Pertemuan dalam ketidaktahuan

108 5 9
                                    

Seven menatap datar para Ultra yang berlalu-lalang lewat jendela entah kenapa matanya refleks menatap pemandangan di luar.mungkin efek dari dokumen yang ia kerjakan sekarang.

Menghelan nafas kala tak ada yang menarik untuk dilihat, tiba-tiba pandangan nya terpaku pada Ultra ber-slugger dua yang berjalan berlawanan arus diantara para Ultra.

Dengan tubuh dwi-warna merah dan biru membuat ia sangat mencolok,ia terlihat membawa sebuah bungkusan makanan ditangan.

Seven beranjak dari kursi, berjalan keluar mengikuti Ultra dengan dua slugger itu pergi secara diam-diam tidak mengindahkan tatapan bingung para Ultra disekitarnya.

Ia diam melihat sekeliling namun tidak menemukan Ultra ber-slugger dua tadi. kemana Ultra itu pergi? Ia yakin Ultra itu tadi berada disekitar sini seharusnya Ultra itu belum pergi jauh.

Merasa tak menemukan Ultra itu, Seven akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di crsytal city. Menikmati udara segar setelah seharian bekerja didalam ruangan yang penuh dengan dokumen-dokumen bagai gunung Fuji.

Ia terus melangkahkan kaki sampai kepinggir kota hingga berhenti di sebuah Padang bunga kristal.

Angin berhembus pelan membuat bunga disana saling bergesekan menerbangkan mahkotanya yang terlepas tertiup angin.suasana yang sangat damai namun juga sepi.

Seven menikmati hembusan angin dalam diam,menghirup aroma bunga tenang, tidak beranjak satu centi pun dari tempat ia berada sekarang.

Kedamaian sepi itu terus berlanjut sampai sebuah slugger tiba-tiba tertancap tepat disamping kakinya,membuat ia keluar dari lamunan.

"AKHHHHHHH susah sekali!"seorang Ultra berlari ke arahnya dengan satu slugger ditangan, Ultra yang sedari tadi ia cari-cari.

Seven mengambil slugger yang berada di dekat kakinya, membersihkan slugger itu dan menatapnya lekat-lekat.

"Paman! Tolong berikan slugger ku." tampa ia sadari Zero berdiri disamping nya, mata kuning cerah namun tajam sekaligus imut itu bersinar dibawah cahaya plasma spark.

"Kau sedang latihan?"seven memberikan slugger itu pada Zero.

"Iya tapi tidak bisa susah sekali!" Zero merengut padahal slugger ini bagian dari dirinya tapi ia tidak bisa mengendalikan nya.

"Coba tunjukkan bagaimana kau melakukan nya." Zero mengangguk lalu menunjukkan pada Seven bagaimana cara ia menggunakan slugger itu.

Seven terkikik saat melihatnya, sungguh salah cara penggunaan slugger yang dilakukan oleh Zero.

"Kenapa paman tertawa! Memangnya salah?!" Zero merasa tersinggung atas hal yang sudah pasti benar.

"Ya kau salah seharusnya kau tidak menggunakan slugger Seperti itu"Seven melepaskan slugger dikepala nya membuat Zero terkejut."perhatikan."

Seven melemparkan slugger nya, seperti bumerang slugger itu kembali padanya ia juga menggunakan slugger itu layak nya belati memperagakan gerakan-gerakan pertahanan dan penyerangan memberikan contoh kecil pada Zero.

"Slugger itu bagian dari dirimu  Zero kau harus bisa memahami dirimu sendiri untuk menggunakan slugger itu." Zero berfikir sejenak mencerna kata-kata Seven sampai akhirnya ia mengangguk paham.

"Baik paman akan ku coba!" Zero melemparkan kedua slugger nya seperti Seven tadi, slugger itu berhasil kembali walaupun membuat sang pemilik sedikit terjengkal kebelakang.

"Wah! Aku biasa melakukan nya! Aku bisa!"Zero melompat-lompat senang, Seven tersenyum kala melihat Zero yang kegirangan karena berhasil melakukan kemajuan kecil.

"Ajari aku lagi paman! Aku ingin menjadi Ultra warrior yang kuat agar aku bisa diakui."Zero memandang Seven penuh harap yang diangguki oleh Ultra itu.

Seven dan Zero berlatih bersama disana,ditemani hembusan angin dan gemerisik bunga kristal membuat suasana disana damai namun kali ini berbeda.

Kesepian yang tadi ada disana berubah menjadi kehangatan, tawa canda dari dua Ultra yang sedang berlatih itu menghiasi Padang bunga kristal yang terisolasi ini.

"Terima kasih paman! Aku jadi bisa menggunakan slugger ini" Zero meletakkan kembali slugger nya pada kepala."oh iya nama paman siapa?"

Seven menggeleng mendengar pertanyaan Zero,baru sekarang ia bertanya siapa namanya.

"Namaku Ultraseven salah satu Ultra brother."Seven berbalik pergi meninggalkan Zero yang terkejut sekaligus kegirangan karena saat mengetahui siapa yang melatihnya dari tadi.

- - - - - - - - -

Seven terkikik bersandar pada kursi di kantornya mengingat kejadian beberapa hari lalu memandang langit Nebula M78 dengan senyuman seraya bergumam."berjuanglah putraku."

Dokumen dimeja nya sedikit tertiup angin menampakkan sebuah kata yang bertuliskan happy father day.

"Kau adalah hadiah terindah untuk ku Zero."

Tamat

× × × × × ∆ × × × × × ×




Halo!!!! Ini request dari @shady_ghosty maaf menunggu lama atau tidak sesuai harapan.

Thank you see you next time Reader.

storia breveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang