Dear Senja (19)

35 11 6
                                    

19. My Senja

Senja berdiri tegak di depan pintu kamar Rain yang terbuka lebar. Rain terlihat masih terbaring namun keadaan nya sudah mulai membaik.

Senja menghela nafas panjang menatap kekasihnya itu dengan teduh. "Sakit aja Rain ganteng" tanpa sengaja Senja mengatakan nya namun tidak terdengar oleh Rain.

"Sen"

Senja memandang Rain yang memanggil namanya dengan lantang, senja menghampiri Rain.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Senja.

Rain menggeleng cepat. "Enggak sayang, aku cuma mau pulang aku capek di sini" mata Rain memang memancar kan kelelahan nya.

Senja memijit pelipisnya. "Emang nya udah izin?" Tanya Senja.

Rain menggeleng cepat. "Kamu kasih tau bunda aja sana, bilang sama bunda ayang bebeb kamu ini mau pulang" Rain menyengir.

"Bentar"

Senja keluar dari kamar Rain mencari keberadaan bunda nya Rain.

Tidak menunggu waktu lama, Senja kembali memasuki kamar Rain namun sekarang Senja bersama dengan bunda nya Rain.

"Mau pulang nak?" Tanya bunda.

Rain mengangguk pelan. "Iya, mau banget ma, rain juga mau jalan-jalan lagi sama dia" pandangan mata Rain tertuju pada Senja.

Senja mengulum senyumnya. "Makanya gak usah ngebut kalo pake motor kan jadi gak bisa jalan-jalan lagi, aku jalan nya sama Barat aja" Senja sengaja menyebutkan nama Barat karena Senja tau Rain pasti cemburu.

Wajah Rain berubah datar. "Gak! Jangan jalan sama siapa-siapa apalagi Barat! Kamu cuma boleh jalan sama aku" tekan Rain dengan cepat.

Senja tersenyum simpul. "Tapi aku tetep mau"

"Bunda liat Senja mau selingkuh!" Rain merengek seperti anak kecil yang kehilangan permen nya.

Bunda menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dasar anak muda!"

"Sen" wajah Rain berubah, ia memanyunkan bibirnya.

Senja mengerut kan keningnya. "Apa sayang?"

"Jangan jalan sama Barat ya" Rain sungguh manja.

Senja tertawa kecil. "Enggak, aku cuma becanda tadi"

Rain menarik nafas lega. "Alhamdulillah ya Allah engkau jauhkan pacar hamba dari godaan setan"

Senja memukul lengan Rain. "Apa sih? Jangan gitu dong!" Senja tidak terima.

Rain terkekeh geli. "Aku mau pulang sayang" ujar Rain.

Senja hanya berdehem mendengar ucapan Rain.

"Kata dokter sudah bisa pulang asal jangan terlalu suka kecapean aja ya" suara dari seseorang yang baru saja masuk ke pintu kamar Rain, tidak lain lagi adalah bunda nya Rain.

Rain tersenyum lebar. "Akhirnya pulang!" Seru Rain

*****

Perjalanan pulang ke rumah Rain cukup jauh dari rumah sakit. Senja senang baru kali ini ia bertamu ke rumah Rain.

"Tante, apa kita gak belanja dulu nanti rumah Tante kita masak mau gak?" Mata Senja berbinar-binar mengharapkan agar bunda nya Rain mengiyakan permintaan nya.

Akhirnya bunda mengangguk pelan. "Baik sayang, silahkan hentikan mobil nya di pasar sayur mas" bunda mengatai supirnya.

Mobil berhenti di pasar sayur yang ramai sekali di pelanggan nya. Senja mengambil tas nya dan langsung pergi memasuki area pasar yang tengah ramai.

Dear Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang