Chapter 2

6.4K 525 71
                                    

"Granger, aku lapar."

"Granger, ambilkan aku apel hijau."

"Granger, kau juga lapar, kan?"

"Granger, kau mendengarku, kan?"

"Granger..."

"Granger..."

"Malfoy! Shut the fuck up! Kalau kau lapar, cari makan sendiri. Kau punya tangan, kaki, dan mata! Ingat! Kita hanya menjadi partner sebagai ketua murid, bukan sebagai budak dan majikan. Ambil sendiri!" ucapnya dalam satu tarikan napas. Hidungnya kembang kempis setelah mengatakan unek-uneknya.

Bukannya apa, setelah menjalani aktivitas sebagai ketua murid selama seminggu, pemuda Malfoy ini terus saja mengusik hidupnya. Dan kali ini pemuda itu beruntung karena Hermione tidak melayangkan tinjunya seperti pada tahun ketiga mereka.

Setidaknya yang kali ini tak separah 4 hari yang lalu.

Flashback on

Hermione menyeruput sedikit coklat panas yang dia seduh di mug kecil kesayangannya. Dia merasa amat tenang karena sejak kembali dari ruang kepala sekolah kemarin Draco Malfoy tidak kembali lagi ke asrama mereka, dan Hermione ingin menikmati saat-saat ini.

Sampai bunyi pintu asrama mereka terbuka, Hermione langsung bergegas ingin masuk ke dalam kamar.

Gadis itu tambah panik ketika melihat Draco berlari kecil dengan seringaian di bibirnya.

Hermione berjalan dengan cepat ke arah kamarnya, namun sayang dia kalah cepat dengan Draco yang sudah terlebih dahulu menahan lengannya yang tidak memegang apa-apa.

"Hei, love. Lama tak jumpa, eh?" ucapnya lirih.

Hermione meronta dari genggaman pemuda itu, "Enyah kau!" bentaknya.

Yang namanya Draco Malfoy tidak akan pernah mengenal yang namanya menyerah. Ia terus saja membuat Hermione jengkel, "Hm.. Tidakkah kau merindukanku? Setelah sebulan penuh tak berjumpa?"

"Potong saja kepalaku jika aku merindukan musang albino sepertimu!" ucap gadis itu sambil mendecih tak percaya.

Mata pemuda itu menangkap pemandangan yang membuatnya melebarkan seringainya, "Sshh.. So sexy." ucapnya sambil melihat celana sepaha yang dikenakan gadis itu

Wajah Hermione memerah marah, dia langsung menyentak tangan Draco,"MUSANG SIALAN!!!"

Gadis itu menyiram tubuh bagian depan Draco dengan hot chocolate yang ia pegang.

Sontak saja Draco berteriak kepanasan. Tentu saja! Sangat tidak wajar jika Ia merasa kedinginan setelah disiram dengan coklat panas.

"Akkhhh!!!!!"

Flashback off

Hermione meringis mengingat kejadian waktu itu, yang mana membuatnya mendapatkan detensi dari Prof. McGonagall dan dititah untuk merawat Draco sehingga luka bakar di perut dan dadanya membaik.

Padahal pemuda itu bisa saja ke Hospital Wing dan meminta ramuan pereda nyeri pada Madam Pomfrey, tetapi karena McGonagall menilai ini adalah kesalahan Hermione, jadi Hermione harus bertanggung jawab.

Draco turun dari sofa dan duduk di sebelah Hermione yang berselonjor di karpet berbulu yang terletak di tengah ruang rekreasi. Pemuda itu memotong jarak di antara mereka, sehingga lengan mereka saling bersentuhan.

Pemuda itu menarik sebelah ujung bibirnya menjadi sebuah seringaian menyebalkan, "Granger, kau kan calon istriku, maka dari itu aku meminta banyak hal darimu sebagai bentuk pelatihan sebelum benar-benar menjadi istriku."

Cukup!

Buku tebal yang memiliki halaman sebanyak 1000 halaman melayang indah dan mengenai punggung Draco Malfoy yang hanya berbalut kaos tipis.

"Akhh"

Yakk.. Terulang lagi🙂
.
.
.

Malam tiba dengan sangat cepat, kini tiba saatnya Hermione dan Draco melaksanakan giliran mereka untuk patroli.

Hermione sudah lelah berdebat dengan Draco dari tadi pagi karena pemuda itu senang sekali menganggunya. Entah mengapa.

Ketika mereka mulai melewati sebuah lorong gelap, mereka mendengar suara teriakan tertahan. Hermione mempercepat langkahnya dan meninggalkan Draco yang berada di belakangnya.

"Lumos," bisiknya, lalu segera mengarahkan tongkatnya pada asal suara.

"EEWWHHH... 50 POINT DARI RAVENCLAW! DAN JUGA DETENSI!" Hermione murka dan juga malu karena melihat pemandangan 2 orang siswi yang berpose tak wajar.

Satu siswi berdiri dan menyender di tembok, satunya lagi berlutut dan menjilati alat kelamin yang lainnya.

Draco terpaku menatap hal itu, "Woah.. Aku tak menyangka di Hogwarts ada yang saling suka sesama jenis. Interesting, tapi kalian harus menghadap Prof. McGonagall besok pagi. Kembali ke asrama kalian!"

Kedua siswi itu langsung berlari tanpa merapikan pakaian mereka.

Tawa kecil menggema di lorong itu, "Granger, mereka romantis, ya.. Kita kapan?"

Hermione menjambak rambut pemuda pirang itu sekali, "Tidak akan pernah!" lalu Ia berjalan sambil menggosok tengkuknya, karena masih merinding melihat kejadian tadi.

Tawa Draco semakin keras. Ia berlari menyamai langkah Hermione dan merangkulnya mesra, "Aku juga menyukaimu."

"Mati saja kau, Malfoy!"
.
.
.

Great Hall sangat penuh dan sesak pagi ini. Hampir seluruh siswa Hogwarts sarapan atau bahkan hanya bermain dengan rekannya.

Hermione duduk bersanding dengan Ginny. Dia menikmati sandwich yang berisikan daging tuna.

Ginny berdeham kecil, "Jadi, bagaimana?"

Hermione mengangkat sebelah alisnya seraya mulutnya yang mengunyah makanannya, lalu segera menelannya.

"Bagaimana rasanya jadi ketua murid putri? Dan juga bagaimana rasanya berduaan selalu dengan.. er.. Malfoy?"

Bolamata gadis brunette itu memutar, "Kau tidak akan sanggup, Gin.. Bukannya apa, hanya saja dia sangat menyebalkan dan minta ditampar lagi dan lagi,"

Harry dan Ron yang notabenenya berada di depan mereka tidak peduli sama sekali. Toh Draco Malfoy juga sudah berubah, ya walaupun sifat menyebalkannya tetap ada sampai 7 turunan. Ron tetap seperti biasanya, makan dengan lahap (read: rakus)

Ginny tertawa sejenak, lalu menepuk pelan bahu sahabat kakaknya itu, "Biar bagaimanapun, dia tetap tampan, kan?"

Delikkan tajam dileparkan gadis berambut gelombang itu pada Ginny, "Mata kalian para gadis rusak, ya? Ferret seperti dia kalian sebut tampan?"

"Matamu yang rusak, Mione! Dia itu tampan," tiba-tiba Padma Patil yang berjarak 4 orang dari Hermione, menyahut.

Ginny mengedipkan sebelah matanya pada Hermione yang mendengus jengah, "See? Dia memang tampan," ucap gadis Weasley itu.

Hermione tak tahan lagi, langsung saja Ia mengajak dua sahabatnya menuju kelas, "Ron, Harry, cepat ke kelas.. Aku akan berikan kalian contekan Telaah Muggle."

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Harry dan Ron segera bergegas walaupun dengan makanan di mulut mereka.

Ginny hanya memandang Hermione penuh arti, lalu terkekeh kecil.
.
.
.

Ehe...

Eh naon?

Sexy Brunette | DRAMIONE PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang