Dear Senja (3)

79 40 38
                                    


3. Perjuangan kedua

Minggu pagi suasana sangat dingin, kicauan burung yang sangat merdu ditelinga membuat rasa hati ini damai seketika.

Senja memberi makan kepada burung-burung peliharaan papanya dengan senyuman yang sangat manis terukir di bibir indahnya.

Senyuman itu sebenarnya untuk siapa senja? Untuk dia yang akan menjadi kekasih mu kelak? Kau sangat cantik sekali sama seperti Author wkwkkw becanda.

Meskipun Senja baru bangun tidur namun wajahnya tidak sedikitpun membuang kecantikan nya. Tetap saja wajah natural tanpa make up sedikit pun membuat wajahnya sangat anggun apalagi jika menggunakan make up? Tidak terbayangkan bagaimana cantiknya Senja.

Kala dingin suasana di pagi hari Senja melihat seseorang datang dihadapan nya dengan membawa makanan di sebuah kantong kresek putih.

Senja menatap nya dengan tatapan sendu, siapa kah dia? Dia adalah Rain yang datang untuk menyapa pagi hari Senja.

Senja terheran dengan kedatangan Rain di pagi buta seperti ini, mimpi apa cowok ini sampai datang ke rumahnya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Senja yang menatap cowok didepannya.

Rain berdiri tegak tangan kanan nya memegang makanan di kantong kresek putih.

"Gua cuma mau bilang" Rain menggantungkan jawabannya.

"Selamat pagi"

Senja tertawa kecil mendengar ucapan dari cowok didepannya.

Rasa ingin bertanya muncul dibenak nya namun tidak juga kunjung tersampaikan kepada Rain atas sikap dan perlakuan Rain terhadap nya dari kemarin.

Rain berdecak kesal. "Kok Lo ketawa sih? Emang gua lagi ngelawak? Gua kan nyapa ko seharusnya Lo jawab sapaan gua" Rain sangat kesal dengan tanggapan Senja terhadap sapaan nya.

Batin Rain berkata. "Kalau saja bukan untuk memenangkan taruhan gua gak akan pergi pagi-pagi begini kesini, dan seharusnya gua masih berselimut dan tertidur pulas dengan memeluk guling"

Senja mengulum senyumnya. "Iya pagi juga" Ujar Senja.

Rain memandang rumah Senja seperti ingin bertanya namun tidak tersampaikan.

"Kenapa?" Senja yang merasa Rain memandang rumahnya bertanya.

Rain duduk disebelah Senja. "Mama sama papa mana?" Tanya Rain.

Senja terdiam lama menyaring ucapan Rain dengan seksama, jika dirinya baper bisa bahaya.

"Sen" Rain melambaikan tangannya didepan wajah Senja.

Senja tersadar dari lamunannya. "Oh iya mama sama papa lagi sarapan di dalem" Jawab Senja.

Rain mengangguk paham dengan ucapan Senja kepadanya, Senja masih sibuk memberi makan burung-burung milik papanya yang dipelihara sudah tiga tahun ini.

"Burungnya cantik dan indah" Ucap Rain, Senja memandang nya.

Senja menangkap satu burung itu dan memperlihatkan nya pada Rain. "Ini namanya Jelika usianya sudah dua tahun tiga bulan" Kata senja sambil mengelus-elus sayap burung itu.

Dear Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang