03 : berkencan

787 116 11
                                    

~Definitely Dear~


"Setelah keadaannya membaik. Akan ku urus perceraian kita."

Rose menghela nafas, entahlah hatinya sesak, rasanya ingin protes, tapi untuk apa? Pernikahan ini memang tak seharusnya terjadi. Jadi, biarkan saja, ikuti saja alurnya.

"Aku pergi." Rose masih dengan perasaan sesaknya perlahan keluar meninggalkan Chanyeol, dia akan pergi dari sini. Entahlah ini sudah larut dan ia akan pergi kemana, yang pasti jangan bersama pria yang sudah menyakiti perasaannya ini.

Chanyeol melirik Rose yang perlahan menjauh. Ia sedikit tak tega sebenarnya, tetapi ego lebih menguasai hatinya. Hingga dengan tenangnya dia membiarkan saja istrinya yang pergi entah kemana, tanpa berusaha melerai sebelum semuanya terlambat.

_____


"Hikss!"

Isakannya tertahan, rasa sakit dan sesak menghimpitnya disaat bersamaan. Disaat-saat seperti ini Rose berpikir, apa semua laki-laki di dunia ini sama? Apa mereka diciptakan hanya untuk menyakiti wanita?

Ya. Bukan tanpa alasan Rose beropini seperti itu. Sejujurnya ia masih trauma jika harus terluka karena cinta dan seorang pria.

Gerimis perlahan turun, Rose yang menyadari turunnya hujan pun segera menepi kesebuah halte untuk berteduh.

Rose merengkuh kedua lututnya menahan dingin. Bukan lagi gerimis, kini hujan deras mengguyur seluruh permukaan kota malam ini. Disebuah halte yang sangat minim pencahayaan, derasnya hujan serta suasana sepi jalanan menambah kesan 'kasihan' untuk dirinya sendiri.

Rose meringis, parahnya lagi ia lupa membawa handphone hingga tidak bisa menghubungi siapapun, terpaksa Rose harus menunggu hujan yang tak ada sama sekali tanda-tanda untuk mereda ini.

Beberapa saat kemudian terdengar suara klakson nyaring yang membuatnya mengangkat pandangan untuk melihat siapa kiranya yang datang ditengah hujan deras seperti ini.

Matanya menangkap objek seorang pria yang menghampirinya. Ia mendengus membuang muka. Ya, pria ini lagi! Suaminya! Ralat, dia Park Chanyeol yang mungkin sebentar lagi akan jadi mantan suaminya.

Chanyeol mendekat, ia melepas jasnya kemudian memakaikannya untuk melapisi atasan yang Rose kenakan. "Ayo pulang. Kau akan kedinginan jika disini," ucapnya tanpa berbasa-basi.

"Tidak."

"Tunggu, apa kau menangis?"

"Aku tidak menangis."

"Ayo pulang. Kau bisa sakit."

"Aku ingin sakit."

"Oh, kalau begitu sakit lah"

Rose melirik Chanyeol lalu mendengus tak suka. Kenapa pria ini menjemputnya sekarang?

"Rose dengarkan aku, kau tidak boleh sakit. Bagaimana dengan hari kelulusan yang paling kau nantikan?"

"Aishh! Katakan kenapa kau kesini? Kenapa kau peduli?!" Rose sedikit menaikkan nada bicaranya. Entah kenapa ia kesal dengan pria ini.

"Aku suamimu," sahut Chanyeol cepat.

Cih. Suami apanya? Rose memutar pandangannya ke sembarang arah. "Kupikir itu tidak berlaku lagi!"

Definitely Dear  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang