#MantraCinta
Untaian aksara tergores indah dalam lembar harian yang kosong, saling bertemu dalam bait aksara.
Mencatat hal menarik perhatian sang penulis.
Satu cerita penuh dengan bahasa puitis
Menjadi awal mula dari mantra cinta ini.
Bukan hanya s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Suasana koridor kelas 11 amatlah ramai oleh siswa-siswi yang masih bercanda tawa, hanya tinggal limabelas menit lagi bell masuk berbunyi. Hal itu tak di sia-siakan oleh sebagian Siswa untuk bercanda di depan kelas, atau ke kantin mengisi perut yang lapar.
Seorang gadis berjalan penuh percaya diri dengan seragam putih abu-abu nya yang dilapisi jaket berwarna baby pink begitupun dengan tas nya yang senada dengan jaket yang dipakainya. Jika kebanyakan cewek akan berjalan menunduk saat berjalan sendirian disaat ramai, tapi tidak dengan dirinya yang berjalan lancar tanpa kegugupan sedikitpun.
"Lo tau cerita Mantra Cinta gak?"
Langkah gadis itu terhenti sejenak di depan kelas dengan tanda XI IPA 2, pendengarannya menajam saat seseorang di dalam kelas itu membicarakan topik terhangat yang dia dengar dari sepanjang koridor tadi.
"Yang di mading itukan?" sahut seseorang yang dia yakini teman yang tadi memulai pembicaraan.
"AZNI!"
Gadis itu menoleh ke depan saat seorang cowok dengan balutan seragam yang amat rapi menghampirinya, membuat kernyitan heran tercetak jelas di dahinya. Dia mengingat apakah ada yang salah dengan dirinya hari ini?
"Apa?" tanya Azni saat cowok itu berada di hadapannya.
"Tugas kimia lo mana?" Ucap cowok tadi dengan nametag 'Fahri Arjaya' dengan wajah tanpa dosa.
Azni langsung mengernyitkan dahinya lagi ketika Fahri meminta tugas kimia, jangan bilang jika Fahri belum mengerjakan soal kimia yang memang gak sesulit yang lain. Kan emang gak ada hitungannya jadi wajar Azni bilang mudah.
"Elah bengong aja, ayo cepetan ke kelas. Gue merasa ada yang janggal sama jawaban tugas gue," ucap Fahri lalu menarik ujung baju Azni membuat dia langsung mengikuti Fahri.
Pagi-pagi begini sudah di hadapkan dengan soal kimia, padahal Azni sangat ingin mendengar kabar yang sedang hhangat di bicarakan oleh masyarakat sekolah. Ini semua gara-gara Fahri.
