbicara dengan nada final, tidak menerima penolakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treacherous // KYUSUNG
FanfictionBoth have heart as cold as ice. The difference? One is by nature, the other is freezing the heart as self-defence. But when they both meet, they can only feel; warmth. disclaimer GS for ukes! in Bahasa