Dear Senja (6)

49 38 38
                                    

6. Anak baru

Senja melangkah kan kaki dengan sedikit cepat melewati koridor sekolah yang sudah ramai dipenuhi oleh para siswa SMA Admajaya.

Hari ini Senja bangun kesiangan, keadaan sekolah sudah ramai, anak-anak SMA Admajaya sudah berdatangan semua, untung saja Senja anak dari kepala sekolah, dan anak-anak takut kepada papanya apalagi guru-guru.

Melewati kelas 12 IPS A kelasnya Rain membuat Senja sesekali memejamkan matanya untuk melewati para anak-anak Basket yang selalu berkumpul di depan kelas 12 IPS A, Senja mengumpulkan keberanian nya untuk melintasi kelas itu.

Senja melangkahkan kakinya perlahan demi perlahan, mata anak-anak Basket memandang nya membuat nya semakin malu dan rasa ingin mengurungkan niatnya semakin dalam, namun waktu sudah memaksanya untuk segera pergi ke kelas nya.

"Bismillahirrahmanirrahim" Senja berdoa di perjalanan nya melewati kelas 12 IPS A.

Mata Rain tertuju pada seorang gadis dengan bandana rajut yang menghiasi rambut nya yang tergerai indah, rok selutut dan pakaian rapi membuat keanggunan Senja semakin terpancar.

Bagai terhipnotis, Rain memandang nya tidak berkata apa-apa lagi, matanya hanya tertuju pada Senja.

"Broo, mangsa lu noh" Ujar Laskar.

Rain tersenyum miring. "Santai Las, tunggu aja waktu mainnya, orang ganteng kayak gua gak mungkin gak bisa dapetin cewek gila kayak Senja" Ucap Rain.

Senja berada tepat di depan anak-anak Basket berkumpul, Senja sangat malu namun apa boleh buat hanya ini jalan satu-satunya untuk menuju ke kelas nya.

Awalnya Senja berjalan seperti tidak menghiraukan apapun namun tatapan seseorang membuat matanya beralih arah pandang.

"Hati-hati, jangan liatin mulu ntar suka!" Laut menyindir Senja membuat para anak-anak Basket menertawakan Senja.

Segera Senja mengarahkan pandangannya ke depan. "Apa sih Lo! Gak jelas!" Sebenarnya Senja sangat malu dengan ucapan Laut, sungguh laut keterlaluan.

Senja melanjutkan langkahnya, namun langkah nya terhenti lagi karena seseorang yang menarik tangannya. "Sen, maaf untuk yang kemaren" Tidak lain dan tidak bukan ia adalah Rain.

Senja menepis tangan Rain. "Apaan sih gak usah pegang-pegang".

"Jual mahal banget sih neng guelis" Ucap Laskar.

Senja mencubit pinggang sepupunya itu dengan sangat kuat.

"Aww, sakit bangsat! Kasar banget sih lu" Rintis Laskar.

Senja membuang pandangannya. "Sen, gua minta maaf buat yang kemaren" Rain tidak hentinya meminta maaf kepada gadis didepannya ini.

Senja mengangguk pelan. "Iya, gua udah maafin!" Sebenarnya ia masih sakit hati namun sudahlah tidak guna menyimpan dendam.

Rain memberikan senyum manis nya kepada gadis itu, membuat hati Senja bertingkah tidak karuan.

Kenapa semanis ini? Senyuman yang di berikan Rain sangat manis hingga Senja tidak dapat melupakannya.

"Sen! Papa Lo hari ini gak rapat lagi?" Tanya Laskar membuat lamunan gadis itu tersadar.

Senja menggeleng cepat. "Kagak ada" Jawab senja dengan wajah bingung.

Dear Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang