Entah suruhan dari mana aku kini mendekati meja tempat ku berbuat apapun jika di dalam kamar, seperti menyelesaikan tugas, mencari ide ide baru yang menyenangkan untuk keseharian ku, mendengarkan podcast lewat spotify, membaca novel, dan lain lain.
Padahal hari ini aku ada janji untuk bertemu seseorang ditaman dan kini aku pun sudah berpakaian sangat tebal karena hari ini cuaca diluar cukup dingin karena tadi malam butiran butiran salju sudah turun ke permukaan.
Tapi ketika aku melihat laptop ku terbuka yang menampilkan sebuah rekaman dengan foto ku dan dia sebagai sampul rekaman itu, aku segera duduk lalu memutar rekaman itu seraya memperhatikan ke luar jendela apartemen yang dihiasi oleh butiran butiran kecil salju.
Rekaman itu beralun memutar lagu milik Arash Buana & Raissa Anggiani yang berjudul If u could see me cry in my room yang menjadi backsound suara ku yang terus memuji dirinya tanpa menyebutkan namanya.
Aku terus mendengarkan rekaman itu sampai pada akhirnya rekaman itu berganti menjadi rekaman suaranya yang ia buat untuk ku kala itu.
Suaranya yang selama ku rindukan kini memenuhi kamar ku seakan akan dirinya benar benar ada disini, ia berucap dengan suara paraunya menceritakan tentang semua itu.
Aku terhenyak, dengan susah payah aku mengatur nafas ku yang memburu, mempertahankan genangan air mata ku agar tidak tumpah, tetapi ternyata sia sia, dengan cekatan aku segera menutup laptop ku, berlari keluar kamar, mengambil payung lalu pergi meninggalkan apartemen.
Ternyata benar apa yang dikatakannya, "Semua ini hanya padam dan tidak akan pudar"
My birthday 🕯️
10 March 2021
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Padam Tidak Pudar
Teen FictionSelamat membaca! "Silahkan putar lagu galau terbaik anda"