06 : masa lalu rose

611 89 0
                                    

~Definitely Dear~

Rose melangkahkan kakinya perlahan, ia nampak anggun saat hembusan angin menyerang wajahnya tanpa permisi. Rambut cokelat yang terurai rapi kini terlihat sedikit berantakan akibat ulah angin tadi.

Rose terus berjalan menyusuri aspal yang akan membawanya ke sebuah apotik diseberang jalan, ia tak menghiraukan angin kencang dan sinar matahari yang menyirat ke arah wajahnya. Berkali-kali ia melindungi wajahnya dengan tangan. Cuaca sekarang memang sulit sekali ditebak, pagi tadi awan terlihat mendung dan saat menjelang siang kenapa mataharinya tiba-tiba begitu terik? Ia bahkan terlihat gerah karena jas kerja yang ia pakai saat ini.

Disisi lain, seorang pria yang dari tadi sibuk memainkan ponselnya kini tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Rose. Dia terus menatapnya tanpa henti, semakin ditatap, hatinya semakin yakin kalau orang itulah yang selama ini ia cari. Senyumnya pun turut mengambang ketika melihat tingkah gadis itu dari seberang sini. Tanpa pamrih ia segera menyusul Rose, ingin segera menyalurkan rasa rindu yang sudah ditampung bertahun-tahun lamanya.

"Hey!!" Rose memekik kala seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Apa-apaan!?

"Roseanne Park..ini aku," ucap orang itu pelan, suaranya terdengar sangat familiar, belum melihat wajahnya, Rose rasanya sudah bisa menebak siapa pemilik suara ini.

'Ji-jimin?..ini kau?' batinnya diiringi perasaan aneh yang tiba-tiba menjalar hebat dihatinya.

Rose berusaha melerai pelukan pria ini. Sangat salah jika ia menerima dan membalas pelukannya.

"Kau bekerja disini? Ah, kalau begitu apa harus aku memanggilmu Dr.Rose? Begitu?"

"Jimin aku sibuk." Rose menjauh, ia tampak menghindar. Sungguh ia tidak ingin terjebak dalam situasi ini.

"Aku merindukanmu, apa kau tidak merindukanku!?" Jimin berucap dengan keras.

"Aku membencimu Jimin, hanya itu!" sahut Rose dengan nada bentakan. Sungguh! Ia tak peduli lagi dengan orang-orang yang kini memperhatikan mereka.

Jimin tersenyum miring, setelah sekian lama akhirnya ia kembali berjumpa dengan orang yang selama ini memenuhi hati dan pikirannya, ya dia Rose, kekasihnya.

Kira-kira sudah berapa lama mereka tak saling sapa? Gadis ini sudah banyak berubah, penampilannya yang kian semakin cantik, rambut yang dulu selalu dikepang kini dibiarkan terurai, dan yang paling penting Rose sudah berani membentaknya sekarang? Menarik.

"Aku sangat sibuk, aku permisi." Rose kembali menjauh.

Jimin meraih lengan Rose yang menjauh, membuat langkah gadis itu otomatis terhenti. Kemudian Jimin menariknya dengan sangat lembut hingga berhasil membawa Rose ke dalam dekapannya. Jimin benar-benar merindukan orang ini, ia sangat mencintai Rose. Ia tidak ingin kehilangan orang yang paling dia sayang, lagi.

"Aku benar-benar mencintaimu Rose-ah, aku yakin kau juga masih belum bisa melupakanku secepat ini," ucapnya.

"Tiga tahun Jimin!! Jelas itu bukan waktu yang singkat!!" Rose membentak, ia memberontak dan matanya berbinar.

"Maafkan aku Rose."

"Maaf?" Rose menoleh.

Jimin tampak menghela nafas, "Aku dan keluargaku mengasingkan diri keluar negeri. Kami menyembunyikan identitas kami selama tiga tahun terakhir ini. Ayahku ditipu, perusahaannya ditutup hingga aku benar-benar harus memilih keselamatan keluargaku. Rose, maaf," ucapnya lirih.

Rose refleks menutup keduanya pelupuk matanya, bersamaan dengan butiran kristal bening yang mengalir deras tanpa izinnya. "Kenapa? Setidaknya beritahu saja aku agar aku tidak banyak melakukan hal gila! Apa kau tahu bagaimana perasaan ku saat itu?! Apa kau tau rasanya hampir kehilangan seluruh hidupku hanya karena dirimu!!? Park Jimin!!"

Rose tetap memberontak, melepas pelukannya dari pria ini. Ia tidak menyalahkan Jimin. Ini bukan sepenuhnya bukan kesalahan pria itu, hanya saja, kenapa mereka harus bertemu lagi? Disaat keadaannya sudah seperti ini? Rose takut, ia tak siap jika harus membuat pria ini terluka karenanya.

Apa lebih baik jika ia kembali pada Jimin? Ah itu! Rose menggeleng dengan cepat. Itu tidak mungkin! Sampai kapanpun ia tak akan pernah melakukan itu.

Rose bukan lagi orang yang bebas mencintai siapapun. Ia adalah Nyonya di rumah Chanyeol. Ya, dia istri sah dari seorang CEO yang bisa dibilang begitu sukses meniti karirnya di usia muda. Kira-kira siapa yang tidak tahu suaminya itu? Siapa yang tidak kenal Park Chanyeol? Seorang lelaki mapan yang berasal dari keluarga terpandang, semua orang memuji dan iri dengan takdirnya yang begitu mulus. Tapi percayalah, bukan karena itu Rose tidak ingin meninggalkan Chanyeol. Ada alasan lain yang jauh lebih berharga, dari itu.

_____

Sore ini, Chanyeol nampak duduk di atas sofa. Tangannya mencengkram meja kasar, pikirannya kacau, benar-benar kacau! Chanyeol kemudian menunduk, ia tenggelamkan wajah di lipatan tangannya. Segalut penyesalan dan rasa bersalah sedang mendominasi hatinya, bagaimana bisa ia kembali membuat Jisoo menangis? Bagaimana dan apa yang akan terjadi setelah ini?

"Arghhhh!!" Chanyeol menjambak rambutnya sendiri, ia tak peduli pada apapun lagi, pikirannya sekarang benar-benar kacau. Ia bahkan tidak memperdulikan saat pintu kamarnya terbuka. Memapangkan sesosok Rose yang sontak membulatkan matanya kaget melihat kondisi dirinya.

Ya. Seperti mengulang kejadian yang sama. Rose mengingat dimana pria ini juga pernah dalam keadaan seperti ini saat hari kematian Ayahnya.

"Masalah tidak akan selesai, jika emosi dan amarah masih mendominasi pikiranmu, Chanyeol." Rose mendekat. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

TBC!!

PARK JIMIN (Bts)

__________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________________________________

Jangan pada ngumpat ya kalian, vote dulu🤭

Definitely Dear  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang