Pagi Minggu yang cerah bagi pemuda Malfoy yang kini menatap ke luar menara asrama ketua murid ini. Pada hari ini, Ia, Hermione, dan beberapa prefek ditugaskan untuk mengawasi siswa yang akan bersantai di Hogsmeade.
Hati pemuda itu tengah berbunga-bunga, pasalnya tadi malam setelah patroli Hermione membalas rasa sukanya dan memberikan ciuman yang memabukkan.
Kini gadis itu sedang mandi dan bersiap-siap untuk segera ke Aula Besar bersama Draco untuk pertama kalinya sebagai sepasang kekasih.
"Draco."
Pemuda itu menoleh dan menatap gadisnya yang sudah siap dengan seragam serta jubah asrama Gryffindornya. Ia terpana, walaupun sudah sering melihat Hermione berpenampilan seperti itu, tetapi hari ini entah mengapa semuanya terlihat berbeda. Apapun yang berhubungan dengan Hermione, semuanya terlihat berbeda dan menjadi sangat menakjubkan.
Katakanlah jika Draco sudah menjadi budak dari cinta Hermione, tapi memang itulah kenyataannya.
Hermione menatap pemuda itu dengan raut bingung. Draco terlihat seakan ingin melahapnya.
"Drake. Kau siap tidak? Kalau belum aku jalan duluan saja," ucap gadis itu.
Draco mengerjapkan matanya dan segera mengangguk-anggukkan kepalanya, "Iya, kita berangkat," balasnya seraya merangkul Hermione.
Gadis itu memutar bolamatanya dengan pipi yang merona malu, "Kita ini.. apa?" tanyanya.
Draco mengerjapkan matanya sambil menghentikan langkah, "Kita sudah bahas ini tadi malam, bukan? Kita sepasang kekasih."
Pipi Hermione semakin memerah, "Tapi aku tidak merasa kau memperlakukanku layaknya kekasih," balasnya pelan.
"Mione, ini kali pertamanya aku punya kekasih. Aku tidak tahu cara bertingkah seperti kekasih," sahut Draco frustrasi.
Mata gadis itu melebar, "Per..pertama kali? No way!"
Draco meringis, "Ya aku pernah tidur dengan beberapa perempuan, tapi hanya satu malam saja dan itupun mereka yang memanjakanku, bukan aku. Baru kali ini aku punya kekasih yang benar-benar kusukai," jelasnya.
Wajah Hermione berubah jengkel ketika Draco mengakui jika Ia pernah tidur dengan wanita lain. Dengan langkah lebar gadis itu meninggalkan Draco yang memanggil-manggil namanya.
.
.
.Mata Draco tak lepas dari gadisnya yang tengah tertawa bersama Potter dan Weasley. Garpunya sedari tadi hanya tertancap di daging yang ada di piringnya. Gadis itu begitu ceria tanpa memikirkan Draco yang frustrasi memikirkan cara membujuk agar gadis itu tidak marah lagi.
Vincent Crabbe menepuk pundaknya, "Lancar?" tanyanya to the point.
Draco mengangguk lemas.
"So what's the problem?" tanya Theo yang melihat sahabatnya uring-uringan.
Pemuda itu menekuk wajahnya, "Aku tidak sengaja jujur bahwa aku pernah tidur dengan perempuan lain dan dia marah," adunya.
Blaise terbahak sampai tersedak, sedangkan Pansy dan Daphne hanya menahan tawanya.
"Menurutku wajar, Drake. Jika aku jadi Granger, mungkin aku akan langsung memutuskan kau," ucap Pansy.
"Cih! Seperti kau tidak pernah tidur dengan laki-laki lain saja," cemooh Vincent yang disambut gelak tawa lainnya.
Pansy mencibir, "Tapi aku juga tidak mau punya suami nakal," balasnya.
"Apa yang kau harapkan? Kau tidur dengan berbagai laki-laki tapi menginginkan suami layaknya Potter."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Brunette | DRAMIONE PROJECT
Fanfiction1. Bookworm paling cerdas diangkatannya 2. Ketua murid putri paling berkualitas 3. Objek fantasi liar pria diangkatannya 4. Paling galak diangkatannya 5. Paling sexy bagi seorang Draco Malfoy Hermione tidak menikmati 3 point terakhir. Dia merasa itu...