Maktsukawa I || Study

561 78 22
                                    

Req by [Ym_Yp13] ー boleh tuh diliat akunya ada cerita iwachan~~

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Menjadi anak pintar itu...

Menurut [Name] sungguh menyebalkan. Menjadi seseorang yang selalu masuk peringkat atas juga salah satu anak kesayangan guru itu tidak mudah.

Selain belajar dengan giat, [Name] harus menjaga sikapnya di depan umum, juga harus bersabar dengan perlakuan orang-orang disekitarnya.

Bahkan tidak sedikit orang yang mendekati [Name] hanya untuk cari muka atau menggunakan otaknya. Benar-benar menyebalkan.

Apalagi dia sudah menginjak kelas 3. Yang artinya semakin banyak tugas dan ulangan. Semakin banyak juga orang yang datang menghampiri nya untuk meminjam catatan, meminta jawaban, atau memintanya menjadi tutor mereka.

Yang terakhir itu benar-benar merepotkan. Tapi untung saja [Name] selalu bisa menolak permintaan mereka―meskipun cukup susah menolak mereka dengan cara yang halus.

Besok, kelas [Name] akan mengadakan kuis yang kata gurunya akan mempengaruhi nilai akhir mereka sehingga saat ini keadaan kelas sangat ribut membicarakan tentang kuis besok.

[Name] tahu ia akan dihampiri oleh teman sekelasanya nanti. Jadi ia berencana pergi ke perpustakaan segera setelah bel pulang berbunyi―Yang tidak akan lama lagi berbunyi.

Kringgg!!!

Itu adalah sinyal untuk [Name] agar segera pergi dari ruangan kelasnya. Ia sudah membereskan barang-barangnya sedari tadi. Dan untungnya [Name] duduk di bangku belakang dekat pintu yang memudahkan nya untuk kabur.

[Name] berlalu kecil setelah melewati pintu kelasnya dan pergi menuju ruang perpustakaan. Tapi saat baru setengah jalan, ia merasa ada yang menarik pergelangan tanganya dari belakang.

"Tunggu [Last Name]-san."

Itu suara laki-laki. [Name] sepertinya merasa familiar dengan suara tersebut. Dan benar saja, setelah berbalik ia mendapatkan sosok pria berambut hitam yang sudah biasa ia lihat sehari-hari nya.

Matsukawa Issei, teman sekelas [Name] yang duduk tepat di samping kanannya. Matsukawa itu salah satu anggota inti tim Voli sekolahnya, hanya itu yang [Name] tahu.

[Name] sedikit terkejut saat Matsukawa tiba-tiba menahan pergelangan tanganya. Karena [Name] ingat mereka jarang mengobrol di sekolah. Paling hanya sekedar bertukar sapa di pagi hari.

"Anoo [Last Name]-san. Aku tahu kamu memang tidak biasanya menerima permintaan semacam ini." Ucapnya ragu. "Tapi, apa kamu bisa menjadi tutorku untuk hari ini saja?"

Ini lagi, [Name] hanya menatap pria di hadapan nya ini dengan wajah datar sehingga membuatnya semakin gugup.

"Kamu sudah tahu aku tidak menerima menjadi tutor. Lalu kenapa kamu masih bertanya?" Jawab [Name] ketus.

"Mungkin saja kamu akan menjawab iya. Lagipula hanya sekitar 1 jam saja." Tawarnya.

Matsukawa mendengus pasrah. Ia tahu bahwa permintaan nya ini akan ditolak. Harusnya dia memang tidak berharap pada [Name] sejak awal.

"Baiklah."

Matsukawa terkejut. Pasalnya bukan ia yang mengatakan kata-kata itu, tetapi [Name]. [Name] sendiri juga terkejut dengan apa yang baru saja ia katakan. Kenapa dia bisa-bisanya mengiyalan menjadi tutor seseorang.

FLY HIGHKYUUー!! || ONESHOTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang