chapter fourteen

381 36 38
                                    

TRIGGER WARNING!

18+, rape, suicidal thoughts.

-

in the previous chapter

Seberapa keras pun Kyuhyun memaksa dirinya untuk kuat dan melupakan fakta bahwa Yesung dibawa pergi oleh Jinseok, tetapi tubuhnya seperti mengkhianati dirinya. Tangannya bergetar hebat. Amarah dan ketakutan bercampur menjadi satu.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Kyuhyun tidak pernah memiliki keinginan untuk membunuh sebesar ini.

"Yoo Jinseok..." desis Kyuhyun.

-

"Nghhh..." Yesung merasa kepalanya sangat pusing dan lehernya pegal bukan main. Perlahan-lahan mengerjabkan mata untuk menyesuaikan pandangannya dengan lampu yang begitu terang. Kesadarannya langsung kembali penuh saat menyadari tangannya terikat di kanan dan kiri sisi tubuh.

Pandangannya masih sedikit mengabur dengan kepala yang masih berdenyut di sebelah kanan, Yesung mengumpat ketika mengingat bawahan Jinseok memukul pelipis kanannya dengan kencang. Kini dirinya sibuk berusaha untuk melepaskan ikatan yang ada di pergelangan tangan, tapi sekuat apapun Yesung berusaha, ikatan tali itu tidak melonggar sedikitpun, yang ada malah melukai pergelangan tangannya. Sadar jika usahanya tidak berhasil, Yesung berhenti untuk menyimpan tenaga. Pikirannya kembali ke hari interogasi Jinseok. Ia tidak tahu apakah Jinseok segila itu untuk membunuh Kyuhyun. Tapi apa yang tidak mungkin bagi mafia gila seperti Jinseok? Pandangan Yesung kembali mengabur dengan air mata, bukan karena efek pukulan ataupun kepalanya yang semakin sakit, tetapi membayangkan nasib Kyuhyun dan Ryeowook. Satu persatu air mata itu berlomba turun membasahi pipinya. Isakan kecil berubah jadi umpatan penuh kebencian.

"Yoo Jinseok, kupastikan kau mati di tanganku,"

Keadaan semakin memburuk karena Yesung tidak tahu sudah berapa lama ia kehilangan kesadaran. Merasakan punggungnya yang pegal, mungkin lebih dari dua hari. Ia mengedarkan pandangannya, melihat penjara sementaranya yang terlihat mewah untuk tempat penyekapan. Dari interiornya Yesung menebak ia berada di salah satu hotel, tetapi bukan di pusat kota. Hotel ini terlihat begitu sederhana untuk hotel-hotel yang berada di pusat kota, mungkin ada di pinggiran Seoul. Tapi sayangnya ini hanya asumsi Yesung semata, sudah bertahun-tahun meninggalkan Korea membuatnya cukup sama dengan turis dari negara asing.

Keheningan yang menyelimuti Yesung membuat pikirannya semakin keras, Kyuhyun, team-nya, dan pengkhianatan keluarganya. Air mata yang sempat berhenti kembali mengalir, tapi kali ini tanpa ada emosi berarti dari wajah Yesung. Kenapa, menjadi salah satu kata yang selalu terngiang di kepala Yesung sejak kematian keluarganya. Kenapa harus dia yang mengalami kejadian menyedihkan seperti ini? Apa Tuhan menobatkan dirinya sebagai manusia paling menyedihkan abad ini?

Muncul bayangan wajah Kyuhyun yang penuh dengan luka, teriakan kesakitannya, semua itu tidak pernah diperlihatkan oleh Kyuhyun. Ryeowook yang terbaring di lantai ruang interogasi dengan kolam darah yang berasal dari luka tembakan di dada kanannya. Kali ini Yesung menyalahkan dirinya sendiri. Jika saja ia tidak terlena dengan rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh seluruh anggota team-nya, maka mereka semua masih dapat hidup dengan aman dan bahagia. Tanpa takut bayang-bayang setan berkedok mafia seperti Hyodo dan Goodfellas. Yesung yang menjebloskan mereka ke dalam neraka. Sudah sepantasnya ia tidak merasa bahagia. Memikirkan kata bahagia membuatnya mendengus, sepertinya bahagia menjadi satu kosakata yang anti di hidupnya.

Entah sudah berapa lama Yesung menatap kosong ke langit-langit ruangan, kepalanya masih berisik dengan tuduhan dan hinaan kepada dirinya sendiri. Tidak tahu sejak kapan air matanya berhenti mengalir dan mengering di kedua sisi wajahnya. Mungkin, jika Jinseok membawanya, entah untuk menahannya seumur hidup atau membunuhnya, mungkin Jinseok dan Matteo akan membiarkan Kyuhyun dan yang lainnya menjalankan hidup seperti dulu.

Treacherous // KYUSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang