Chapter 15

3.3K 214 61
                                    

"Miss Granger? Bisa ikut aku sebentar?" Prof. Sprout memanggil Hermione ketika gadis itu sudah bersiap untuk pergi dari kelas Herbology bersama Harry dan Ron.

Mau tak mau gadis itu mengangguk dan mengikuti Prof. Sprout yang menuju ke arah kantornya.

Setelah Prof. Sprout duduk, Hermione juga ikut duduk ketika guru Herbology itu menyilakannya.

"Kamu tau tentang dua siswa pertukaran dari Jepang itu?"

Hermione mengangguk, "Yes, Mam."

Prof. Sprout menghela napas dalam, "Begini, dua hari yang lalu saat aku mengajar asrama Ravenclaw, aku mendapati ada yang aneh dengan siswa perempuan itu. Aku sedang mengajar tentang tanaman Dittany dan kegunaannya. Tetapi gadis itu malah menyeletuk dalam bahasa Jepang jika Dittany tidak bisa menyembuhkan sakitnya, tetapi tanaman Venomous Tentacula bisa," ucapnya.

Hermione tentu saja kaget, "Bagaimana dia bisa tahu tanaman mematikan itu? Bukankah tanaman itu tidak akan pernah dibahas dalam sekolah sihir, Mam?"

"Itulah yang membuatku bingung. Hanya orang-orang tertentu yang tahu akan tanaman itu, termasuk kau yang pernah kuberitahu. Ada dua dugaanku, yang pertama dia tahu hal itu karena memang dia pengikut kelompok ahli herbal yang memiliki niat jahat, ataupun karena memang keluarganya ahli herbal. Tapi, menggunakan Venomous Tentacula sebagai pengobat rasa sakitmu sama sekali tidak benar, justru itu akan membunuh orang. Makanya ketika dia bilang begitu aku pura-pura tidak mengerti dan melanjutkan pelajara."

"Anda bisa bahasa Jepang, Profesor?"

Prof. Sprout mengedikkan bahunya, "Well, aku pernah tinggal di Jepang dua tahun saat kecil," jawabnya santai.

Hermione mengangguk paham, "Jadi, apa tugas saya, Mam?"

Wanita bertubuh gempal itu terkekeh, "Cepat sekali kamu menangkap maksudku. Begini saja, aku minta tolong kamu dan ketua murid putra untuk melakukan investigasi terhadap gadis itu, bisa?"

Hermione terdiam sejenak. Entah dia bisa atau tidak. Tapi setidaknya, dia pernah melakukan hal ini ketika masa pelarian bersama Ron dan Harry dulu. Jadi, mungkin ini lebih mudah, kan?

"Bisa."
.
.
.

Keringat Draco bercucuran. Bahkan kemeja miliknya pun sampai basah.

Ruang Aula Besar yang sepi kini ia gunakan sebagai arena duel.

"Payah sekali kau, Malfoy."

"Diam Redhead!"

"Majukan kudamu, Ron!"

"Skak!"

"Arrggghhh!!!!"

Draco berdiri sambil mengacak rambutnya, "Kau curang terus menerus!" serunya sambil menunjuk ke arah Ron yang sedang tebar pesona karena menang main catur melawan Draco.

"Mau bagaimanapun kau tidak akan bisa menang, bahkan aku sekalipun tidak bisa melawannya," sahut Harry yang tampak bangga terhadap Ron. Setidaknya kawannya yang satu ini memiliki satu kemampuan.

Draco berdecih, "Kau tidak bisa menang karena memang kau bodoh. Aku tidak terima, kita tanding ulang!" diapun duduk lagi, diikuti Ron yang mulai menyusun pion pionnya.

Harry hanya cukup sabar menghadapi kelakuan gila pacar sabahatnnya ini.

Dari arah pintu, Hermione dan Ginny masuk dengan santainya. Tetapi beberapa siswa yang ada di situ tak ingin mengalihkan pandangan mereka dari rok pendek Hermione. Mereka jadi berani memanfaatkan kesempatan ini karena Draco sedang tidak mengamati pacarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sexy Brunette | DRAMIONE PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang