20 : maaf, rose

775 83 15
                                    

~Definitely Dear~

Chanyeol bersandar di balik pintu kayu yang tertutup rapat. Ia tak menghiraukan Soobin yang sedari tadi terus memperhatikannya. Entah apa yang Soobin pikirkan tentangnya, biar Soobin menganggap dirinya sebagai pecundang sekalipun ia tak masalah. Karena ia tak peduli pada apapun lagi.

Ia hanya ingin satu hal, Rose harus tau semuanya dengan jelas. Walaupun sangat kecil harapan untuk itu, Chanyeol harus berusaha.

"Nunaa! Aku ada janji ke rumah Yeonjun. Aku permisi," ucap Soobin sedikit berteriak berharap Rose mendengarnya, ia melangkah hingga sampai dihadapan Chanyeol, "Hyung, aku permisi," ucapnya juga pada Chanyeol. Soobin segera bergegas meninggalkan rumah ini, ia tahu betul harusnya ia tak menggangu dua orang yang sedang bermasalah itu. Ia meninggalkan keduanya, bermaksud memberikan privasi agar mereka dapat menyelesaikan masalah mereka.

"Rose, tolong dengarkan aku.. setidaknya beri aku waktu untuk menjelaskan," lirih Chanyeol sesaat sesudah Soobin menghilang dari balik pintu, ia sungguh menyesali perbuatannya sekarang.

"Apa lagi yang harus aku dengar? Semuanya sudah jelas, aku ingin istirahat Chanyeol, pergilah." Rose menyahut dari dalam, hatinya sesak, tapi ia harus bagaimana? Ia sudah terlanjur kecewa dengan pria itu.

Kembali terjadi keheningan.

"Aku akan pulang," ucap Chanyeol pada akhirnya.

"Baguslah," acuh Rose.

"Tapi setelah perasaan bersalah ku berkurang, Rose..izinkan aku melihat wajahmu sekali saja, itu saja sudah cukup," pinta Chanyeol melemah, ia berdiri lalu memegangi gagang pintu kamar itu untuk dibuka, tapi sia-sia. Sudah jelas Rose menguncinya dari dalam. "Rose-ah," panggilnya sekali lagi.

Tidak ada pilihan, setelah beberapa menit berpikir akhirnya Rose membukakan pintu. Buru-buru Chanyeol masuk ke kamar itu. Ia melemas, walau berdiri tegap kepalanya ia tundukkan sebagai tanda penyesalan dan permintaan maafnya. "Maaf Rose, aku membuatmu kecewa," ucapnya sebagai permulaan. Dan Rose tidak menatapnya sama sekali.

"Aku yang salah karena tidak memutuskan sejak awal, maafkan aku, aku harusnya memutuskan hubunganku dengannya karena aku sudah menikahi mu. Aku menyesal, aku salah dan meminta maaf."

Rose masih tak menatap Chanyeol. Andai saja! Andai saja begitu, semuanya akan baik-baik saja dan tidak akan jadi seperti ini. Chanyeol perlahan menatap Rose, dilihatnya istrinya itu tengah berkaca-kaca, disusul dengan keluarnya air mata itu akibat ulahnya.

Chanyeol memang tidak bisa membiarkan seseorang yang ia sayang menangis karena ulahnya bukan? Dengan sigap Chanyeol menghapus air mata istrinya yang mulai mengalir. Rose hanya diam saat Chanyeol tiba-tiba memeluknya dengan erat, tangisnya pecah. Semakin dekat rasanya semakin sesak, apa yang harus dilakukannya sekarang?

"Maafkan aku, dan aku sungguh-sungguh mencintaimu Rose, kau percaya kan?"

"Hikss, aku akan mengajukan perceraian besok," putus Rose diiringi isakan tangisnya.

"Beri aku kesempatan terakhir, aku akan mencintaimu dengan tulus, Rose-ah,"

"Tidak ada kesempatan."

"Tidak Rose, aku tidak ingin bercerai. Aku mencintaimu, kau juga mencintaiku kan? Rose ku mohon, jangan seperti ini."

"Tapi Jisoo--hikss! Aku tidak mungkin membiarkan anaknya lahir tanpa seorang ayah, hikss."

Chanyeol melepaskan pelukannya, ditatapnya lekat Rose yang masih sesegukan. "Kau harus percaya Rose, itu bukan anakku. Jisoo mengkhianati ku dengan pria lain, dan aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengannya Rose, kumohon pertimbangkan lagi," ujarnya memohon sambil mengusap punggung tangan istrinya dengan lembut.

Definitely Dear  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang