~Definitely Dear~
"Masalah tidak akan selesai, jika emosi dan amarah masih mendominasi pikiranmu, Chanyeol."
Alunan suara lembut itu kemudian berhasil membuat Chanyeol menoleh, ia menatap sayu istrinya yang baru saja datang. Memang, apa yang dikatakan Rose ada benarnya juga, tapi ia tidak bisa.
Rose mendekat. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"
Chanyeol tak bergeming, ia tak ingat sepenuhnya. Ya, jelas ini faktor dari minuman sejenis alkohol yang dikonsumsinya hingga mabuk tadi malam.
Rose masih memperhatikan Chanyeol, beberapa detik kemudian tatapannya beralih ke nakas di samping ranjang, makanan yang ia bawa pagi tadi sama sekali belum disentuh?
"Belum makan, Chan?" Rose membuka sedikit mulutnya, kepalanya masih senantiasa menggeleng tak percaya.
"Aku tidak lapar."
"Bagaimanapun keadaannya, kau harus tetap makan. Akan ku ambilkan yang baru, makanan ini sudah hampir basi." Rose mulai melangkah menghampiri nakas tersebut.
"Tidak perlu Rose, aku tidak akan makan," sahut Chanyeol.
Helaan nafas panjang kembali terdengar dari mulutnya, Rose bahkan tak bisa menebak apa yang ada di dalam otak pria ini, kenapa bisa dia begitu keras kepala!
Memilih untuk tetap melangkah dan tak menghiraukan ucapan dari pria ini, Rose dengan cepat melangkahkan kakinya, tapi sebelum itu Chanyeol lebih dulu menahannya.
Atensi Rose kembali teralihkan, ia kemudian menatap pria itu lekat. "Kau perlu makan. Untuk lanjut menghancurkan barang-barang, itu jelas butuh tenaga," lanjutnya diiringi helaan nafas.
Chanyeol menariknya dengan kasar untuk menghentikan, Rose terkejut dengan perlakuan seperti ini, kakinya hampir terkilir.
"Rosee!" Chanyeol dengan sigap menahan punggung gadis itu agar tidak terjatuh.
Brukh!
Terlambat. Rose sudah jatuh, jatuh bersama dengan pria ini. Sungguh tarikan nya tadi begitu kuat, Rose tak mampu menahan keseimbangannya, Chanyeol yang berusaha membantunya pun ikut terkilir hingga kedua tubuh mereka melekat, jatuh bersamaan dengan posisi yang sama sekali tidak pernah terbayang di benak mereka.
"Ya Tuhan! Kenapa suasananya jadi seperti ini?"
Kedua manik mata itu saling bertemu, terjadilah tatapan kontak dalam beberapa detik. Jantung mereka sama-sama berpacu cepat, terlebih untuk Rose, ia yakin! Sangat yakin kalau Chanyeol bisa ikut merasakan detak jantungnya yang sangat kencang sekarang.
Mereka memang sudah lama menikah. Tapi ayolah, hubungan rumah tangga mereka tak sejalan dengan sebagaimana mestinya. Mereka bahkan tidur dikamar terpisah, bayangkan.
Chanyeol bangkit berdiri, ia membenarkan bajunya yang sedikit berantakan. "Maaf, aku-"
Rose mengangguk dengan cepat, "a-ku keluar sekarang.." Dengan sigap, tangannya mengambil piring yang sedari tadi menjadi tujuannya melangkah kesini. Setelah itu ia bergegas keluar, bagaimanapun ia harus meninggalkan kamar ini secepatnya. Entahlah, bahkan untuk melihat wajah pria ini, rasanya ia tak sanggup lagi.
_____
Hampir lima belas menit, Rose yang masih beradu dengan pikirannya dalam diam. Maniknya menatap sepiring nasi lengkap dengan isiannya yang rencananya akan ia berikan pada Chanyeol. Tapi, ia menghela nafasnya berat, sangat berat..setelah kejadian tadi, kenapa rasanya begitu gugup hanya untuk kembali ke kamar pria itu?Rose menggeleng pelan "Sudahlah Rose, lupakan!" rutuknya dalam hati sambil mulai berjalan.
"Nyonyaa.." Rose tersentak, saat ia mulai melangkah seseorang mengagetkannya, untung saja makanan yang ia bawa ini tidak jatuh. Jang Geum sepertinya punya kebiasaan baru sekarang, kenapa belakangan ini ia sering sekali membuatnya terkejut. "Ada apa, Ahjumma?"
Rose menyatukan alisnya, ia membalikkan badannya dan menatap lebih tajam Jang Geum yang tiba-tiba muncul dibelakangnya dengan ekspresi yang begitu sulit diartikan.
"Nyonya, lihatlah ke pintu depan. Ada seorang pria yang mengaku-ngaku sebagai kekasih Nyonyaa, kami sudah berusaha melerainya, tapi-" Jang Geum menghentikan ucapannya, ia ikut menatap Rose cemas.
Sementara Rose tersentak kaget, siapa? Kekasihnya? Ia yakin tak salah dengar. Hal ini lantas membuat hatinya meneka-neka banyak hal. "Jimin? Itu pasti Jimin!" Itu yang pertama kali Rose pikirkan, memang siapa lagi selain pria itu?
Tapi tunggu, siapa yang memberitahu Jimin kalau dia tinggal disini? Rose sesekali melirik ke arah pintu, tubuhnya mulai gemetar. Apa Jimin membuntutinya tadi? Kecemasannya semakin menjadi, ia takut hal yang tidak diinginkan akan terjadi, apalagi saat Jimin menemukan Chanyeol nantinya. Rose tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, dia refleks memejamkan matanya, mengambil banyak nafas untuk menenangkan pikirannya.
"Tenang Rose..itu pasti bukan Jimin, dan kalaupun itu dia, semuanya akan baik-baik saja.."
"A-pa perlu ku panggil security untuk mengusir pria itu dari sini, Nyonya?" Jang Geum bisa melihat dengan jelas kecemasan yang tergambar di mimik wajah Rose, ia tidak tahu sepenuhnya tapi sepertinya memang ada 'masalah' di antara Rose dan pria itu.
Rose menggeleng, sekilas ia mencuri pandangan ke arah pintu kamar Chanyeol. Mungkin tidak ada salahnya jika ia menemui orang itu. Setelah bertemu, ia bisa langsung mengusirnya agar cepat-cepat pergi dari sini.
"Ahjumma," panggilnya pada Jang Geum. "Bisa kau antarkan makanan ini untuk Chanyeol?"
"Tentu Nyonya."
Rose tersenyum, "Pastikan dia tidak keluar kamarnya sebelum aku kembali."
TBC!!
____________________________________________
Ciee yg baca tapi ga nge'vote
👁👄👁
KAMU SEDANG MEMBACA
Definitely Dear ✔
ФанфикNyatanya, tak ada satupun orang di dunia ini yang dapat menebak masa depan, kan? Siapa yang tau kalau mereka yang menikah atas dasar kesepakatan itu saling mencinta? Dan tentunya ini bukanlah masalah. Tapi bagaimana jika masa lalu keduanya ikut berm...