masuk militer(2)

76 7 4
                                    

Hari-hari selanjutnya di pelatihan militer semakin berat mulai dari menaiki dan menuruni tangga yang memiliki 300 anak tangga,membawa beban yang berkali-kali lipat dari berat tubuh,melewati badai salju,latihan keras di bawah hujan,latihan keseimbangan yang memiliki ketinggian 5 meter,mempelajari teknik bela diri dari seluruh dunia dalam waktu singkat, mempelajari cara menggunakan berbagai macam senjata dan masih banyak lagi.

Bukan hanya latihan saja yang semakin hari semakin berat tetapi hukuman juga mulai dari hukuman cambuk,lari keliling lapangan sebanyak 100x,tidak mendapatkan jatah makan, membersihkan markas dan hukuman lainnya sesuai tingkat pelanggan.

Dan sekarang sudah 5 bulan sejak Tera latihan militer tubuhnya bertambah kuat bahkan bisa terlihat otot kekar di sekitar tangan nya walau masih sangat muda Tera terlihat seperti seorang remaja bila di lihat dari jauh.

"Hah...hari yang melelahkan"gumam Tera yang sekarang berada di salah satu pohon rindang di sana.

"Ano...permisi apa aku boleh duduk di sini"tanya seorang perempuan yang kelihatannya 3 tahun lebih tua dari Tera.

"Iya silahkan"jawab Tera datar.

"Terima kasih"ucap perempuan itu lalu membuka bukunya dan mulai membaca nya membuat Tera sedikit tertarik.

"Apa yang kau baca?"tanya Tera penasaran membuat perempuan itu terkejut.

"Eh ini buku tentang medis karena aku berada di tim medis jadi aku membaca nya"ujar Perempuan itu dan Tera hanya mengangguk lalu kembali dengan pikirannya.

"Namaku Suncery siapa namamu?"tanya perempuan tadi yang ternyata bernama Suncery.

"Namaku 05"jawab Tera.

"Namamu aneh sekali?"sahut seorang anak perempuan yang tiba-tiba muncul.

"Ah Jiko sedang apa kau di sini?"tanya Suncery kepada anak perempuan yang tiba-tiba muncul tersebut.

"Aku? Aku sedang bosan makanya kemari oh ya namaku Jiko salam kenal"ucap Jiko mengulurkan tangannya.

"05"ucap Tera menerima jabatan tangan Jiko.

"Heh... jadi kau dari pusat penelitian itu ya"ucap Jiko yang di balas anggukan oleh Tera.

"Nah kalau begitu siapa nama aslimu?"tanya Jiko membuat Tera terdiam.

"A-apa kau bilang nama asli"ucap Tera.

"Iya...nama aslimu kau punya kan?!"tanya Jiko lagi.

"Tera...nama asliku Tera"ucap Tera akhirnya memberitahu nama aslinya.

"Tera ya... baiklah Tera mulai sekarang kita berteman"ucap Jiko tersenyum membuat Tera terkejut.

"Ki-kita"ucap Tera yang masih terkejut.

"Iya kita kau aku dan Suncery"ujar Jiko dengan senyum yang senantiasa menghiasi wajah nya.

"Ba-baiklah"jawab Tera akhirnya.

Mereka pun akhirnya berteman Suncery yang merupakan tim medis,Jiko yang merupakan tim cadangan dan Tera yang merupakan seorang calon Tentara.

Mereka selalu bertemu di bawah pohon rindang di tempat mereka pertama kali bertemu.

"Tera kakimu terluka sini aku obati"ucap Suncery membuka kotak obat.

"Hahaha Tera mah selalu jadi langganan dokter nanti kalau udah besar"ujar Jiko menepuk-nepuk punggung Tera tetapi lebih mirip di pukul.

"Jiko jangan memukul punggung Tera nanti dia tambah sakit dan Tera aku tahu latihan menjadi tentara itu berat tetapi tolong lebih hati-hati"ujar Suncery menasehati kedua temannya Tera hanya mengangguk dan Jiko bahkan tidak menggubrisnya.

Seperti inilah keseharian Tera sekarang sedikit lebih cerah berkat kedua temannya setidaknya Tera bisa merasakan kebahagiaan walau sedikit tidak seperti dulu hari-harinya hanya diisi dengan latihan dan pelajaran.

Suncery yang seperti ibu bagi mereka berdua sedangkan Tera sebagai anak yang pendiam dan Jiko anak yang super aktif dengan segala tingkah nya.

"Hei aku mau bertanya"ucap Jiko tiba-tiba membuat Tera dan Suncery yang sedang membaca buku melihat ke arah nya.

"Kenapa kalian mau masuk kesini?"tanya Jiko.

"Kalau aku masuk medis karena ingin mengobati orang-orang yang terluka karena entah kenapa ketika ada orang yang terluka tubuhku refleks mengobati nya"ujar Suncery tersenyum manis.

"Oh...kalau kau Tera kenapa kau mau masuk menjadi calon Tentara?"tanya Jiko begitupun Suncery yang terlihat penasaran.

"Aku hanya mengikuti arus"jawab Tera.

"Oh...souka kalau aku masuk tim cadangan saat perang nanti karena itu terlihat sangat keren"ujar Jiko dengan mata yang berbinar-binar.

"Hanya karena itu?"tanya Suncery.

"Hehehe sebenarnya tidak sih alasan lainnya karena aku ingin menjadi kuat untuk melindungi orang yang aku sayangi"ucap nya dengan nada sedikit sendu.

"Ada apa Jiko?"tanya Tera yang melihat wajah teman nya itu sedikit.

"Sebenarnya orang tua ku tewas dalam perang dulu karena tertembak tentara musuh oleh karena itu...aku ingin menjadi kuat agar kejadian itu tidak terulang lagi"ujar Jiko bisa terlihat tekad yang kuat di matanya.

"Aku juga"ucap Suncery tiba-tiba membuat Tera dan Jiko melihat ke arah nya.

"Orang tua ku juga meninggal karena suatu penyakit akibat perang yang berkepanjangan ini dan karena keluarga ku miskin kami tidak bisa berobat..."ujar Suncery dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"sekarang juga aku yakin jika banyak orang miskin yang tidak bisa berobat aku ingin menjadi tim medis untuk membantu para tentara dan membantu orang-orang miskin itu agar tidak ada yang mengalami hal seperti ku"sambung Suncery mata nya yang tadinya berkaca-kaca sekarang terlihat tekad yang kuat di sana Tera dan Jiko tersenyum mendengar nya.

"Yosh sudah di putuskan bahwa kita memiliki tujuan masing-masing ketika bertugas nanti ayo kita kembali ke sini lagi dan menceritakan semua aksi kita yang keren"ujar Jiko bersemangat.

"Iya kau benar setelah perang selesai ayo kita jalan-jalan ke kota"usul Suncery.

"Wohooo... itu ide bagus sekalian ajak triplek ini jalan-jalan"ucap Jiko merangkul Tera.

"Iya kita berjanji ya"ucap Suncery menunjukkan jari kelingking nya.

"Janji!!"ucap Jiko menautkan jari kelingking nya dengan Suncery di susul Tera.

"Kalau begini kita seperti tri Musketeers ya"ucap Suncery tersenyum cerah.

"Tri...apa?"tanya Jiko yang memang payah dalam pelajaran.

"Pfftt..."tanpa sengaja Tera sedikit terkekeh Jiko yang melihat itu merasa sedikit kesal.

"Hei kau menertawakan ku ya dasar triplek"ucap Jiko yang merangkul Tera tetapi lebih mirip mencekik.

"Maaf-maaf"ucap Tera sedangkan Suncery hanya maklum melihatnya.

"Hahaha"mereka pun akhirnya tertawa bersama di hari itu membayangkan masa depan yang mereka impikan.

Satu tahun kemudian pemilihan kadet yang akan masuk ke medan perang datang nama mereka ke di sebut satu persatu.

"Kadet 05 kau akan masuk ke Medan perang mulai besok bunuhlah musuh mu sebanyak mungkin"ucap kapten Trevor.

"Saya mengerti"balas Tera memberi hormat kepada Trevor.

Besoknya Tera bangun pagi-pagi sekali menyiapkan segala keperluan nya mulai dari senjata apa sampai pisau dan memakai pakaiannya yang sekarang berbeda karena dia sudah menjadi prajurit.

Tera pun menunggu di lapangan bersama kadet lain yang terpilih saat mobil datang mereka masuk satu persatu dan menuju medan perang.

Bersambung.

storia breveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang