"Kau dengar tidak?!"
Draco menguap sambil mengangguk. Hell! Ini sudah tengah malam dan Hermione memaksanya untuk menemani gadis itu berdiskusi mengenai program mereka sebagai ketua murid.
Padahal diskusi ini bisa dilakukan esok hari.
"Malfoy, aku tidak mau tau, pelanggar tata tertib tahun ini harus menurun dari tahun lalu. Aku tidak ingin aku dicap gagal sebagai ketua murid."
Draco memutar bolamatanya. Gadis itu sudah mengatakan kalimat yang sama sebanyak 23 kali, dan Draco butuh tidur, "Granger, jika kau ingin tidak ada yang melanggar tata tertib lagi, ikuti saranku. Itu hal yang akan berhasil daripada kau terus menerus menyampaikan argumen dan solusi yang sangat tidak masuk akal. Sudahlah aku mau tidur," sahutnya
Pemuda itu berjalan ingin masuk ke dalam kamarnya. Namun Hermione mengatakan sesuatu yang membuat dirinya berhenti.
"Well, aku akan mengencanimu jika solusi yang kau berikan itu sangat efisien dan diterima oleh Prof. Dumbledore," ucap Hermione santai sambil melipat tangannya seakan meremehkan.
Draco berbalik dan menyunggingkan seringaiannya, "Kalau begitu bersiaplah mengencaniku. Aku orang yang banyak permintaan," balasnya dengan nada senang.
Ia melanjutkan langkahnya menuju kamar sembari bersenandung riang.
Hermione menatap pemuda itu tak percaya, "Bagaimana jika Ia berhasil? Aku akan mengencaninya? Oh tidak! Ah tapi hal itu tidak akan berhasil. Prof. Dumbledore tidak akan pernah setuju pada Malfoy. Lagipula... Ah sudahlah."
Ia juga ikut kembali ke kamar miliknya dan tidur.
.
.
.Kini keduanya berada di ruang Prof. Dumbledore untuk membahas masalah tadi malam.
"Profesor, kami memiliki solusi untuk mengurangi jumlah pelanggar tata tertib, hanya tinggal meminta persetujuanmu saja," Draco memulai pembicaraan.
Hermione melotot, "Bukan kami, tepatnya dia saja, Profesor," protesnya.
Prof. Dumbledore menyunggingkan senyum miring, "Well, apakah Ms. Granger punya solusi juga? Biar aku bisa memilih salah satunya karena ketidak kompakan kalian."
Hermione menelan ludanya, "Saya punya 2 Profesor," sahutnya.
Pria tua itu mempertahankan senyum miringnya, "Mari dengar solusi Mr. Malfoy," Ia berucap sambil menatap Draco dengan serius.
Draco berdeham dan melipat tangannya di depan dada, "Kita memiliki troll jinak yang bisa diajak bekerja sama. Kita gunakan satu troll itu seakan-akan dia adalah troll galak yang bisa saja membahayakan nyawamu, dan kita letakkan troll itu disebuah kandang besar di hutan terlarang. Jika ada yang melanggar peraturan, kurung mereka di dalam situ. Aku jamin 99% jika mereka yang sering melanggar peraturan akan berpikir dua kali untuk melakukan pelanggaran lagi," jelasnya.
"Dan bagaiamana dengan 1% nya?"
Pemuda itu mengedikkan bahunya, "1% nya mungkin adalah orang-orang yang tidak jera dan menyukai amukan troll, who knows," balasnya dengan percaya diri.
Prof. Dumbledore menganggukkan kepalanya, sedangkan Hermione memutar kedua bolamatanya.
"Bagaimana dengan solusi milik Ms. Granger?"
Draco memutar bolamatanya dan dengan tidak sopannya berjalan mengitari ruangan kepala sekolanya itu. Pasalnya Ia sudah muak mendengar solusi-solusi yang masih ada celah milik Hermione. Pointnya ada 2, namun penjelasannya jika ditulis bisa sampai 10 perkamen masing-masing solusi.
Hermione mengeluarkan perkamennya dan memberikannya pada Prof. Dumbledore, "Seperti yang saya bilang, solusi saya ada dua, yang pertama memangkas setengah dari jumlah point asrama mereka, dan yang kedua menghukum mereka dengan tidak diizinkan mengikuti pembelajaran selama 3 hari penuh. Penjelasannya ada di perkamen ini."
"Bodoh," bisik Draco.
Prof. Dumbledore meminta waktu untuk membaca perkamen Hermione.
10 menit berlalu akhirnya sang kepala sekolah bersuara, dan Draco kembali duduk di sebelah Hermione.
"Aku suka dengan solusi kalian berdua untuk memberantas pelanggar tata tertib, apalagi milik Ms. Granger yang dilengkapi penjelasan yang begitu detail," ucap Prof. Dumbledore.
Hermione tersenyum puas sambil melirik ke arah Draco yang tengah menguap dengan tidak sopan.
Prof. Dumbledore tersenyum sekali lagi, "Namun aku lebih setuju ke solusi milik Mr. Malfoy. Dengan melibatkan troll mungkin lebih baik. Aku jadi teringat ketika kalian masih menjadi siswa tahun pertama dulu," kekehnya.
Hermione melongo tak percaya, "Tapi Profesor, ini bisa membahayakan para siswa!" protesnya tak terima.
"Tidak akan membahayakan siswa karena Hagrid memiliki troll yang sangat akrab dengannya. Jadi mudah bagi Hagrid mengatur troll itu," ucap Prof. Dumbledore.
Hermione menatap Draco yang juga menatapnya dengan seringaian mesumnya.
Gadis itu seakan ingin menenggelamkan dirinya di danau hitam dan merelakan tubuhnya menjadi santapan gurita raksasa.
.
.
."Jadi karena sekarang kita berkencan, aku mau kau mengurusku di manapun. Di asrama, kelas, koridor, Aula Besar, pokoknya kau harus memerhatikanku," ucap Draco santai ketika keduanya tengah berbaring di karpet berbulu di ruang rekreasi asrama mereka.
Hermione menutup matanya menggunakan lengan, "Sampai kapan kita harus berkencan?" tanya gadis itu dengan nada lelah.
Sambil mengelap wajahnya dengan handuk kecil miliknya, Draco menjawab, "Sampai aku berhasil menidurimu," ucapnya.
Dengan cepat Hermione mendatangi Draco, "Kalau begitu tiduri aku sekarang," pintanya putus asa.
Draco menggeram, "Kenapa kau sangat ingin segera lepas dariku? Biar kau bisa berkencan dengan Goldenstain itu? Iya?"
Hermione diam dan kembali merebahkan tubuhnya di sebelah Draco, "Aku tidak menyukaimu, ferret," ucapnya.
Draco bangkit dan duduk, "Kalau begitu aku akan mengakhiri hubungan ini ketika kau sudah menyukai bahkan mencintaiku," mutlaknya, Ia segera berlalu ke kamar.
"Kau ingin menghancurkan aku, ya?!" seru Hermione.
Ia tak mendapat jawaban dan hanya menerima keheningan yang tercipta karena memang hanya dirinya yang ada di ruangan itu.
Hermione berjalan ke arah kamar Draco dan membukanya pelan, "Malfoy," panggilnya.
Draco tak menyahut dan melanjutkan aktivitas bacanya.
Hermione melangkahkan kakinya dan duduk di ranjang Draco, "Malfoy, sebutkan sampai kapan kita berkencan?"
Draco berdecak marah, "Kalau begitu berhenti saja! Kau bebas berkencan dengan Goldenstain itu, dan aku bebas mencium gadis manapun yang aku mau. Aku tidak ingin berhubungan dengan orang yang bahkan tidak bisa menerima kekalahannya sendiri. Padahal kau yang menawarkan kencan ini. Sekarang sudah berakhir seperti maumu, jangan pernah bicara denganku lagi. Keluar!" pemuda itu berdiri seraya menunjuk pintu.
Hermione menatap Draco tak percaya. Seharusnya gadis itu senang karena sudah berakhir, tetapi ada perasaan tak rela jika Draco akan mencium gadis lain. Entahlah, sepertinya Hermione harus segera keluar dan mandi untuk menyegarkan kepalanya.
Gadis itu keluar dengan cepat dan masuk ke dalam kamarnya. Dari dalam kamarnya Ia bisa mendengar Draco membanting pintunya.
Ia jadi merasa bersalah pada pemuda itu. Benar kata Draco. Ia sendiri yang menawarkan kencan ini, tetapi Ia juga yang tidak bisa menepati ucapannya.
Kini Ia tinggal menyusun strategi untuk kembali dekat dengan Anthony Goldenstain itu.
Lagipula Hermione hanya merasa bersalah pada Draco. Ia tak menyukai pemuda itu.
Iya, kan?
.
.
.EHE
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Brunette | DRAMIONE PROJECT
Fanfic1. Bookworm paling cerdas diangkatannya 2. Ketua murid putri paling berkualitas 3. Objek fantasi liar pria diangkatannya 4. Paling galak diangkatannya 5. Paling sexy bagi seorang Draco Malfoy Hermione tidak menikmati 3 point terakhir. Dia merasa itu...