Meski dengan jarak agak jauh, yaitu di bangku asrama masing-masing di Aula Besar, tak membuat Draco dan Hermione mengurangi senyuman di bibir mereka sedikitpun. Akibat kejadian tadi malam, mereka berdua menjadi semakin lengket, bahkan Draco selalu merangkul Hermione kemanapun gadis itu pergi di luar jam pelajaran, serta memelototi orang-orang yang menatap Hermionenya. Tak peduli itu perempuan atau laki-laki, semuanya kena imbas.
Draco melunturkan senyumnya ketika melihat Harry berbisik tepat di telinga gadisnya. Dengan gerakan cepat dia bangkit dari duduk dan mendatangi Harry untuk memberikan bogem mentah.
Hermione tidak menyadari kedatangan Draco karena masih fokus pada apa yang dikatakan Harry padanya.
Kejadiannya begitu cepat dan membuat gadis-gadis memekik kaget ketika Draco memukul pelipis Harry.
"Bloody Hell!!" Ron berdiri dan mendorong Draco dengan kasar.
Draco menatap Ron dan Harry dengan marah, "Stop touching my girl!"
"Draco!" Hermione berteriak kencang, "Kenapa kau memukulnya?!"
"Dia menyentuhmu!"
Napas Hermione mulai memburu, "Dengar! Kau memang kekasihku, tapi mereka sahabatku! Dengan kau menjadi kekasihku bukan berarti kau bisa mengekangku dengan tidak membiarkan orang lain mendekatiku!"
Draco mengusap wajahnya kasar, "Mione, jangan seperti ini, tadi kita baik-baik saja," ucapnya gusar.
Hermione maju dan menginjak kaki Draco dengan keras, "Tadi kita memang baik-baik saja sebelum kau berbuat bodoh!" teriaknya.
Lalu gadis itu berlalu keluar Aula dengan cepat.
Harry masih memegang pelipisnya yang terasa semakin perih, "Dengar, Malfoy! Jika kau macam-macam denganku atau Ron, kami bisa menghasut Uncle Howard untuk menendangmu dari daftar menantu dan membiarkan Anthony maju satu langkah!" desisnya dengan tajam dan mengajak Ron untuk mengikuti Hermione.
Wajah Draco memias. Anthony ada di daftar calon menantu ayah Hermione?
"BAJINGAN!" teriaknya sehingga satu Aula bisa mendengar suaranya.
Pemuda itu ingin mengejar Hermione, namun Ginny menahan jubahnya dan menggeleng pelan.
.
.
."Serius, Mione. Sudah satu setengah jam kita duduk di sini tanpa melakukan apa-apa. Kalau kau mau bercerita, kami mendengarmu!" sentak Harry.
Hermione menoleh sebentar sebelum akhirnya menatap datar pada danau yang tenang di depannya, "Kalian sudah melihat dan mendengar dengan jelas apa yang aku alami tadi. Buat apa aku cerita lagi?" sahutnya datar.
Oke! Kali ini Hermione dan Draco sama-sama menyebalkan. Ron dan Harry saling lirik dan mengangguk satu sama lain.
Ron menggaruk kepalanya, "Mione, kurasa aku mau ke kamar kecil sekarang. Tidak apa, kan?"
"Aku juga ingin berkencan dengab Ginny 20 menit lagi, Mione. Kau mau ikut kami kembali?" Harry menambahi.
Hermione menggeleng pelan, "Aku masih ingin di sini," balasnya tak bersemangat. Dan ini semua gara-gara bajingan itu.
Kedua pemuda itu menghela napas pelan, "Ya sudah kalau begitu hati-hati, ya," Harry dan Ron bangkit berdiri dan mengacak pelan rambut Hermione, lalu segera berlalu.
Saat merasa jarak Harry dan Ron sudah cukup jauh, Hermione menghela napas kasar,
"Bodoh!"
Ia berbaring di atas rumput yang hijau itu dan menatap langit yang tampak cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Brunette | DRAMIONE PROJECT
Fanfiction1. Bookworm paling cerdas diangkatannya 2. Ketua murid putri paling berkualitas 3. Objek fantasi liar pria diangkatannya 4. Paling galak diangkatannya 5. Paling sexy bagi seorang Draco Malfoy Hermione tidak menikmati 3 point terakhir. Dia merasa itu...