Hanya Padam Tidak Pudar

58 31 121
                                    

Kalian pasti bertanya tanya diajak kemana aku oleh Gama, jika kalian juga akan bertanya tanya untuk apa Gama mengajak ku ke tempat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian pasti bertanya tanya diajak kemana aku oleh Gama, jika kalian juga akan bertanya tanya untuk apa Gama mengajak ku ke tempat itu. Aku juga tidak tahu sampai sekarang untuk apa ia mengajak ku ke tempat ini.

Aku dibawa olehnya ke sebuah tempat yang terdapat banyak pohon pinus, entah ini dimana aku saja tidak ingat jalan menunju ke tempat ini, yang ku tahu jalan menuju tempat ini berbatu dan jarang dilintasi orang orang.

Aku yang tinggal diBandung saja tidak tahu jika ada tempat sebagus ini, sedangkan Gama yang sudah pindah ke Malang tahu tempat ini.

Gama memperhatikan ku dengan senyum manis yang terlukis dibibirnya, aku memundurkan kepala ku seraya menautkan kedua alis ku, ia pun langsung terkekeh.

"Kamu rias sendiri?" Ucapnya tetap dengan wajah menertawai seraya menatapku dengan intens.

"Bukan! ini riasan ibu, Kenapa? Jelek ya? Luntur ya? Mungkin karena tadi dijalan deh, aku hapus aja kali ya, Gammm ih jangan liatin terus" ucap ku panik seraya meraba raba wajah ku lalu menutup wajah ku agar tidak diperhatikan Gama, entahlah, kenapa aku jadi sepanik itu.

"Ibu mu memang paling pintar membuat ratu saya menjadi semakin cantik" Ia berjalan beberapa langkah lalu berkata seraya berbalik menghadap ku yang berada dibelakangnya, "mungkin jika kamu benar benar menjadi ratu nanti, semua prajurit akan memperhatikan mu dulu sebelum bertugas, karena dengan melihat mu mereka menjadi bersemangat, seperti saya sekarang, saya jadi bersemangat untuk menjadikan semuanya menjadi kenyataan"

"Kamu ngomong apa sih Gam?" Ucap ku dengan kekehan kecil, sebenarnya mendengar perkataan Gama hati ku dipenuhi bunga bunga yang sedang bermekaran sekarang.

"PR buat kamu, ayo berjalan sedikit lagi"

"Huh? Emangnya mau kemana sih Gam, aku pake kebaya kaya gini, ribet tau, gausah aneh aneh deh Gam..." Gama tersenyum sambil memperhatikan kaki ku. Sepertinya dia senang melihat kaki ku yang sudah lecet didalam sepatu high heels ini.

"Jangan lebay, saya yakin setelah kamu lihat tempatnya nanti, kamu akan melupakan semua rasa lelah ini, saya berani gendong kamu sampai rumah jikalau kamu tidak suka tempat itu"

Ia berjalan, dan aku pun mengikutinya, sesekali ia membantu ku dengan menggenggam tangan ku melewati bebatuan, semak semak, pohon tumbang dan lain lain.

Setelah beberapa menit dari perdebatan tadi, akhirnya aku dan Gama sampai ditempat itu dengan melewati jembatan melengkung yang terbuat dari kayu yang dibawahnya terdapat kolam ikan yang airnya jernih sekali, aku masih tidak tahu kenapa ia membawa ku ke tempat ini, bagus sekali.

Ditempat ini terdapat rumah Hobbit yang berada dibawah gundukan rerumputan hijau, diatas atapnya terdapat pohon kecil yang lebat seperti menyerupai cerobong asap, aku tidak tahu itu bisa dimasuki atau tidak karena pintunya kecil sekali dan sudah pasti harus menunduk jika ingin masuk.

Hanya Padam Tidak PudarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang